Rintik gemiris membasahi Bumi Jogja sore ini. Tidak ada tanda-tanda menjadi deras, hanya rintik gerimis yang tak kunjung mereda.
Suasana seperti ini yang kadang membuat siapapun seakan malas untuk keluar rumah. Merebahkan diri dengan ponsel di tangan adalah pilihan nikmat bagi siapapun. Dan itu berlaku bagi seorang Leonard Fusena Nurganandra.
Hari ini si bule medhok itu sedang gabut-gabutnya. Gimana ngga gabut, 2 dosen Leo hari ini berhalangan hadir. Jadilah seharian ini Leo free dan jadi penunggu kontrakan.
Sebenarnya Leo bingung mau ngapain. Udah sendirian, ngga punya uang, tanpa makanan, jomblo pula. Yaudahlah rebahan aja sambil liatin plafon kontrakan dan menikmati kehaluan.
"Arep Yo?" tawar Ajun yang baru saja keluar dari dapur membawa semangkuk mie instan rebus rasa soto ayam favoritnya dan menghampiri Leo yang sedang rebahan di sofa depan.
("Mau Yo?")Ajun emang baru aja pulang ngampus karena lapar dia mutusin bikin mie instan, mumpung cuaca juga mendukung.
Leo gelengin kepalanya. Matanya tetep fokus sama layar ponsel miliknya.
Ajun pun dengan santuynya duduk di depan Leo dan udah larut sama mie kuah tapi ngga kayak mie kuah pada umumnya. Aneh juga si Ajun, bikin mie kuah tapi kuahnya dikit banget, apa ngga asin?
"Jun!" panggil Leo sembari bangkit dari rebahannya dengan mata yang tak lepas dari layar ponselnya. "Diloken! Ketarane enak"
("Lihat! Kelihatannya enak")Ajun yang lagi enak-enaknya nikmatin mie pun segera menatap ke layar ponsel milik Leo yang disodorkan tepat dihadapannya.
Mata pemuda Bagaspati itu terlihat membaca barisan kalimat dan juga menelisik gambar yang terpampang disana.
"Hmmm ketarane, opo seh iku?"
("Hmmm kelihatannya, apa itu?")"Padahal onok tulisane ndek ndukur, iki Brownies Jun Brownies"
("Padahal ada tulisannya di atas, ini Brownies Jun Brownies")"Lo mau beli itu?"
Leo pun tersenyum tipis dan kembali melihat layar ponselnya. Terlihat pemuda bule itu tertarik dengan kue coklat dengan toping parutan keju itu.
"Gue mau bikin"
"Uhuk uhuk uhuk!!"
Denger jawaban dari Leo, Ajun yang lagi nyeruput kuah mienya langsung keselek denger Leo mau bikin roti.
"Serius Lo?!"
"Dua rius lahh, gue kangen eksperimen bikin kue lagi?"
"Lagi? Berarti lo udah pernah bikin kue dong?" tanya Ajun tak percaya sementara Leo mengangguk dan menunjukkan senyum lebarnya. "Serius Yo?! Gue kira Lo cuma bisa masak nasi goreng, oseng kangkung, sayur sop, sama sayur asem aja"
"Basic gue sebenarnya lebih ke bikin kue daripada masak gituan, cuma semenjak ngerantau ini lama banget ngga gue asah. Jadi sekarang kangen eksperimen bikin kue sama cookies"
"Lo belajar gituan dari emak lo?"
Leo menggeleng, "Cici gue suka bikin kue, nah gue sering liat. Lama-lama gue tertarik dan cici gue mau ngajarin bikin kue. Gue juga sering eksperimen bikin kue atau cookies, syukurnya kata keluarga rasanya enak"
Ajun cukup terkesima denger cerita Leo. Ngga nyangka aja seorang Leonard ternyata punya bakat jadi tukang roti.
Sebenarnya dari awal masuk kontrakan, Ajun udah dibikin takjub sama Leo.
KAMU SEDANG MEMBACA
September Boy | 00L
Подростковая литератураCuma sepenggal kisah sederhana si 4 Jejaka yang entah kebetulan lahir di bulan dan tahun yang sama hanya tanggal yang berbeda..... Cuma sepenggal kisah keseruan si 4 Jejaka yang menjuluki diri mereka sebagai "September Boy" berjuang sebagai anak ran...