Part ini sedikit panjang dari biasanya. Jika ada typo di sana-sini mohon maklumnya yaa..
Enjoy your reading
"Jun kelas lo udah bubaran?"
"Udah dong, ngopi yok?!"
"Budhalne lur"
("Berangkatkan lur")Sore ini kedua pemuda ganteng asal FIB itu berangkat ngopi. Ngopi emang jadi kebiasaan dari geng bujang 2000an. Katanya kalo sehari ngga ngopi rasanya ada yang kurang gitu.
Begayaan doang nyebutnya ngopi, aslinya yang dipesen es susu harga 5 ribuan. Tempatnya juga bukan di cafe 'mevvah' tapi warkop pinggiran jalan.
Meskipun sebatas es susu sama warkop pinggiran mereka udah bahagia kok. Daripada beli se-cup es kopi harganya 50 ribuan malah bikin mereka sengsara nan menderita.
Pemuda Jenaka dan pemuda Bagaspati itupun berjalan beriringan menuju parkiran. Jangan lupa tebar pesona tetep jadi andalan mereka tiap ngelewatin ciwi-ciwi yang lagi ngumpul.
Dengan style kaos polos, kemeja Flannel sebagai luaran, celana hitam, dan sepatu Converse kw yang dibeli di pasar malem, aura cool dua anak retjeh itu udah menguar.
Ditambah lagi tas yang dicangklong sebelah terus tangan kanan kucek-kucek rambut. Ngaku ambyar ngga lo pada?
Apalagi pas mereka ngelewatin bawah pohon, terus wajah mereka kena sinar ilahi yang nembus diantara celah dedaunan. Fiks kalo ngga inget kelakuan mereka, Ajun sama Aksa ini ganteng puoool.
Ibarat drama korea nih, dua anak FIB itu bagaikan Lee Suho dan Han Seojun versi anak kuliahan.
Bayangin deh bayangin!! Jangan lupa pas bayanginnya kasih backsound, "Byeol bichi narindaaaa syalalalalala~~~~"
"Aksaraaaa!!" teriak seseorang saat mereka asik tebar pesona. Sontak saja kedua pemuda itu menghentikan langkahnya.
Ajun yang mendengar teriakan melengking khas perempuan itu berusaha mengedarkan pandangannya mencari sumber suara. "Sa! Diceluk iku lo awakmu. Eh tapi sopo o seh sing nyeluk ya.. Onok suorone tapi ngga onok wujude"
("Sa! Dipanggil itu lo kamu. Eh tapi siapa yang manggil ya.. Ada suaranya tapi ngga ada wujudnya")Sementara si pemilik nama hanya menundukkan kepalanya sambil mulutnya komat-kamit entah baca mantra apa.
Dia hafal suara itu, dan jujur aja sehari ini pemuda berwajah manis itu ingin menghindari pemilik suara yang udah manggil namanya.
"Sa, lo kenapa sih?!" tanya Ajun kepada Aksa yang masih nunduk. Ngga tau ini Aksa takut apa gimana tapi jatuhnya malah kek mengheningkan cipta.
Aksa menggeleng, "Diem, jangan tolah-toleh. Ayo kita lanjut jaaa...."
"AKSARA!"
Baru aja Aksa maju selangkah, suara melengking itu justru terdengar keras di belakangnya. Mau tak mau dan dengan segenap rasa keberanian, pemuda Magelang itu menghadap ke seorang gadis cantik dengan tangan yang terlipat di dada.
"Mau kemana kamu?" tanya sang gadis ke Aksa.
Aksa yang ngga bisa ngapa-ngapain cuma garuk-garuk kepalanya. "Ma-mau ngo-ngopi yang" lirih Aksa.
"Ngopi aja sana sampe dipanggil pacarnya sok mbudeg!" kesal gadis bernama Ona yang bisa kalian tebak itu pacarnya Aksa.
"Ndak mbudeg lo yang aku mau"
("Ngga mbudeg lo yang aku tadi")

KAMU SEDANG MEMBACA
September Boy | 00L
Teen FictionCuma sepenggal kisah sederhana si 4 Jejaka yang entah kebetulan lahir di bulan dan tahun yang sama hanya tanggal yang berbeda..... Cuma sepenggal kisah keseruan si 4 Jejaka yang menjuluki diri mereka sebagai "September Boy" berjuang sebagai anak ran...