Part 31

363 19 1
                                    

Enjoy the story...

Author pov

"Eungghhhhh....
Kaaaak..."
Zoya memegang erat sprey putih khas rumah sakit tempat dimana ia tengah berada saat ini.

Ooeekkkk oeeekkkk...
Suara tangisan bayi terdengar memekakkan telinga. Namun hal itulah yang sedari tadi idam idamkan oleh reyzi dikursi ruang tunggu ruangan bersalin.

"Apa itu suara adikku, bik?"
Reyzi tersenyum senang pada bik Santi.
Bik santi yang ikut merasakan kebahagiaan pun ikut tersenyum dan mengangguk.
Mata keriputnya pada usia sesenja ini tampak seperti bulan sabit bila mana tersenyum bahagia.

"Bibik kok nangis sih...?"
Reyzi melihat setitik cairan bening yang berada disudut mata bik santi.

"Bibik gak nangis aden...
Bibik terlalu senang sampek ngeluarin air mata..."
Reyzi mengangguk angguk sambil mengatakan huruf 'o' dengan bibir mungil nan menggemaskannya.

Cklek...
"Terimakasih dokter..."
Zio mengucapkan terimakasih pada dokter jemma - ya dia adalah dokter paruh baya yang menangani kehamilan zoya selama ini.

"Sama sama pak...
Kalau begitu saya permisi dulu...
Ayo sus...!"
Dokter jemma mengangguk dan tersenyum manis pada zio. Ia lalu mengajak beberapa suster yang membantunya pergi dari ruangan bersalin zoya.

Reyzi segera memeluk tubuh papanya begitu melihat papanya sendirian lebih tepatnya ditinggal pergi dokter jemma dan beberapa susternya.

"Papa... Adek reyzi laki laki atau perempuan...?"
Reyzi yang sangat antusias mendengar suara tangis adiknya terlihat begitu senang dan ingin segera melihat adiknya.

Cup,
"Ihh papa...
Rey kan udah besar udah punya adik...
Jangan dicium cium dong..."
Melihat kebahagiaan diwajah putranya, zio menggendong reyzi di depan dadanya lalu mencium pipi putranya itu.
Sedangkan yang dicium malah berlagak dewasa dengan membusungkan dadanya dan mengusap bekas ciuman zio dipipinya.
Sontak hal itu membuat zio tertawa.

"Hahaha...
Iya papa tau rey udah besar kok...
Papa hanya mau lihat, rey udah mandi atau belum sebelum datang kemari...
Selamat ya sayang...
Kamu udah jadi seorang kakak...
Adik bayinya perempuan..."
Zio menoel hidung reyzi dengan gemas.

"Yeayyy...
Adik perempuan...
Bik...
Rey punya adik perempuan..
Rey boleh lihat adik gak pa...?"
Zio mengangguk mendengar permintaan anak sulungnya yang menggemaskan.

"Tapi gak boleh ribut, okey...?"
Reyzi langsung membekap mulutnya rapat rapat dengan kedua tangannya sambil mengangguk lucu.
Zio tersenyum lalu berjalan memasuki ruangan bersalin istrinya.

Reyzi tersenyum penuh arti begitu eihat ibunya terbaring diatas brankar dengan adik perempuannya yang terlelap dengan cantik di sisinya.

"Papa ini adik rey...
Ya ampun... Cantik sekali...
Seperti ibu..."

"Sayang...
Kamu udah makan...?
Kamu udah mandi...?
Kamu gak sekolah sayang...?"

"Mama...
Jangan ribut...!
Nanti adik kecilku bangun...!"
Zoya tersenyum kecil lalu segera menutup mulutnya sambil mengangguk angguk terkesan dengan putranya yang terlihat begitu menyayangi adik perempuannya yang baru saja ia lahirkan.

"Pa turunkan rey...!
Rey mau sentuh adik rey..."
Reyzi meronta namun dengan suara sangat lirih seperti bisikan.
Zio mengangguk lalu menurunkan putranya itu dengan perlahan.

"Sentuh adik bayi dengan lembut ya kak rey...!"
Zio menekan sedikit kata 'kak rey' pada reyzi. Yah sebagai pengingat kalau reyzi telah menjadi kakak jadi harus menjadi anak baik dan penurut.
Reyzi mengangguk dan tersenyum senang.
Matanya terlihat berbinar binar begitu melihat adik perempuan nya dari dekat.
Ia terlihat sangat senang dan bahagia memiliki saudari mungil yang akan ia jaga slalu.

2Z Love Story (Zoya & Zio) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang