Part 12

355 28 2
                                    

Enjoy the story...

Alisia pov.

Pagi ini adalah pagi paling buruk dan menyebalkan bagiku. Zio, ya suamiku dengan terang terangan membela perempuan rahim sewaanku. Aku semakin yakin kalau ia telah mencintai bocah itu.
Kenapa ia sangat mudah berpaling dariku?
Aku tau aku ini memang tidaklah sempurna, aku tak bisa memberikannya keturunan. Tapi bukankah ia telah berkata akan menerimaku apa adanya?
Dan bukankah aku telah berusaha hingga mengalami 4 kali keguguran yang sesungguhnya rasanya amat menyakitkan?
Sudah 4 kali rahimku di operasi oleh tangan bidan dan aku bahkan tak pernah melupakan rasa sakit akibat operasi itu.
Aku hanya ingin memberikannya keturunan untuk menyelamatkan pernikahan kami dan juga membuatnya bahagia, tapi ia justru menyukai gadis itu.
Salahkah bila aku marah dan cemburu?
Aku terpaksa membayarnya karena aku tak bisa mengandung.
Aku terpaksa.
Andaikan aku bisa hamil dan mengandung, aku tak akan melakukan ini.

Aku masih ingat saat pertemuan pertamaku dengannya di cafe tempatku bekerja. Aku hanyalah gadis sebatang kara yang bekerja sebagai pramusaji coffe shop.
Saat pertama kali aku melihatnya, jujur ku akui aku langsung jatuh hati dengannya.
Ia begitu tampan dan mempesona, hampir tiap pelanggan perempuanku sesekali meliriknya yang tampak dingin dan acuh pada sekitarnya.

Flash back on

Aku ingat waktu itu ia datang saat matahari baru saja tenggelam.
Tangan dan matanya fokus pada i pad yang ia bawa selama disana. Sedangkan aku diam diam saat tak ada yang memesan aku meliriknya. Tapi ia tak melihat ke arah lain selain alat canggih miliknya itu.
Ia berada di cafe hingga malam larut sampai waktuku untuk menutup cafe.

Aku mendekatinya dan menunduk tak berani mengangkat wajahku.

"maaf tuan, cafe kami sudah mau tutup...
Silahkan datang lagi besok...!"
Zio mendongak dan matanya bertemu pandang denganku.
Pandangan kami terkunci. Zio tak berkedip menatap mataku begitupun denganku.
Kami bertatap mata cukup lama, hingga sebuah tepukan dibahuku membuatku tersadar.

"ekhemm.. Maaf tuan cafe kami sudah mau tutup..."
Kawan seperjuanganku, anita menepuk pundakku dan tersenyum manis ke arah zio.
Membuatku dan zioa gelagapan dan sama sama salah tingkah. Apakah ia juga merasakan hal yang sama denganku?
Aku merasakan sesuatu yang aneh.
Jantungku berdegup kencang seperti habis lari marathon. Dan aku,
Ah entahlah.
Apa ini yang dinamakan fall in love in first sight?
Jatuh cinta pada pandangan pertama.

Zio, dia pergi setelah mengemasi barangnya dan keluar dari cafe.
Setelah membersihkan dapur dan meja, aku dan anita mengunci pintu cafe dan bersiap pulang. Jalan ke rumahku dan rumahnya bertolak belakang sehingga kami pulang sendiri. Selalu seperti ini jika tom, bartender utama cafe kami tidak masuk.
Dia adalah kakak laki laki anita.
Kadang kala aku merasa takut saat harus melewati gang sempit yang agaknya malam ini cukup sepi untuk sampai ke kos kosan.

Tuk tuk tuk, suara sepatuku berbunyi nyaring saat berbenturan dengan aspal.
Tiba tiba sebuah tangan menangkap lenganku dan menarik tengkukku.

Cup,
Aku merasakan sentuhan basah, ah tidak hisapan bibir seseorang dibibirku. Aku terbelalak.
Seseorang telah mengambil ciuman pertamaku dengan tanpa ijin dariku.
Aku melihatnya.
Ya ini adalah ciuman pertama zio padaku.
Zio lah pria yang tadi menarikku ke dalam ciumna basahnya yang membuatku kecanduan hingga saat ini.

Zio lah pria yang tadi menarikku ke dalam ciumna basahnya yang membuatku kecanduan hingga saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
2Z Love Story (Zoya & Zio) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang