29. Hilang

89 23 8
                                    

Setelah diantarkan ke rumah sakit oleh wonwoo dan mark, Aera kini berada di ruangan sang bunda. Yang Aera tahu, Bunda sekarang sudah tak bisa lagi diselamatkan. Hanya menunggu waktu kata dokter saat Aera mencuri dengar ucapan papa dan dokter yang menangani Bundanya.

Terpukul, jelas ia merasa terpukul. Bagaimana bisa begitu tega Bundanya pulang ke rumah dan tiba-tiba kritis lalu ia mendapat kabar sang Bunda sudah tak bisa lagi di selamatkan.

Kata "pasrahkan saja" terus berputar-putar di kepalanya.

"Bunda, apa Bunda mau tinggalin Ayi setelah lama kita gak ketemu." Aera menggengam erat tangan sang Bunda yang kini terasa begitu kecil.

"Maaf Ayi gak bisa jadi anak yang baik-baik seperti yang Bunda pinta." Aera menatap wajah Bundanya yang tertutup masker oksigen. " Ayi nakal banget ya Bun, sampe Bunda mau tinggalin Ayi."

Helaan nafas terdengar berat, kedua bola matanya kini berkaca-kaca. "Bunda, pasti sakit ya? Maaf udah nahan Bunda terus menerus. Kalo bunda berat karena Ayi, Ayi sekarang udah rela. Ayi ikhlas lepasin Bunda."

Di ambang pintu, ada dokter dengan dua suster dan sang Papa yang mendengar semua ucapan Aera.  Niat mereka ingin memeriksa pasien karena ini jadwalnya. Tapi, pemeriksaan tertunda saat mereka yang memang sudah pasrah mendengar ucapan anak gadis si pasien, Aera.

Dan setelah benar-benar ikhlas, ternyata wanita yang dipanggil Bunda itu akhirnya mengehembuskan nafas terakhirnya setelah tiba-tiba saja mengalami kejang.

Aera melihat semuanya, dokter yang berusaha mengembalikan detak jantung Bunda nya dan sang Papa yang kini memeluknya. Aera hanya bisa diam dengan air mata yang bercucuran. Mulutnya seakan terkunci, ia ingin meraung keras tapi tak bisa.

"Ikhlas ya Nak. Bunda sudah tak sakit lagi."

Aera hanya diam, melihat dokter yang kini menyebutkan waktu kematian bundanya. "18.51 nyonya Ahn Ji ah meninggal dunia."

***

Rumah keluarga Jung kini dipadati oleh pelayat. Banyak rekan kerja yang datang berbela sungkawa. Teman-teman dari anak-anak keluarga Jung juga hadir, salah satunya Sehun yang memang teman Taeyong di kampus. Mereka berkumpul sesuai dengan circle nya, tapi tidak dengan Aera. Ia hanya sendiri. Terdiam di depan jasad Bundanya.

Sehun hanya melihat dari kejauhan, bukan tak ada niat menghampiri. Tapi Taeyong selalu mengalihkannya seakan-akan ia tak boleh pergi menemui Aera. Ya, Taeyong menyadari jika Sehun berkali-kali ingin beranjak dari sana.

Waktu terus bergulir. Jam 8 pagi ini waktunya penguburan. Aera masih diam sambil memeluk foto sang Bunda dengan Bibi Im yang ada di sampingnya—menjaga langkah sang Nona yang seperti lemas dan hampir oleng. Papa dan kakak-kakaknya itu mengangkat peti yang membawa serta sang Bunda  di dalamnya. 

Aera kini merasa sendiri, menatap kosong peti yang kini tengah ditutupi oleh tanah merah. Ia kehilangan lagi. Setelah kehilangan Ayahnya yang pergi begitu saja tak tahu kemana, kini ia kehilangan Bundanya, bahkan untuk selama-lamanya. 

Sehun yang kini bebas dari Taeyong berada tepat di belakang Aera. Ia ingin menguatkan gadis itu, tapi saat sudah berada tepat di belakangnya. Sehun hanya bisa diam. Ia tak bisa merealisasikan keinginan awalnya sebab Aera kini jatuh lemas ke arah Bibi Im. Dan dengan sigap, ternyata pemuda yang berada di sebelah Aera mengangkat gadis itu. Sehun tak mengenalnya. Jadi, sekarang ia hanya melihat kemana Aera di bawa.

Aera masih sadar, tapi tubuhnya lemas tak berdaya. "Ra, lo gak pingsan kan?"

"Hmmm."

"Syukurlah. Nih minum dulu, biar agak segeran."

Aera dibantu bibi Im untuk minum, matanya kini terbuka sedikit. Ia melihat Jaemin yang menatapnya khawatir. "Makasih Jaem." ucap Aera begitu lirih.

"Sama-sama, sekarang lo balik ya. Gur anterin."

"Tapi..."

"Non... Pulang ya."

"Bunda..."

"Bunda udah tenang. Sekarang Non harus istirahat."

Aera akhirnya mengangguk. Jaemin bergerak ke kursi kemudi. Sedang kan bibi Im tetap di belakang bersama Aera yang kini menutup kedua matanya. Entah pingsan atau tidur.

***

Setelah sekian lama gak lanjutin cerita ini huhu.
Sempet hilang arah buat lanjutin, tapi tenang aja. Ini masih dilanjut kok. Sebelum kata end ada, selama apapun pasti dilanjut.

Mana suara nya yang nungguin emak update? Komennya kurang semangat nih (ngelunjak)
Wkwkwk

Btw, mak lagi teryuta-yuta gara-gara teaser film nya hihi. Kaget beneran ini mah.

HOUSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang