Part 5

464 28 3
                                    

Enjoy the story..

Author pov.

Seorang pria paruh baya dengan kharisma yang sangat terhormat dan wajah yang bisa dibilang terlihat awet muda tengah menerima telepon dari tangan kanannya. Ketampanannya tak kunjung pudar meski anaknya telah berusia hampir kepala 3. Sedangkan dirinya mungkin hampir kepala 6 mungkin.

"baiklah uangnya akan segera kutransfer... Tapi kirimkan dulu gambar gadis muda itu... Aku ingin melihatnya..."
Ya dia adalah george abraham. Meski anaknya menyembunyikan apapun, ia.lasti akan segera mengetahuinya cepat atau lambat. Termasuk mengenai keguguran ke empat yang di alami alisia dan juga mengenai gadis muda yang di nikahi zio dan kini tinggal serumah dengan putranya dan istrinya.
Ia tahu segalanya.
Tentu saja uanglah yang bicara.

"sekarang sudah waktunya kudepak wanita murahan yang tidak berguna itu dati silsilah keluarga abraham, zio..."
George tengah bersiap siap. Ia ingin mengejutkan anak semata wayangnya yang telah kurang ajar hendak membohonginya.

"Dengan menikahi dan memiliki anak dari gadis itu yang pastinya akan ia alihkan dengan atas nama alisia, warisannya pasti akan aman dibahunya....?
Kau pikir ayahmu ini sebodoh dan selugu itu..?
Kau salah zio...
Kau salah.."
George memasuki lift perusahaannya untuk segera menuju ke rumah zio dan alisia di perumahan pusat kota.

Di rumah zio dan alisia, seorang gadis....
Ah bukan,
Seorang perempuan muda tengah termenung di depan sebuah jendela kamarnya.
Ia tengah menatap langit malam yang gelap namun menenangkan hatinya. Membuatnya nyaman berada disini. Sebab setiap malam ia bisa melihat bintang dan bulan yang sama yang selalu dilihat ibunya saat malam tiba.

Caira bening merembes melalui matanya jatuh turun ke pipi dan lehernya.

Hatinya masih saja merasa nelangsa saat melihat gadis gadis seusianya tengah berjalan jalan bersama teman se geng mereka sambil tertawa, bercanda dan saling lempar olok olokan satu sama lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hatinya masih saja merasa nelangsa saat melihat gadis gadis seusianya tengah berjalan jalan bersama teman se geng mereka sambil tertawa, bercanda dan saling lempar olok olokan satu sama lain.

"mungkin bila semua temanku tahu kalau aku telah menikah mereka pasti akan membullyku habis habisan..."
Zoya mengusap air mata yang mengalir dipipinya.

"tapi semuanya kulakukan demi ibu, aku harus ikhlas menjalaninya..."
Zoya menenggelamkan diri di dalam selimut hangat di atas ranjang.

"lebih baik aku tidur dari pada terus berpikiran yang tidak tidak...
Lagi pula besok aku harus sekolah...
Tinggal beberapa bulan lagi aku lulus bukan?"
Zoya memutuskan untuk segera tidur.
Ia tak ingin besok terlambat bangun dan tak bisa kembali bolos sekolah lagi.
Ia harus bersemangat mengejar cita citanya untuk menjadi seorang dokter demi ibunya.
Tak lama kemudian zoya telah masuk ke alam mimpi.

Tap tap tap,
Cklek,

Suara langkah kaki dan pintu yang terbuka perlahan terdengar dari dalam kamar zoya. Tapi gadis itu masih terlelap. Tentu saja, ia baru tertidur beberapa menit yang lalu. Dan sekarang jam dinding sudah menunjukkan pukul 10 malam.
Bukan tubuhnya yang lelah melainkan hatinya yang lelah dan mulai meragukan semua keputusan besar yang telah ia ambil sebelumnya.

2Z Love Story (Zoya & Zio) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang