35

1.1K 71 4
                                    

H A P P Y R E A D I N G
Vote Dulu Sebelum Membaca
🍃🍃🍃

"Hidup terasa lebih indah ketika kita menyadari kita meminjam waktu dari kematian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hidup terasa lebih indah ketika kita menyadari kita meminjam waktu dari kematian. Bahkan, cahaya lebih berharga ketika ada kegelapan."

- Kim Namjoon -


Mungkin jika aku tak ingat jika bunuh diri itu dosa besar, mungkin aku sudah melakukan nya.

Lelah itu lah yang aku rasakan.

Setiap kali aku merasa sedikit dari rasa kebahagiaan, tuhan selalu mengambilnya dari ku. Apa di kehidupan sebelumnya dia pernah membuat kesalahan besar? Dan sekarang dia harus menebusnya?

Aleta menatap nanar foto kebersamaannya bersama kedua orangtuanya. Foto yang sudah lama sekali. Dan dia lupa kapan terakhir mereka pergi bersama-sama.

Dulu dia pernah berfikir, mungkin jika dia mengakhiri hidupnya, dia akan bahagia disana. Tapi, fikiran gila itu dia tepis jauh-jauh. Jika agamanya saja melarang, lalu apa Tuhannya akan mengampuninya? Tentu saja tidak. Akan tetapi, fikiran itu selalu bersarang dalam otaknya. Apa lebih baik dia pergi saja? Toh, tidak ada yang menginginkannya bukan?

Menurut mu apa yang lebih menyakitkan dari tergores kaca? Menangis dalam diam. Itu sungguh sangat menyakitkan.

Ingin rasanya dia menceritakan apa yang dia rasakan kepada seseorang. Berbagai bagaimana rasa sakitnya. Mengeluarkan apa yang selama ini dia pendam. Tapi, apa seseorang itu akan peduli? Mungkin iya. Tapi tetap saja mereka tidak akan tahu bagaimana rasa sakitnya.

Ada kalanya kita harus memendamnya sendiri dari pada berbagai pada seseorang. Belum tentu orang itu akan tahu rasanya menjadi kita.

Mungkin orang lain diluar sana menganggap kita baik-baik saja. Tapi, lihatlah, ketika dia sendiri. Apa dia terlihat bahagia? Apa ada senyuman yang terbit dari bibirnya? Yang ada hanya air mata yang terjatuh saat mengingat rasa sakit yang dia rasakan.

Kesendirian, kesunyian, diasingkan, adalah hal biasa yang Aleta alami selama ini. Jika dia tertawa bukan berarti dia bahagia bukan? Disaat dia menangis berarti dia sudah sangat lelah.

Aleta menghapus air matanya yang tiba-tiba terjatuh. Rasanya sangat sakit.

"Mah, pah, Leta pengen dipeluk."

"Leta pengen ngerasain dipeluk sama mamah."

"Leta pengen ngerasain dimanjain sama papah."

"Apa permintaan Leta terlalu mustahil buat kalian?"

"Leta pengen egois. Leta pengen bahagia. Tapi ... Leta sadar diri, Leta beda. Leta hiks Leta ..."

Sekuat-kuatnya manusia, ada saatnya mereka merasa lelah. Ada saatnya mereka lemah. Dan mereka butuh sandaran saat tubuh mereka sudah tak sanggup lagi menopang. Ingin rasanya dia menyerah saja.

ALETA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang