Part 7

412 35 0
                                    

Enjoy the story...

Zio pov.

Jam makan siang baru saja usai dan aku telah kembali ke ruangannku. Aku masih tak habis pikir.
Pagi ini seharusnya aku memasuki kantorku dengan kemarahan yang membara dan berkilat kilat tajam karena ulah alisia semalam. Tapi setelah mendengar ucapan zoya padaku saat mengantarnya ke sekolah tadi pagi, membuat hatiku justru merasa senang.
Meskipun aku pernah memperkosanya sampai ia masuk ke rumah sakit, tapi ia sama sekali ta menyimpan dendam padaku. Padahal ia bisa saja melenyapkanku dengan meracuniku atau menusukku saat malam tiba. Tapi ia begitu baik dan perduli padaku.
Bahkan ia tadi sempat memujiku tampan saat tersenyum.

Entah kenapa justru sebuah senyuman yang saat ini bertengger diwajahku saat ini.
Apakah aku mulai menyukai zoya yang ceria dan manis itu?
Sikapnya yang lugu dan sifat pemaafnya itu membuatku mulai terpesona akan inner beauty dalam dirinya.
Apalagi aku tadi sempat memergokinya hampir melepas handuk ditubuhnya. Handuk kecil itu hanya menutupi tubuh bagian atasnya dan juga separuh pahanya saja. Kulitnya berwarna putih dan halus. Tak ada setitikpun noda di leher, dada ataupun pahanya.
Padahal aku dulu pernah menelanjanginya, tapi aku sama sekali tak memperhatikan tubuhnya yang cukup indah saat dipandang. Bahkan kurasa lebih indah dibandingkan dengan milik alisia.

Tuk,
Aku memukulkan penaku ke dahiku.
Aku tak boleh memikirkan zoya terus. Aku kan mencintai alisia bukan dia.

"pikiran bodoh macam apa ini..?
Lebih baik aku memeriksa semua berkas yang bertumpuk ini.."
Kulihat beberapa buah berkas penting telah bertumpuk di sudut mejaku.

Saat aku melihat dan membaca berkas di mejaku, kulihat bayangan zoya tengah naked berdiri memunggungiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat aku melihat dan membaca berkas di mejaku, kulihat bayangan zoya tengah naked berdiri memunggungiku. Tubuhnya ramping, kulitnya berwarna putih dan halus.
Senyumannya sangat manis dan ia menggigit bibir bawahnya membuatku yang berada di dalam sini kegerahan melihat penampakan itu.

"astaga...
Pikiranku kacau sekali..."
Benar benar.
Perasaan resah ini membuatku susah konsentrasi pada berkas di mejaku.
Berulang kali aku berusaha membaca dan menelaah nya dengan teliti tapi bayangan zoya kembali muncul berulang ulang.

Pada akhirnya, aku memutuskan untuk membawa pulang semua berkas itu dan mengerjakannya dirumah saja. Pikiranku akan semakin kacau jika aku  masih terus membayangkannya.
Lagipula zoya pasti sudah pulang sekolah sekarang. Aku akan menjemputnya.

"shell..
Aku akan membaca dulu semua berkasnya lagi dan akan kutanda tangani besok...
Aku pulang dulu... Aku agak kurang enak badan..."
Aku pamit pada shelly, sekertarisku sebelum aku beranjak dari kantorku. Meskipun ini kantorku aku selalu menaati aturan yang kubuat sendiri. Jadi karyawanku semuanya juga patuh akan aturan yang ku berikan pada mereka.

"baik pak..."
Shelly berdiri dan membungkuk saat aku melewatinya.

Aku keluar dari kantorku dan segera menjemput zoya ke sekolahnya. Tepat saat mobilku berada di depan gerbang, suara bel berbunyi nyaring dan membuat semua murid mulai berhamburan keluar gerbang sekolah. Tepat sekali, bukan?
Aku keluar dari mobil dan bersandar di samping mobilku. Untungnya aku memarkir mobilku ditempat teduh kalau tidak aku pasti akan kepanasan. Aku menunggu zoya keluar gerbang sekolah.

2Z Love Story (Zoya & Zio) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang