Krisis Moneter

297 58 25
                                    

"Maaf mas saldo kartunya tidak cukup" ujar kasir minimarket saat Ajun datang ke kasir dengan dua keranjang penuh kebutuhan kontrakan.

"Hah?! Be-beneran mbak? Coba di cek lagi" kata Ajun memastikan.

Tangan pegawai kasir cantik itu sekali lagi mengecek kartu yang diserahkan Ajun, "Mas lihat sendiri kan? Saldonya hanya tersisa 50 ribu saja" kata penjaga kasir itu sambil menunjukkan monitor komputer kepada Ajun.

Ajun hanya bisa mengusap wajahnya kasar setelah mendengar ucapan penjaga kasir itu. Ekspetasinya bisa bawa banyak barang kebutuhan kontrakan sirna sudah.

"Aksa sialan!!"















"AKSARA BABI SINI LO!!" teriak Ajun begitu keluar dari minimarket dan menghampiri Aksa yang terlihat menahan tawa di kursi depan minimarket.

"Apa? Udah selesai belanjanya" sahut Aksa sambil menahan tawa.

"Bisa-bisanya lo nipu gue! Gue beneran malu tau ngga? Ekspetasi gue bakalan beli ini itu pakek kartu lo, kebutuhan kontrakan bakalan ketutupi. Nyatanya?! Berdosa lo sama gue!" ketus Ajun sambil mendudukkan bokongnya di kursi sebelah Aksa.

Aksa hanya bisa tertawa sambil membuka kresek putih yang di bawa Ajun dari dalam minimarket. Aksa melihat beberapa bungkus mie, gula pasir, kopi, dan juga teh di dalamnya.

"Emang lo sialan Sa! Gue kira lo iklas bantu gue, nyatanya udah ngeprank bikin malu lagi!" ketus Ajun sembari melihat Aksa yang tengah tertawa terpingkal-pingkal.


Jadi buat yang masih bingung sama apa yang nimpa Ajun, ceritanya gini....

Tadi habis kelas Ajun bubaran, Ajun menemui Aksa yang sedang makan siang bersama Ona di kantin fakultas. Terlihat muka pemuda asli Kota Santri itu kusut banget. Awalnya pemuda itu enggan cerita kepada temannya. Tapi setelah dibujuk Ona selaku kekasih dari Aksa, pemuda itu mau bercerita apa yang membuat dia begitu murung.

Bukan perkara Arum atau Yunan, melainkan perkara uang bulanan yang tak kunjung dikirim dari kampung halaman sementara kebutuhan dia di kota rantau semakin banyak dan uang dia menipis. Mau makan aja sekarang cuma pakek kecap sama kerupuk. Sungguh miris kan?

Setelah dengar cerita Ajun, Ona menjadi kasian terhadap pemuda yang sudah hampir setahun menjalin pertemanan dengan kekasihnya. Ona pun membujuk Aksa untuk membantu Ajun.

Tapi tau sendiri kan Aksa tuh selain julid nyelekit, anaknya juga agak pelit. Awalnya Aksa nolak permintaan pacarnya buat nolong Ajun. Lagipula pemuda asal Magelang itu juga belum mendapat kiriman dari orang tuanya.

Tapi setelah bujuk rayu Ona dan muka melas Ajun serta akting kayak orang belum makan seminggu, akhirnya hati Aksa luluh dan pemuda itu memberikan Ajun kartu kredit miliknya buat dibelanjain kebutuhan kontrakan.

Tapi kegembiraan Ajun sirna ketika pemuda itu hendak membayar belanjaannya di minimarket. Pasalnya kartu yang diberikan Aksa saldonya hanya kesisa 50 ribu.

Ya wassalam ambyar udah Ajun disitu, udah ditipu dibuat malu pula.


"Ya masih untung lo bisa beli ini, syukuri Jun syukuri" ucap Aksa yang masih tertawa.

Ajun menekuk wajahnya, "Syukuri-syukuri... Lo ngga tau seberapa malunya gue di dalem. Udah bawa dua keranjang penuh eh taunya saldo ngga cukup! Ngga iklas nolong bilang jangan bikin gue malu!!"

Aksa menghentikan tawanya dan merangkul pundak Ajun. Sebenarnya dia tau perbuatannya keterlaluan. Dia tak menyangka jika Ajun sampai belanja 2 keranjang.

"Iyo wes, sepurane seng akeh ya lur. Guyon ae aku, seng penting saiki wes oleh mie, gulo, teh, karo kopi ta? 50 ewu ngga titik kui"
("Ya sudah, maaf yang banyak ya lur. Aku bercanda, yang penting sekarang udah dapat mie, gula, teh, sama kopi kan? 50 ribu ngga sedikit itu")

September Boy | 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang