14. Ayi

345 63 25
                                    

Hai, kangen aku? Wkwkwk

Maaf lama update :)

Happy reading


***


Malam nya, Aera tengah di sidang dengan kesalahan yang bahkan tak tahu apa. Ia hanya bisa diam menunduk dan mendengarkan apalagi ucapan yang akan masuk ke dalam telinganya.

"... Dan satu lagi. Gue dapet info lo jadi simpenan om-om?" Aera menggeleng cepat.

"Alaaah, bohong tuh. Dia kan tadi gue liat turun dari mobil bagus. Mana ada cowok seumuran dia yang mau ngangkut dia ke mobil bagus begitu."

Aera mengangkat wajahnya, menatap Haechan dengan kesedihan. Ia tahu Haechan membencinya tapi ia tak tahu bahwa pria itu akan memfitnahnya begitu.

"Aera, lo... Kalo bener apa yang dibilang Haechan. Lo udah buat malu keluarga ini. Lo bukan siapa-siapa di sini dan lo dengan seenaknya ngancurin citra keluarga ini!"

Aera tersentak. CITRA satu kata yang penuh penipuan dan kebohongan dalam keluarga ini.

"Udah sih, usir aja. Dia di rumah ini juga gak guna. Ngotorin pemandangan doang." usul Jaehyun pada Taeil.

Taeil diam, ia mempertimbangkan hal itu. Dan egonya sedang tinggi, ia dari dulu juga sudah tak suka dengan kehadiran Aera dan ibunya.

"Aera..." Aera yang dipanggil seperti itu hanya menggeleng cepat. Aera tahu memohon hanya menjatuhkan harga dirinya, tapi jika ia tak tinggal di sini, kemana dia harus pergi? Sedangkan ibunya bahkan hanya bisa ia hubungi dari rumah ini.

"Kak jangan... Aku mohon. Aku gak tahu harus pergi kemana kalo keluar dari rumah."

Taeil diam. Ia menatap adiknya yang lain. Johnny mengangguk begitu pun jaehyun dan Haechan. Sedangkan Taeyong hanya diam memperhatikan.

"Jangan buat penyesalan dalam hidup lo."

Kata-kata yang terngiang selalu dalam otaknya. Tapi kali ini ia hanya ingin diam. Ia tak tahu apa ia akan menyesal dengan semua ini atau ia akan senang jika dia telah hilang dari hidupnya.

***

Malam semakin larut, langkah kecilnya hanya bisa melangkah tak bertujuan. Ia tak tahu kemana ia harus pergi. Ya, dia Aera yang benar-benar telah meninggalkan rumah. Ia hanya membawa tas ransel dan satu tas jinjing. Aera tak tahu harus kemana. Ia benar-benar bingung sekarang.
Dari kejauhan, terlihat segerombolan motor  yang mengarah ke arahnya. Aera hanya bisa tetap jalan menunduk dengan rasa takut.

Dan rasa takutnya semakin menjadi saat gerombolan itu  berhenti di depannya.

***

Taeyong gelisah, ia tak mengerti kenapa rasa tak nyaman ini bersarang dalam hatinya. Ia berjalan ke balkon. Menunduk melihat pagar tinggi rumahnya. Dan hanya dengan itu. Taeyong lantas berjalan cepat menuruni tangga rumah. Mengambil motornya dan keluar dari gerbang rumah.

Ia terus menjalankan motornya tanpa tujuan setelah keluar dari perumahan. Ia merasa bersalah karena hanya diam, dan kini penyesalan tak ada artinya.

Dilain tempat, dua orang berjalan bersisian di tengah keramaian pasar malam. Melewati berbagai penjual dan arena permainan disana. Langkah keduanya terlihat santai walau jelas satu diantara mereka merasa kebingungan serta takut secara bersamaan.

"Kita mau kemana?"

"Shttt, diem aja. Nikmati aja liat-liat wahana di pasar malem ini. Nanti juga lo tahu, tenang lo gak bakalan kenapa-napa, gue janji."

Langkah keduanya terus berjalan hingga pada titik tergelap sebuah wahana.

"Nih, barang lo."

"Thanks... Btw, cewek lo?"

"Ya, cewek gue. Barang udah aman, gue balik."

"Ya."

Menjauh dari sana dan membaur kembali dengan orang-orang hingga langkah mereka sampai parkiran, menaiki motor dan melaju sampai melewati sekelompok orang yang juga mengikuti laju kendaraannya.

Kelompok mereka berpencar di sebuah kawasan dan hanya tinggal 2 motor yang melaju bersama. Hingga akhirnya, kedua kendaraan beroda dua itu berhenti di sebuah gang.

"Sesuai janji, lo bakalan punya tempat setelah bantuin kita."

"Makasih."

"Hmm, riel bawa ayi sama lo. Dan lo, lo bebas kemana aja, gue gak larang. Tapi ingat, lo harus bisa kapan pun gue butuh lo."

"I-iya."

***

Ada yang bisa menebak apa yang terjadi? Hihi




HOUSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang