Rahasia yang Terungkap

227 49 14
                                    

"Wuaaaah akhirnya kelar juga semester ini, duh gue ngga sabar mau pulang!" kata Cahaya--atau yang kalian kenal dengan nama Aya ketika dia, Agi, dan salah satu temannya baru saja keluar kelas.

Hari ini hari yang ditunggu anak-anak kampus setelah seminggu perang sama soal-soal dan tugas. UAS selesai, liburan semester di depan mata, urusan nilai belakangan aja, ah mantap jiwaaaa.

"Rencana mau balik kapan?" tanya salah satu pemuda di dekat Aya yang bernama Baskoro Laksmada Aji, panggil aja Mada.

"Hemm ngga tau, tapi gue mau nunggu Ayi dulu disini" jawab Aya.

"Ayi adik lo?" tanya Agi ikut menimpali obrolan Mada dan Aya. Pertanyaan Agi hanya Aya jawab dengan anggukan. "Dia mau nyusul lo kesini?"

"Dia mau ikut SBM disini, jadi gue nanti baliknya sama dia aja sekalian"

"Lo punya adik Ya? Pasti ngga kalah cantik nih dari lo, kenalin dong?!" ujar Mada dengan santainya tapi malah disambut geplakan dari tangan mulus Aya.

"Lo udah punya Yunita mau main-main sama adik gue?! Gue geplak sini kalo macem-macem!"

Peringatan dari Aya justru membuat Agi tertawa sementara Mada berdecak sambil mengusap lengannya. Jujur aja geplakan Aya ngga main-main.

"Udah tau Aya galak mau macem-macem sama adiknya. Btw lo ngga jemput Yunita? Biasanya abis kelar jam gini lo ngacir ke Pertanian"

Mada menepuk jidatnya, "Lah iya mampus!! Gi Ya, gue duluan ya!" ujar pemuda yang sudah berlari mendahului kedua temannya itu.

Agi dan Aya hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan pemuda Laksmada yang kadar bucinnya ke gadis cantik Agribisnis punya bernama Yunita Prabawati ngga bisa ditakar lagi.

Fyi soal trio kwek-kwek ilkom A ini. Rahagi, Cahaya, dan Laksmada udah temenan dari awal masuk kuliah. Dari jaman mereka masih sama-sama jomblo sampe salah satu diantara mereka jadi budak cinta mereka selalu barengan. Entah itu konteks makan, nugas, maupun bolos.

"Ya lo abis ini mau kemana?" tanya Agi sembari dua orang itu antri lift.

"Ke kost mungkin"

"Ngga ketemuan sama Jaya?"

Mendengar nama Jaya, Aya hanya tersenyum tipis. Ngga tau kenapa akhir-akhir ini gadis itu agak gimana gitu kalo ngebahas Jaya. Rasanya Aya itu udah masuk peletnya Jaya, tapi mau ngakuin juga sungkan. Gimana ngga sungkan, kemakan omongan...

"Kok ngelamun? Mikirin Jaya nih pasti"

"Hah?! Eng-enggak kok"

"Ngga usah boong. Pipi lo merah tuh. Cieee beneran jatuh cinta ni yang tiap hari nguliner bareng, jalan bareng, sampe betah main ke kontrakan" goda Agi.

Mendengar ucapan Agi gadis Lentera itu segera menutupi pipinya yang emang kerasa panas, "Ih ngadi-ngadi! Gue sama Jaya temenan aja kok"

"Iya tau konsepnya temenan tapi dibaluti rasa nyaman, terus ngga taunya jadian karena ada rasa sayang"

"Ih lo apaan sih Gi! Gue sama Jaya ngga ada apa-apa. Dah lah!"

Aya langsung ngacir ketika pintu lift terbuka tepat setelah Agi ngomong hal yang bikin Aya bingung sendiri. Iya bingung antara Aya mau ngelak apa iyain aja karena jujur dia juga mulai nunjukin ketertarikan sama Jaya tapi masih ketutup gengsi. Melihat tingkah Aya membuat Agi tertawa sebelum pemuda Maheswara itu ikut melangkahkan kaki masuk lift.


------>>__<<------


Suasana gedung FISIPOL siang ini rame sama mahasiswa yang baru selesai ujian. Di tengah ramainya mahasiswa FISIPOL yang berbondong-bondong keluar gedung, terlihat seorang gadis berkucir kuda dengan style celana jeans dan blouse putih andalan duduk di lobby gedung. Ekor mata gadis itu terlihat melirik ke kanan dan kiri. Sepertinya gadis itu tengah menunggu seseorang.

September Boy | 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang