Part 9

360 26 0
                                    

Enjoy the story..

Zoya pov.

Sejak hari dimana aku dan kak zio melakukan hal itu.
Maksudku melakukan hubungan itu bersamanya.
Setelah permainan panas itu terjadi, mendadak alisia mengajak kak zio pergi ke luar negri hanya berdua.
Ya hanya berdua. Alisia melarangku untuk ikut bersama mereka.
Dan hingga saat ini mereka berdua tak kunjung pulang. Sudah lebih dari 2 minggu mereka disana tanpa memberiku kabar barang beberapa saat saja.
Beberapa kali aku menghubungi kak zio untuk menanyakan kabarnya, tapi berulang kali pula bukannya kak zio yang mengangkat melainkan alisia.
Dia selalu saja mengatakan kalau mereka sedang sibuk dan tak ingin diganggu apalagi olehku.
Kenapa ia seperti itu padaku?
Aku kan hanya merindukan kak zio saja.
Memangnya salah seorang istri merindukan suaminya.
Untung saja bik santi sudah kembali ke rumah ini, jika tidak mungkin aku lebih memilih pulang ke rumah ibu dari pada sendirian dirumah sebesar ini.

"non... Makan dulu sarapannya...
Biar gak terlambat sekolah...!"
Perkataan bik santi membuatku tersadar dari lamunanku.

Aku tersenyum menatapnya yang juga tersenyum lebar ke arahku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tersenyum menatapnya yang juga tersenyum lebar ke arahku.
Aku segera memakan sayur sop dan ayam goreng buatan bik santi. Semenjak bik santi kembali ke rumah ini. Aku tak lagi memegang alat alat dapur.
Ia selalu membuatkanku apa yang kuinginkan. Tanpa terkecuali.

Saat aku mulai mengambil segelas susu vanila yang biasanya selalu kuminum saat sarapan, mendadak aku mual hanya mencium aromanya saja.
Aku tak jadi mengambil nya dan mendorongnya menjauhi ku sambil menutup hidungku.

"kenapa bau susu ini jadi kayak gini sih?
Bikin aku mual..."
Aku memutuskan menutup gelas itu kembali dan segera berangkat sekolah dengan diantar sopir yang baru 2 minggu lebih dipekerjakan kak zio untuk mengantarku kemanapun aku mau pergi.
Katanya ia tak ingin aku pergi sendirian.
Mengingat perhatiannya padaku membuatku jadi semakin ingin bertemu dengannya.

Aku memasuki gerbang sekolah saat jam diponselku menunjukkan angka 6.30 pagi.
Dea melambaikan tangannya padaku sambil tersenyum.
Hari ini adalah hari terakhir ujian try out kedua sekaligus try out terakhir sebelum ujian nasional yang akan dilaksanakan sebulan lagi.

"hey zoy...
Gimana? Udah siap dengan mapel match sama bahasa nya..?"
Dea mengamit lenganku begitu aku berada di dekatnya.
Anak ini. Dasar jones.
Maaf ya kawanku.

"kurasa sudah cukup siap...
Semoga saja apa yang ku pelajari tadi malam berguna.."
Dea berjalan beriringan denganku.
Entah mengapa rasanya tubuhku agak mulai kedinginan.

"eum.. Dea.."
Awalnya aku merasa tidak enak meminjam nya, tapi mau bagaimana lagi?
Dari pada aku tak jadi ikut ujian terakhir ini.

"ya...?"
Dea menoleh sambil tersenyum padaku.

"eum... Bolehkah aku meminjam jaketmu?
Aku merasa dingin...
Mungkin aku masuk angin karena mandi terlalu pagi tadi..."
Dea dengan senang hati melepas jaketnya dan memberikannya padaku.
Dia selalu baik padaku. Bahkan kadang ia membantuku dari pembullyan teman teman padaku.
Maklum aku dikenal sebagai gadis pekerja paruh waktu.

2Z Love Story (Zoya & Zio) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang