3. Hidup

798 123 52
                                    

Waktu berjalan terasa lambat, lima pemuda kini berada di ruang tunggu. Masih menunggu kabar dari dokter di dalam sana.

"Si Aera kenapa sih? Dia mau bunuh diri gitu?" tanya Haechan yang memecahkan keheningan.

Jaehyun yang ada di sampingnya mengedikan bahu. "Mungkin, harusnya tadi kita gak bawa dia ke sini. Biarin aja dia mati kehabisan darah." Ia tak mengingat bahwa dirinya yang malah menyelamatkan Aera dengan menghentikan pendarahan di tangan Aera.

"Goblok, lo mau bilang apa ke Papa kalo kita ngebiarin dia mati gitu aja, hah?" Jhonny ambil suara dalam pembicaraan ini.

"Kalian diem bisa gak sih? Gue lagi pusing mikirin ini itu dan kalian malah ribut gak penting!"

Seruan dari Taeil membuat mereka diam. Taeyong yang memang sedari tadi diam akhirnya memilih pergi dari sana. Berjalan kemana saja asalkan ia tak mendengar perdebatan yang melibatkan nama Aera.

***

Tepat tengah malam. Di sebuah ruangan tanpa penjagaan siapapun, gadis yang terbaring lemah itu membuka matanya. Ia mengedarkan pandangan ke segala arah dan tak menemukan apapun yang ia cari. Ia sendirian, tanpa teman apalagi keluarga.

Ia merasa dirinya kosong saat ini. Ia tak punya tujuan hidup. Ia ingat dirinya yang tak bisa mengendalikan diri dan mengores dalam pergelangan tangannya. Ia ingat betapa paniknya mereka tapi ia hanya diam.

Tapi, kepanikan yang ia lihat terakhir kali itu mungkin hanya kepanikan biasa. Bukan kepanikan dengan keperdulian layaknya keluarga yang ia harapkan.

Aera mencoba bangun walau rasa pusing mendera kepalanya. Berjalan dengan tiang infus sebagai penopangnya dan berjalan ke kursi di dekat jendela. Membuka hordeng coklat yang menghalangi dan membuka selot jendela hingga terbuka lebar. Udara dingin dari luar menerpa kulitnya. Aera terdiam sebentar sebelum mendudukan dirinya di kursi. Menghadap pada jendela yang terbuka lebar, dan menatap bulan yang bercahaya di atas sana sendirian.

Ya sendirian, seperti dirinya.

***

Pukul dua malam tepat, dokter jaga berkeliling untuk memeriksa setiap pasiennya. Dua suster yang berjaga mengikutinya. Mereka berkeliling kesana kemari untuk memastikan keadaan pasien, hingga langkah tiga orang itu kini terhenti di ujung lorong. Di sebuah kamar VIP yang terakhir untuk diperiksa.

Tangan sang dokter memutar handel pintu secara perlahan. Saat sedikit terbuka, ia mengeryit bingung. Kulitnya merasakan udara yang berbeda dari ruangan itu. Keanehan itu membuatnya cepat masuk dan terkejut saat melihat pasien yang harusnya tidur di bangkar rumah sakit kini duduk diam di sebuah kursi di depan jendela yang terbuka lebar.

"Astaga... Sus, cepat tutup jendela itu dan naikan suhu ruangan!"

Dua suster yang mengikuti si dokter ini segera melakukan apa yang diperintahkan. Dokter pria yang kini sudah berada di depan pasiennya itu menatap gadis mungil yang kini tengah melamun. Ia mencoba membuat kesadaran si gadis yang tak lain adalah Aera itu kembali.

Aera agak tersentak. Ia melihat sepasang mata bulat yang kini berada di depannya.

"Kamu... Siapa?" Sebuah pertanyaan yang sangat lirih itu keluar begitu saja dari belah bibir Aera yang pucat.

"Saya dokter. Dokter yang akan menyembuhkan kamu."

"Menyembuhkan?" Aera menunduk dalam dan melanjutkan kata-katanya kembali, "kenapa aku harus sembuh? Tak ada yang menginginkan kehidupanku di dunia ini..."

Deg

Dokter yang berada di depan Aera diam mematung. 'Tak ada yang menginginkan kehidupanku...' kata-kata ini begitu menohoknya. Ia jadi teringat dengan seseorang yang ada dalam hidupnya. Yang dulu sempat tak pernah ia hiraukan keberadaannya.

"Tuhan, jangan buat aku melihat kehidupan pedih Yuri pada gadis ini."

***

Konflik akan di mulai.

Tapi, mungkin gak akan sederas ADK.

Oh iya, yang pembaca baru di sini mungkin kalian akan sedikit bingung awalnya. Tapi aku mencoba untuk tak membuat kalian bingung.

Cerita ini akan sedikit banyak berkaitan dengan ceritaku yang lain yaitu AKU&KALIAN.


















Aku yakin, pasti ada yang bingung buat awal cerita ini.

Kenapa awal cerita udah ada adegan bunuh diri begini???

Wkwkwk.







Karena setelah ini, kejutan dariku akan dimulai.

Eaaaaa, diri ini kebanyakan bacot.

Dah ah. Byeeee.

12 Juli 2019

HOUSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang