Part 27

248 29 3
                                    

Enjoy the story...

Author pov.

Matahari baru menggeserkan dirinya sedikit ke barat. Sinarnya masih cukup terik untuk keluar rumah, tapi angin sepoi sepoi mulai menyapanya begitu jarum panjang jam dinding sudah menunjuk kan angka 2 siang hari.
Tapi seorang perempuan yang hamil yang baru menginjak trimester ke 2 nya telah bersiap siap membawa beberapa toples kue kering khusus buatan nya dengan bik santi yang dibuat menggunakan gula khusus bagi orang tua yang menderita diabetes melitus.
Zoya juga membawa beberapa masakan bik santi dan dirinya ke dalam sebuah rantang.
Sekalipun katanya buatan zoya dan bik santi, padahal zoya hanya diperbolehkan melihat dan hanya membantu memotong sayuran saja oleh zio.
Pria itu kadang membuat zoya jengkel dengan kepossesssive-annya yang kadang keterlaluan.

"Kau sudah siap, sayang...?"
Zio keluar dari kamarnya sambil mengenakan pakaian casual miliknya yang berwarna gelap, warna kesukaannya - hitam.
Membuatnya terlihat keren dan gagah.
Ia berjalan ke arah meja makan dimana zoya masih menyiapkan semuanya dibantu bik santi.

"Tunggu sebentar tinggal sedikit lagi..."
Zoya mempercepat kegiatannya.
Tapi sebuah tangan menahan lengannya.

"Jangan sampai kau terlalu lelah dan malah membahayakan bayi kita...
Biarkan bik santi saja yang membereskan semuanya...
Bisa kan bik...?"
Dinasehati, zoya tersenyum dan mengangguk. Ia sangat senang suaminya kembali perhatian dan perduli padanya dan bayinya juga.

"Baiklah tunggu sebentar...
Aku mau mandi dan berganti baju dulu..."
Zoya berjalan ke arah kamarnya yang telah dirubah tempatnya. Menjadi dibawah.
Agar zoya tak perlu naik dan turun tangga yang bisa saja malah menjadi malapetaka jika sampai terjatuh dari sana.

"Loh... Kak zio ikut aku?"
Zoya terkejut saat hendak menutup pintu suaminya justru sedang berada di belakangnya mengikuti nya sampai hampir masuk ke dalam kamar mandi.

"Aku tidak suka meninggalkanmu sendirian... Aku lebih senang menemanimu dimanapun kau berada, sayang..."
Zio menahan pintu kamar mandinya dan menaik turunkan kedua alis matanya.
Sengaja dibuat untuk menggoda zoya, istrinya.

"Tapi tidak dengan dikamar mandi kak..
Lebih baik kakak tunggu diluar saja...!"
Zoya mendorong dada zio agar menjauhinya yang sudah berkeinginan untuk mandi.
Tubuhnya terasa gerah dan lengket.

"Okey baiklah....
Bangunkan aku jika sudah siap berangkat...!"

"Baik kak..."
Zoya segera memulai ritual mandinya. Sedangkan zio memilih kembali membaringkan tubuhnya diatas ranjang. Perlahan rasa kantuk mulai menguasainya.
Dan membuatnya terlelap hingga matahari kian turun dilangit.

"Kak bangun...
Ayo kita berangkat...!"
Zio tergagap saat zoya membangunkannya jarum dinding sudah menunjuk angka 3.
Rupanya ia tertidur cukup lama.

Setelah mencuci muka dan kembali membersihkan dirinya, zio dan zoya segera berangkat menuju ke rumah ayah zio - george abraham.

Didepan pintu rumah megah dan besar itu, zio berhenti berjalan.
Matanya menatap ke arah sekeliling rumah berukuran besar itu dengan seksama. Sesungguhnya ia sangat merindukan rumah ini. Rumah dimana ia masih mengingat senyum ibunya untuk yang terakhir kalinya.
Rumah dimana ia pernah merasakan kasih sayang dan juga kepahitan didalamnya.

Zoya tersenyum melihat ekspresi zio yang terdiam mengamati rumahnya sendiri. Rumah lamanya.
Didalam mata zio telihat kerinduan yang sangat mendalam akan rumah ini yang dapat dilihat dengan jelas oleh zoya.

"Ibu... Aku pulang..."
Zio menyentuh gagang pintu utama rumah besar itu dan membukanya perlahan.
Zoya tersenyum dalam diam mendenagr lirih ucapan suaminya yang berdiri di depannya.

2Z Love Story (Zoya & Zio) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang