13. Bertemu teman(?)

373 67 15
                                    


Aera keluar dari gerbang sekolahnya, berjalan menyusuri trotoar dan berhenti di halte bus. Ia duduk menunggu di sana bersama yang lain. Tak lama sebuah mobil berhenti di sana, Aera tak memperdulikannya. Hingga ada suara yang memanggil namanya, baru lah ia menoleh. Mengerjap beberapa saat dan mengingat-ngingat siapa orang yang memanggilnya.

"Aera... Sini!"

Perlahan, ia bangkit dan menghampiri mobil itu diikuti pandangan beberapa orang disana.

"Kamu sekolah disini?" Aera hanya mengangguk. "Sekarang mau kemana?"

"Pulang..."

"Kalo gitu, ayo masuk. Biar kakak anterin."

Aera terdiam, ia memandang ragu pada orang yang berada di dalam sana. Seakan mengerti, orang itu tersenyum dan berkata, "jangan takut, Kakak bakalan anterin kamu sampe ke rumah kok. Janji!"

Akhirnya, Aera naik ke mobil itu dan bertepatan dengan seseorang dari mobil lain yang melihatnya naik.

"Rumah kamu ternyata searah dengan rumah Kakak."

"Iya... Emmm kakak tadi abis dari mana?" Aera mengerjap sebentar dan meralat ucapannya. "Maaf aku lancang kak. Gak papa gak usah di jawab."

Orang itu tertawa. "Apa... Kamu ini nanya doang kok dibilang lancang. Kakak abis dari RS nganterin berkasnya bang Dio. Kebetulan tadi lewat sekolah kamu itu."

Aera mengangguk mengerti.

"Rumah kamu yang mana?"

"Yang putih sebelah sana." Aera menunjuk sebuah rumah yang memang ia huni.

"Yang ini?"

"Iya kak, makasih udah anterin Aera sampe rumah."

"Iya sama-sama. Kalo gitu kakak pulang dulu ya."

"Iya, Kak." Aera melambaikan tangannya dan berbalik untuk masuk ke dalam rumah.
Saat membuka gerbang, klakson mobil yang begitu nyaring membuat nya kaget. Aera menoleh dan mendapati mobil yang dibawa Haechan di sana.

"Heh, lo malah bengong. BUKA GERBANG, GUE MAU MASUK!!"

Dengan cepat, Aera mendorong gerbang dan menutupnya kembali setelah mobil masuk.

"Gue tadi liat lo turun dari mobil bagus... Lo jadi simpenan om-om ya?" Jelas Aera menggeleng cepat.

"Alah, jangan bohong lo. Mana ada orang jaman sekarang yang naik mobil bagus gitu mau numpangin orang udik kayak lo."

"A-aku gak bohong."

"Halah, gak usah nyangkal deh. Bagus sih lo jadi simpenan om-om. Siapa tahu lo jadi bisa pergi dari rumah ini. Gue muak liat muka lo tiap hari!" Dengan itu, Haechan melenggang masuk dengan santai tanpa perduli bahwa kata-kata darinya itu telah menyakiti hati Aera.

"Apa sebegitu hina itu aku di matanya?"

Aera hanya bisa menunduk dan akhirnya berjalan masuk setelah dipastikan Haechan telah berjalan jauh dari jaraknya berada. Ia tak ingin hatinya merasa sakit kembali untuk hari ini. Cukup kata-kata hina dari Haechan barusan yang ia dengar. Ia tak ingin lagi.

***

Disisi lain, Haechan yang baru memasuki kamarnya, melemparkan tas ke sofa dan melempar tubuhnya ke kasur. Ia menatap langit-langit kamarnya dan bergumam, "gue gak mau liat dia lagi."

Hela napas berat terhembus kencang, Haechan lalu mengubah posisinya menjadi duduk. "Gue pengen nyingkirin dia dari rumah, tapi gue gak tahu gimana caranya. Hmmm, apa gue bilang aja ya dia tadi dianter pulang sama om-om? Kayaknya bagus juga ide gue." Haechan tersenyum dan menoleh ke arah nakas dimana ia bisa melihat foto ibunya. "Maaf, Ma. Echan gak suka dia ada disini."


***

Setelah sekian lama cerita ini berdebu huhu... Akhirnya bisa nulis lagi dan dapet ide.

Ps. Jangan benci Haechan di dunia nyata ya. Pleaseee.

Ah iya, aku ada sesuatu yang baru. Judulnya GOOD BOY or BAD BOY ini cerita singkat dua sisi dari member NCT 2020. Jangan lupa mampir. Dan aku kobam Sungchan astagaaaa. Kiyowo sekali bayi satu ini.

HOUSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang