Sepiring Nasi Goreng

347 63 31
                                    

"Hemmm bikin makanan apa ya enaknya?" kata seorang pemuda asal Surabaya yang sedang mengubek-ubek isi kulkas yang hampir kosong.

Pemuda bernama Leo itu dibuat heran dengan kondisi kulkas di kontrakan. Kayaknya baru kemarin Ajun ngisi bahan makanan, tapi sekarang hampir separuh isinya menghilang. Hanya satu oknum yang Leo pikirkan, siapa lagi jika bukan Jayendra Rahandika yang sehari bisa bolak-balik membuka kulkas sampai lebih dari 8 kali.

Entah makanan punya siapa yang penting angkut aja kalau kata Jaya. Kemarin malem chiki punya Leo sama kopi susu milik Ajun udah jadi korban. Dan parahnya sampai sekarang belum dikembaliin. Kurang sabar apa Leo ngadepin bocah doyan ngunyah tapi badannya ngga bantet itu.

"Tinggal kornet setengah, telur sisa 2, bikin makanan apa ya? Nasi goreng enak kayaknya?" monolog Leo ketika dia menemukan beberapa bahan makanan itu di kulkas.












"LEONAAAAARDDD SAYANGKU SI MASTER CHEF TERDABESSSSTTT!!!"

Leo terperanjat ketika oknum yang beberapa menit lalu ia pikirkan tiba-tiba muncul dari ruang tengah sambil berteriak. Leo segera menutup kulkas, jika dia mendengar teriakan Jaya seperti itu dia paham apa yang pemuda itu inginkan.

"Yo masakin nasi goreng dong, pengen banget nih!" Leo menghela nafas, dugaannya tepat.

Malam ini kontrakan cuma ditinggali Leo dan Jaya. Agi pergi mengerjakan tugas akhir bersama temannya, sedangkan Ajun entah pergi kemana sejak sore tadi. Tersisalah dua orang dengan perut keroncongan dan persediaan makanan yang nipis di kontrakan.

"Ngga ada bahan di dapur" jawab Leo sembari menatap Jaya yang bersandar pada sisi kanan kulkas.

"Masa?! Gue liat tadi di kulkas ada telur sama kornet. Bisa lah buat nasi goreng pakek itu"

"Nasinya ngga ada Jaya Ateeeeng!! Kalo mau makan nasi goreng tapi nasinya ngga ada ya sama aja boong"

"Mau isuk koyok masak sego lo?"
("Tadi pagi kayak masak nasi?")

"Iyo masak tapi segane entek. Ora percoyoan ki lapo seh!"
("Iya masak tapi nasinya habis. Kenapa ngga percayaan sih")

Jaya menghembuskan nafasnya, bayangan lidahnya merasakan gurih, asin, pedas, dan sedikit manis nasi goreng buatan Leo harus sirna. Sementara Leo sendiri menahan tawanya ketika melihat ekspresi wajah Jaya.

Kalian tau, Leo hanya berbohong soal nasi yang habis itu. Leo tau nasi di kontrakan sebenarnya masih, tapi sayangnya nasi itu hanya cukup untuk satu porsi dan sejujurnya Leo juga lapar.

Apalagi setelah melihat sisa bahan di kulkas, Leo kepikiran buat bikin nasi goreng. Dan kebetulan juga Jaya menginginkannya, jadi dia terpaksa berbohong agar dia bisa makan nasi gorengnya. Tau sendiri porsi makan Jaya kayak apa.

"Garek tuku wae lapo sih Jay?" celetuk Leo sambil berlalu meninggalkan Jaya di dapur.
("Tinggal beli aja kenapa sih Jay?")

"Ncen aku katene tuku iki. Luwe pol, awakmu melu a?" tanya Jaya pada Leo yang sudah merebahkan diri di kasur tipis ruang tengah.
("Emang aku mau beli ini. Lapar banget, kamu ikut?")

"Ngga usah, gue udah kenyang. Tadi sore sebelum balik gue udah nge-bakso sama temen" bohong Leo. Mendengar jawaban Leo, Jaya percaya-percaya aja dan langsung masuk ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya.

Leo menghela nafas, untung saja Jaya percaya kata-katanya. Sejujurnya, pemuda Leonard itu belum makan sejak tadi siang jadi dia rela berbohong kepada Jaya agar jatah nasi yang masih tersisa bisa ia masak menjadi nasi goreng seutuhnya buat dia.

"Yo! Aku keluar cari makan. Lo beneran ngga ikut?" pamit Jaya ketika pemuda itu sudah rapi dengan celana training hitam, kaos putih, dan tak lupa jaket hitam kebanggaan.

September Boy | 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang