10. Kembali pulang

674 78 26
                                    


Salam dari Aera yang rindu kalian tapi tertahan oleh kemalasanku hihi.
Spesial ya, exo anniversary sama hari ini sehun ultah eaaaaa.

Happy reading

***

Aera, ia masih diam menatap pintu yang sudah tertutup rapat. Masih mengingat bagaimana dua orang yang datang dalam hidupnya satu jam lalu itu. Ia senang karena ada orang yang dengan senang hati berada di sisi nya. Ia senang ada orang yang mau berteman dengannya.

Aera kembali terbayang dengan satu jam berharganya. Terbayang bagaimana lucunya pertengkaran diantara tiga saudara itu. Bukan pertengkaran serius, hanya main-main yang berujung saling memukul bagian tubuh dan meledek satu sama lain. Itu menyenangkan dan ia ingin memiliki hal itu dalam hidupnya. Antara saudara nya.

Dalam bahagia nya, Aera terbayang pilu nya. Apa ia akan memiliki hal ini bersama keluarganya, keluarga yang entah menganggapnya atau tidak. Ia bagai dibuang tapi tak terbuang. Sulit dibayang tapi itu lah adanya.

"Ayi pengen keluarga."

***

Sesaat suasana menjadi hening saat langkah seseorang masuk. Tanpa menoleh atau menyapa orang itu melangkah dan masuk ke dalam kamarnya di lantai atas.

"Dia kenapa?"

"Gak tahu, tanyain aja sendiri.

"Ogah, lagian gue gak kepo juga."

Haechan, anak itu merotasikan matanya kesal dan nendelik pada kakaknya itu. "Bang, lo nanya tadi itu udah termasuk kepo."

"Masa?" Haechan mengangguk, "siapa?"

"Yang nanya! Gue dah tahu lo mau ngomong gitu. Basi, Bang."

"Dih soto."

"Sotoy, Bang."

"Itu sih elo, gue mau nya soto." Jhonny memegang perutnya. "Duh gue laper. Si Aera kapan sih balik?"

"Ngapa, Bang? Lo kangen?"

"Dih, ogah amat. Bosen gak ada dia gak ada yang gue suruh-suruh."

"Dasar pemalas, mau nya nyuruh-nyuruh doang."

Jhonny mendelik. "Kayak lo enggak aja, Chan."

Haechan cuma menunjukan cengiran nya.

Hening kemudian, tak ada yang membuka suara kembali sampai seseorang kembali masuk ke rumah dan melempar tubuhnya ke sofa.

"Ngapa lu? Kucel amat."

Jaehyun yang baru duduk hanya menengok dengan malas ke arah Jhonny. "Cape gue, Chan ambilin minum dong!"

"Idih, apaan lu nyuruh-nyuruh gue, Bang. Ogah, ambil sendiri."

Jaehyun melempar bantal sofa ke arah adiknya itu sambil menggerutu. "Baru gue suruh gitu doang males lu."

"Biarin, males juga gue ini. Makanya bawa balio tuh cewek."

"Cewek siapa?"

Jhonny hanya diam mendengarkan, terlalu malas untuk ikut dalam pembicaraan mereka berdua. "Ya si Aera lah, siapa lagi cewek yang bisa dengan enaknya disuruh-suruh kalo bukan dia."

Jaehyun mengangguk-angguk. "Yaudah, kalo gitu kita bawa dia balik aja."

"Emang Dokter bakal ngizinin? Bukannya kata Bang Taeil si Aera harus rawat inap beberapa hari lagi ya?"

"Bilang aja mau rawat jalan, gitu aja kok susah."

"Hmmm, pinter lo Jae. Yaudah entar Bang Taeil balik, kita omongin." Sahut Jhonny yang dari tadi malas-malasan di sofa dengan handphone yang berada di tangan.

***

Rumah sakit, 09.30

Aera masih terdiam melihat dua kakaknya yang datang dan bilang menjemputnya untuk pulang. Seingatnya, Dokter Kyungsoo pernah bilang ia harus di sana beberapa hari lagi.

"Kak..."

"Apa? Lo gak mau balik?" Potong Jaehyun langsung sebelum Aera menyelesaikan ucapannya.

"Ayo, cepet beresin barang-barang lo. Gue gak mau lama-lama di rumah sakit."

Aera hanya diam menurut, tangannya dengan cepat membereskan beberapa barangnya dan memasukannya ke tas.

Aera berdiri dengan tas di tangan dan siap pergi meninggalkan rumah sakit ini. Jaehyun berjalan di depan dan Aera mengikutinya. Hening untuk keduanya sebelum seseorang memanggil Aera.

"Dokter..."

"Kamu mau kemana?"

"Pulang." Aera diam, Kyungsoo yang tadi memanggil, menatap pria yang berdiri dengan jarak yg cukup jauh itu.

"Bukannya kamu baru bisa pulang lusa ya?"

"Dia mau rawat jalan."

Kyungsoo yang tadi menatap Aera, kini kembali menatap Kakak dari Aera itu. Jaehyun yang ditatap hanya diam lalu menatap Aera dan menyuruh berbicara dengan isyarat mata.

"Iya, Dok, Ayi mau rawat jalan aja."

Kyungsoo tak lantas percaya begitu saja, tapi ia tak bisa apa-apa jika begini. Memaksa pun ia tak punya hak. Dengan berat hati, Kyunsoo mengangguk lantas tersenyum pada Aera. "Baiklah, hati-hati. Jika terjadi sesuatu, kamu bisa datang kesini."

Jaehyun yang mendengar itu hanya mendengus tak suka dan menarik Aera begitu saja lalu menghentakan tangan gadis itu setelah mereka berada cukup jauh.

"Gue gak nyangka lo segitu deketnya sama dokter itu. Lo sogok apa tuh dokter?"

Aera menggeleng keras untuk menolak apapun pemikiran kakaknya. Namun Jaehyun tak perduli dengan apapun jawaban yang mungkin akan dilontarkan, ia bergerak cepat meninggalkan Aera yang kini berlari mengejar langkahnya.

***

Semoga rindu kalian sedikit terobati dengan chapter yang pendek ini.
Btw, emang sejak kapan chapter di ceritaku panjang-panjang ya🤣

HOUSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang