15. Kehidupan baru

312 64 31
                                    


Sudah terhitung seminggu Aera tinggal bersama Ariel. Ariel yang dari penampilannya urakan dan awalnya ditakuti oleh Aera kini jadi teman terdekatnya.

Aera memutuskan semua hubungan dengan kakak-kakaknya. Bahkan ia memutuskan untuk tak melanjutkan sekolahnya dan lebih memilih bekerja di sebuah cafe yang berada dekat dengan tempat ia tinggal saat ini.

Aera tahu ia tak diharapkan di keluarganya, jadi ia pun tak akan pernah berharap ada yang mencarinya. Lagi pula, siapa yang perduli ada nya dia atau tidak? Bahkan Aera berpikir mereka sudah bahagia dengan ketiadaan dirinya di rumah itu.

"Ra, hari ini jangan masuk ya. Jun ngabarin gue, dia butuh lo hari ini."

"Jam berapa?"

"Berangkat jam 10 sih katanya."

"Ok. Hmmm, lo gak ikut?"

"Gak, gue pernah keliatan soalnya. Jadi gawat kalo entar gue keliatan disana."

Aera hanya mengangguk dan kembali melanjutkan langkahnya ke kamar mandi. Setidaknya, walaupun ia melakukan hal yang memang salah ini. Ia merasa tak keberatan. Mungkin memang ini jalan hidupnya.

***

Aera keluar dari rumah yang baru ia masuki beberapa waktu lalu bersama orang yang bernama Jun. Dengan santai keduanya berjalan ke motor Jun yang terparkir di halaman rumah, keduanya dengan santai memakai helm dan pergi dari sana.

Sambil menunggu di depan, Aera menatap lingkungan sekitar. Ia sangat mengenal lingkungan ini. Lingkungan tempat tinggalnya dulu, tapi ia tak menyangka ternyata ada yang memakai barang haram itu di wilayah tempat tinggalnya—dulu.

Suara motor yang cukup kencang terdengar, mengalihkan sebentar perhatian Aera. Dan ia menyesal karena telah menoleh karena ia bersitatap dengan salah satu dari "mereka" yang kini melambatkan laju kendaraannya dan berhenti untuk sekedar menoleh ke belakang.

Aera yang tahu hal itu akan terjadi, kini hanya berdiri tegap menyamping sambil melihat Jun yang sudah ada di depannya. "Ayo!" Aera mengangguk, naik dan menutup kaca helm yang beruntung saja berwarna gelap.

Setelah pasti Aera duduk di belakangnya, Jun langsung menancap gas. Aera memalingkan wajahnya ke kanan untuk menghindari tatapan dari orang itu yang masih diam di tempat nya berhenti.

"Lo kenapa? Kok tegang?"

"G-gak, gak papa kok."

"Oh iya, gue liat tadi ada yang merhatiin lo pas kita lewat. Lo kenal?"

"Gak, gue gak kenal. Mungkin lo salah liat."

"Hmmm, mungkin. Lo harus hati-hati, siapa tahu itu salah satu polisi yang nyamar."

"Iya, gue bakalan hati-hati."

Sedikit demi sedikit, Aera mengganti ucapannya yang dulu halus jadi mengikuti orang-orang di sekitarnya. Aera tahu, ia ditempat yang berbeda sekarang, Ariel bahkan sudah memperingatinya berkali-kali untuk hati-hati dan jangan beritahu siapapun tentang apa yang ia lakukan dibelakang.

Aera diantar kembali ke rumah kost nya saat waktu sudah beranjak malam. Ariel sudah terlihat di depan pintu, sepertinya perempuan yang jadi teman dekat nya sekarang memang sengaja menunggu, entah untuk apa.

"Beres, Jun?"

"Udah, untung aja lokasi di sana masih aman. Belom ada yang curiga kayaknya."

Ariel mengangguk-angguk lalu beralih pada Aera yang sedang memeluk helm. "Posesif banget itu helm ampe si peluk, Ra."

"Eh... Apaan sih. Dikira apaan posesif, tapi mending sih posesif ke ini. Dari pada gak ada yang di posesif-in." Aera mengerling pada Ariel yang menatapnya tak mengerti, sedangkan Jun cuma geleng-geleng liat dua perempuan di depannya yang ia sendiri jujur tak mengerti apa yang keduanya ucapkan.

"Kalian ngomongin apa sih, gue gak ngerti sumpah."

"Jun, lo aja gak ngerti apalagi gue. Emang omongan yang ada di otak ni bocah kadang gak bisa masuk ke otak gue."

"Lu aja yang bego."

"Heh apaan..."

Aera hanya menatap pertengkaran mereka dengan malas, tanpa ingin mengganggu Aera masuk ke dalam tempat tinggalnya sekarang yang entah akan ia tinggali sampai kapan.

"Dia ngenalin aku gak ya? Terus kenapa dia berhenti di sana sambil liatin aku? Akh ngapain dipikirin... Aera, kamu harus fokus nata hidup lagi. Yakin Aera yang sekarang pasti bisa jalan walaupun sendirian. Gak ada lagi yang halangi kamu, gak ada lagi yang bisa buat kamu khawatir dengan embel-embel nama keluarga. Ya, gak ada lagi!"

Aera hanya bisa menguatkan dirinya sendiri, mencoba mensugesti dirinya untuk percaya bahwa ia pasti bisa.

***

Halohaaa, maaf lama update😁

Ini lah penyebabku jarang bisa update

Ini lah penyebabku jarang bisa update

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Baby boy lagi aktif-aktifnya jadi kadang malem juga suka udah ketiduran.

11des20
Rinmy98

HOUSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang