29

1K 80 2
                                    

H A P P Y  R E A D I N G
Vote Dulu Sebelum Membaca!
🍃🍃🍃

Dear orang tua

Sudahkah kalian bertanya sekali saja dalam satu hari, apa yang telah dilakukan anak kalian? Bertanya bagaimana harinya? Apa yang sudah anak kalian alami dalam satu hari? Bertanya apa ada yang telah membuatnya sedih? Coba jadilah teman berbagi cerita. Jangan menjadi orang yang paling terakhir mengetahui masalah mereka.

-CewekHujan-

***

Aleta menatap surat ditangannya dengan gamang. Air mata yang seharusnya gadis itu tahan sekarang meluncur begitu saja. Aleta segera menghapusnya, sebelum itu semakin deras.

"Semuanya sudah selesai kan? Tidak akan ada lagi keributan setelah ini di rumah ini."

Melihat Aleta, Sarah merasa ikut terluka. Sebagai Ibu dia juga bisa merasakan kesedihan yang anaknya rasakan. Akan tetapi, rasa egonya lah yang membuat dia hanya diam.

"Leta..."

"Saya harap kalian bahagia setelah ini," potong Aleta sebelum Sarah menyelesaikan ucapannya.

Sarah bungkam begitu juga dengan Bryan. Bryan menghembuskan nafas lalu menyerahkan undangan yang sudah dipersiapkannya.

"Saya harap kamu datang," kata Bryan setelah menyerahkannya kepada Aleta.

Sakit! Aleta merasa dadanya serasa diremas begitu kuat. Melihat nama pria didepannya ditulis rapih dihalaman depan undangan tersebut dan dibawahnya tertera nama Shilla- sekertaris ayahnya.

Aleta memalingkan wajah menatap Sarah yang ekspresi wajah sedikit berubah. Aleta mengusap kembali air matanya.

"Ini kan yang kalian mau?"

"Kalian buat Leta hancur dengan sikap kalian."

"Kalian semua jahat!"

"LETA KECEWA SAMA KALIAN!"

Aleta berlari menjauhi rumah, bahkan dia ragu menyebut itu sebagai rumah. Rumah adalah tempatnya pulang dan berteduh. Tapi, dia tidak pernah merasakannya disana.

Baginya tempat itu hanya penjara yang  mengukung nya dengan rasa sakit. Kenangan-kenangan menyakitkan yang selalu mengusik hidupnya. Aleta rasa dadanya dipukul begitu keras, hingga rasanya sungguh menyakitkan.

"Al? Ngapain?"

🍃🍃🍃


Jam sudah menunjukkan pukul 22.00 dan Dimas merasa lapar. Cuaca yang mendung membuat jalanan sedikit lengang. Salahkan dirumah yang tidak ada makanan jadilah dia menuju mini market terdekat.

Saat motornya melewati jalanan yang terdapat pohon besar. Matanya tidak sengaja menangkap sesosok wanita yang sedang menyembunyikan wajahnya di lipatan kakinya. Tangannya memeluk kakinya dan terisak. Dimas sedikit merinding saat suara isakan itu semakin jelas diperdengarkannya.

Dimas memelankan laju motornya mendekati wanita tersebut. Setelah meneliti lebih jauh Dimas tersentak saat wajah itu menoleh kearahnya.

"Al? Ngapain?"

Dimas segera turun dari motornya, Aleta yang melihat Dimas didepannya langsung menerjang tubuh itu membuat Dimas limbung lalu membalas mendekap Aleta dengan erat.

"Al lo kenapa?" Tanya Dimas khawatir.

Aleta terisak dengan Dimas yang mengelus punggung Aleta mencoba menenangkan gadis tersebut.

ALETA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang