Part 13

357 29 2
                                    

Enjoy the story...

Zio pov.

Matahari baru saja menapaki separuh perjalanannya di langit.
Arloji di tanganku menunjukkan pukul 01:00 siang, aku berjalan ke arah kantin kantor.
Sengaja memang.
Padahal biasanya aku akan menyuruh sekretaris ku untuk membawakan pesananku. Tapi kali ini aku sedang ingin keluar dari ruanganku.
Sungguh kepalaku rasanya mau pecah.
Aku teringat apa yang telah kulakukan pada alisia tadi pagi.
Aku menahan tangannya yang mencengkeram tangan zoya dengan erat.
Aku tau aku salah bersikap dingin padanya.
Tapi aku tak ingin ia memaksakan kehendaknya pada zoya.
Itu merupakan hal ter egois yang pernah kudengar dari bibir manisnya.
Bibir yang selalu kupagut dan membuatku jatuh hati padanya saat pertama kali bertemu.

Dan zoya,
Gadis muda itu, ah dia tidak lagi seorang gadis ia sudah pernah ku jamah.
Tapi dia perempuanku, dia istriku.
Dia masih sangat muda dan paling tidak ia berhak untuk menyelesaikan sekolah menengah atasnya dulu sebelum mengandung.
Ku akui aku tak tega saat zoya dituntut harus mengandung anakku secepatnya.
Memangnya zoya hewan, yang bisa seenaknya di perlakukan sesuai keinginannya.
Mengingat kejadian tadi pagi, mendadak aku jadi merindukan zoya. Aku jadi mengingat wajahnya yang mungil nan menggemaskan. Kulitnya yang putih, bersih tanpa noda. Dia bagaikan mutiara.
Kuakui memang aku telah jatuh ke dalam pesonanya.

Kuakui memang aku telah jatuh ke dalam pesonanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku meminum segelas jus yang telah kupesan,

Glek,
Uhuuuk uuhuuk...
Aku tersedak. Aku terbatuk batuk sambil memejamkan mataku. Aku melihat bayangan zoya tengah menangis.
Aku buru buru membuka mata.
Kenapa perasaanku jadi tidak enak?

Aku berjalan keluar kantor untuk menelpon zoya, hatiku dipenuhi dengan perasaan khawatir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku berjalan keluar kantor untuk menelpon zoya, hatiku dipenuhi dengan perasaan khawatir.
Aku takut ia kenapa napa.

"nomor yang anda tuju tidak dapat menjawab panggilan anda... Tuuuuut..."
Justru suara wanita operator yang kudengar dari ponselku.

Aku kembali masuk ke dalam lobi kantor dan menemui anna, resepsionis yang bertugas hari ini.

"ann... Katakan pada sekretarisku kalau aku pulang cepat hari ini...
Ada kepentingan mendadak..."

2Z Love Story (Zoya & Zio) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang