Ada yang masih nungguin cerita ini?? 😅
Chandra
Jun kelas filsafat dimajuin siang iniAjun hanya bisa mengusak surainya kasar begitu mendapat bubble chat dari Chandra yang notabene teman satu angkatannya. Bukan tanpa alasan Ajun terlihat gusar perkara pesan dari Chandra, pasalnya dari pagi sampai siang pemuda asal Kota Santri itu harus mengikuti kelas untuk SKS tambahannya.
Benar, Ajun mendapat kesempatan buat ngikut SKS kakak tingkat setelah pemuda itu berkonsultasi dengan Dosen Pembimbing Akademiknya di awal semester lalu. Jangan salah se-sengkleannya tingkah pemuda itu nyatanya Arjuna Bagaspati Ajisaka tergolongan mahasiswa cerdas.
Gimana bisa? Entahlah Ajun ngga tau. Intinya pas pembagian KHS semester lalu IPKnya bagus dan diberitahu DPA nya bisa mengambil SKS tambahan Ajun langsung gas aja, pikirnya dia bisa lulus cukup dengan 3,5 tahun. Kan lumayan bisa ngeringanin beban orang tuanya, terus nyari kerja mapan, dan nikahin Arum---itu kalau rencana indahnya direstui semesta.
Tapi nyatanya ekspetasi tak seindah realita. Pikir Ajun mengikuti SKS tambahan bisa berjalan mulus, tapi pikiran itu buyar kalo jadwalnya bentrok kayak gini. Jujur Ajun capek, tapi ini resikonya. Kuliah, kerja part time, nambah SKS, belum lagi waktu bucinnya ke Gunung Kidul. Mumet kepala Ajun!
Pengen ngeluh tapi ngeluh karena keputusan sendiri itu bagi Ajun like a cowok cemen. Makanya sebisa mungkin Ajun hadapi dengan tenang, meskipun luar dalam gempuran beban ngga ada habisnya.
"Jun lanjut kelas yok!" Ajun yang sedari tadi nelungkupin tangan di bangku sontak menegakkan tubuhnya dan menatap laki-laki yang menegurnya. Sebut saja Sadam namanya.
"Ngaso 5 menit ae sek talah mas." jawab Ajun lesu mirip sama orang yang ngga pernah disemangatin sama ayang.
("Istirahat 5 menit aja dulu mas.")Sadam berdecak, "Jarene ben ndang lulus. Ayok selak kasep!"
("Katanya biar cepat lulus. Ayo keburu telat!")"Iya sih, tapi bentar aja."
"Ck, wes ayo ke kelas daripada SKS tambahan lo sia-sia."
Berusaha melawan rasa kemageran yang menyerang Ajun, kini pemuda berusia satu tahun diatas Ajun itu menggeret si pemuda yang mempunyai julukan Koala. Kata Sadam ngga salah kalau Ajun dapat julukan itu, orangnya aja kalo siang klemar-klemer kayak jelly. Makanya butuh tarikan bison kalau mau menggeret Ajun ke kelas selanjutnya. Tapi beda cerita kalo disuruh ngapel ke Gunung Kidul. Wuihh mata langsung jreng, tenaga kuda-kuda siap melesat demi mbak crush.
Satu-satunya mahasiswa muda di kelas adalah gelar yang Ajun dapat sekarang. Bagaimana tidak, dari 35 mahasiswa dalam satu ruangan ini hanya Ajun yang notabene adik tingkat. Awalnya jelas Ajun ragu buat bergaul sama kakak tingkat, sampai akhirnya Sadam mau mengajaknya berkenalan dan mengobrol.
Ajun tak mengelak ketika seorang kakak tingkat yang memperkenalkan namanya sebagai Rasyahdam Abilawa Maharu itu mendekat padanya. Saat itu Ajun yang posisinya adik tingkat plengah plengeh diantara jajaran kating berasa dapat dewa penolong.
Dan sejak pertemuan di kelas perdana dosen proffesor yang subhanallah menguji iman serta ketabahan, hubungan Ajun dan Sadam semakin dekat. Berawal dari obrolan random sampai berujung pada Sadam yang tak segan-segan menggeret Ajun ketika ada tugas kelompok atau materi yang kurang dia pahami. Alhasil hubungan pertemanan adik tingkat dan kakak tingkat pun terjalin. Meskipun Ajun yang termuda, tapi dengan hadirnya Sadam tak membuat Arjuna Bagaspati Ajisaka merasa ngang-ngeng-ngong disana.
Sadam pun juga merasa ngga keberatan nolong Arjuna yang dia ingat seperti tikus kejepit di pojokan ketika awal perkuliahan di mulai. Saat itu Sadam melihat seorang pemuda memakai kemeja coklat tua yang terlihat asing di kelasnya. Pemuda itu hanya diam di pojokan dan memperhatikan sekitar. Karena sorot tatapannya kebingungan, Sadam berinisiatif mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
September Boy | 00L
Ficțiune adolescențiCuma sepenggal kisah sederhana si 4 Jejaka yang entah kebetulan lahir di bulan dan tahun yang sama hanya tanggal yang berbeda..... Cuma sepenggal kisah keseruan si 4 Jejaka yang menjuluki diri mereka sebagai "September Boy" berjuang sebagai anak ran...