16. Bertemu kembali

319 61 27
                                    

Sudah sebulan lamanya rumah megah yang dulu sering terdengar keributan kini banyak keheningan yang terasa. Tak ada pertengkaran, semua sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Rumah itu terasa begitu sepi, seperti tak berpenghuni.

Menjelang sore, Jaehyun yang sudah pulang kuliah berlari mengelilingi area komplek untuk mengganti olahraga paginya yang tadi terhalang jadwal kuliah. Mengelilingi taman depan dan kembali ke rumah setelah merasa cukup untuk olahraganya kali ini. Menyapa beberapa orang yang ia kenal dan tertegun sesaat. Ia melihat-nya di sebuah rumah yang ia tahu pemiliknya baru pindah ke perumahan itu baru tiga bulan lalu.

Jaehyun menyembunyikan tubuhnya pada tembok pembatas dan mengintip kembali ke area dalam. "Ngapain dia di sini? Bukannya menjauh sejauh-jauhnya tapi dia balik lagi ke daerah sini. Apa dia cari perhatian dari orang sini yang nanti pasti bakal kenal sama dia terus bakal ngomongin yang enggak-enggak terus bikin keluarga gue malu? Mana sama cowok lagi, dia pasti jadi simpanan kayak apa yang Haechan bilang. Gak salah lagi emang dia keluar dari rumah."

Jaehyun merapatkan topinya dan kembali berlari kecil setelah melihat wajah pria yang bersama Aera. Ya, yang sedari tadi ia ucapkan itu diarahkannya pada Aera yang sedang menuruni tangga dan menunggu motor yang Jun bawa untuk pergi dari sana.

Setelah kendaraan bermotor itu pergi berlawanan arah dengan nya. Jaehyun menghentikan langkah dan berbalik. Jaehyun merasa, ia pernah melihat laki-laki itu tapi sayang ia lupa kapan dan dimana.

Sedangkan diatas motor yang tengah melaju, Aera dan Jun membicarakan tentang cafe. Berencana membuka cabang di daerah lain. Sekaligus mengalihkan beberapa orang yang sedari tadi seperti mengikuti mereka.

"Nin, kayaknya kita harus nyari-nyari lagi konsep yang bagus biar pas buka banyak yang dateng."

"Hu'um, harus bikin tempat yang instagram-able kalo kata Ujin."

"Haha, pasti. Remaja sekarang kan nongkrongnya pasti nyari tempat buat foto-foto juga."

Aera hanya mengangguk dan mengiyakan sambil tertawa. Tangannya yang memang sengaja melingkar pada pinggang Jun mendapat kode tepukan dari dua jari yang menandakan mereka harus mengalihkan lebih lagi agar bisa lolos dan tak di curigai.

"Rel, kita nonton yuk. Udah lama gak nonton nihhh."

"Ok, sambil cari makan juga ya sekalian."

"Ok."

Jun membelokan motornya dan melihat pada spion bahwa memang benar mereka diikuti. Ia menghentikan motornya dengan santai pada pelataran parkir sebuah mall. Aera mengikuti alur yang dimainkan Jun yang kini ia panggil Farel sebagai nama samaran.

"Yuk..." Keduanya berjalan masuk ke dalam mall, berbaur dengan orang banyak yg berkerumun dan memisahkan diri.

Aera berjalan ke toko pakaian, melepaskan jaket dan mengikatnya di pinggang dengan bagian dalam yg sekarang jadi bagian luarnya. Sedikit memilah pakaian lalu pura-pura tak tertarik dan pergi begitu saja.

Aera berjalan cepat untuk keluar dari sana tapi ia malah menabrak seseorang.

'Sial, kenapa malah nabrak orang sih?'

"Auwhhhh, santai sist. Jangan kayak maling yang buru-buru gitu dong."

"Heh mulut lo sembarangan ngatain orang! Kalo abang lo denger mampus tuh mulut dicabein."

"Dih biarin, orang nya juga gak ada ini, kecuali kalo lo yang ngadu." Aera yang melihat perdebatan tak penting itu ingin cepat pergi dari sana tapi sayang sekali ia gagal.

"Heh, kagak ada minta maaf malah mau nyelonong."

"Ok, maaf. Tadi saya buru-buru karena udah ditungguin kakak saya di depan."

"Maaf lu kagak tulus."

Aera menghembuskan napasnya perlahan, mencoba sabar dengan orang yang ditabraknya. "Maaf, Kak... Saya gak sengaja."

"Gak-gak! Lo harus bilang gini 'maaf kakak ganteng yang lebih ganteng dari makhluk tak kasat mata di sebelahnya' gitu!"

Aera menurut dengan pasrah dan orang itu mendapat pukulan dari temannya.

"Bisa saya pergi sekarang? Saya benar-benar sedang buru-buru."

"Ok."

Hanya itu, Aera mendengus kesal dan pergi dari sana. Ia berjalan cepat mengejar waktu tapi seseorang memanggilnya. "AERA? Eh beneran kamu." ucap orang itu saat Aera menoleh dan terdiam membisu sesaat.

"Kamu kemana aja? Aku sempet beberapa kali lewat sekolah kamu tapi kamu gak pernah keliatan. Gimana kabar kamu?"

"Saya baik, Kak. Saya udah gak sekolah disana lagi."

"Terus kamu sekolah dimana sekarang."

"Di..."

"Ayo pulang." Aera terkaget tiba-tiba saja Jun datang dan merangkulnya dengan pakaian yang sudah pasti berganti.

"Ehhh, lo siapa?"

Jun menoleh dan menunjuk dirinya sendiri. "Gue? Gue..."

"Dia kakak saya. Maaf kak sehun, saya dan kakak saya lagi buru-buru, ada urusan."

"Ah, ok. Sampai ketemu lain waktu."

Aera mengangguk dan berjalan cepat dengan Jun yang masih merangkulkan tangan di bahunya. Mengabaikan seseorang yang sejak tadi menatapnya dalam diam.







"Yong, lo inget gak waktu gue cerita kalo gue ketemu cewek yang nasibnya persis kayak adek gue? Itu dia. Gue kayak nemuin adek gue yang udah gak ada dan pengen banget lindungin dia tapi gue bukan siapa-siapanya."

***

Selamat tahun baru.
Maaf baru bisa update.

Harapan yang ingin aku ucapkan adalah...
Semoga di tahun 2021 keadaan membaik, covid menghilang. Kita semua diberi kesehatan oleh Sang Pencipta, diberi kelancaran dalam segala urusan.

Yang belom dapet jodoh semoga cepat dipertemukan.
Yang udah dapet semoga langgeng dunia akhirat.

Aamiin.

Apa harapan kalian untuk tahun 2021?

HOUSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang