BADAI

1.6K 171 0
                                    

✺✺✺
.
.
.
.
.
.

Mendengar penjelasan gunawan, Al langsung membulatkan mata. Pikiran nya tidak sedikit pun teralihkan dari Nada. Apa yang gadis itu rasakan kalau tau Al yang akan dijodohkan dengan gadis lain.

Ia menggeleng kan kepala dan menatap serius Gunawan. Apa yang harus ia katakan? Seumur hidup ia tidak pernah membantah perkataan ayah nya. Tapi, disisi lain ia juga tidak bisa meninggalkan Nada demi gadis baru yang belum pernah ia temui.

"Nggak pa! Al udah punya pacar. " Sahut Al menatap serius kedua mata ayah nya. Gunawan menatap nyalang Al. Tatapan yang selama ini tidak pernah ia perlihatkan kepada sang anak.

"Kamu harus hormati keputusan papa! Papa nggak terima penolakan Al"ujar Gunawan. Al meletakan secangkir kopi yang Gunawan berikan beberapa menit lalu. Lalu dengan emosi yang hampir membeludak Al segera pergi dan meninggal kan Gunawan yang sama marah dengannya.

✺✺✺

" Ra, gue mau ke UKS sekarang." Ujar Nada pelan berbisik di telinga Ira.
Mendengar ucapan Nada Ira langsung mengangguk berkali kali tanpa menanyakan alasan nya. Sedari tadi Ira juga memperhatikan gerak gerik Nada yang seakan menahan sakit. Pasti itu alasan nya.

"Gue temenin ya." Ucap Ira memohon. Nada menggeleng dan tersenyum, Ia beranjak pergi dan terus memegangi dada nya yang sesak.
Ira mendengus sebal dengan tingkah Nada. Bagaimana bisa sahabat nya terus terusan menghadapi rasa sakit nya tanpa mau memberitahu kan orang lain.

Saat ini kelas X IPA 2 sedang jam kosong. Suasana yang sangat ribut dan tidak bisa hening itu terus menantang nya untuk tidak diam. Akhirnya Nada memutuskan pergi ke UKS karna sesak dada nya terus menyerang.

Nada membaringkan badan nya diranjang UKS. Tatapan nya kosong menatap hampa langit langit UKS. Tanpa ia sadari, air mata nya keluar begitu saja membasahi pipi nya. Ia memejamkan mata nya untuk sedikit menenangkan perasaan nya saat ini.

Bukan karna ia lemah, bukan karna ia tetap mengeluh dengan apa yang ia terima lapang dada ujian dari tuhan nya, bukan karna ia masih merasa kurang dengan apa yang ia miliki saat ini. Ia hanya tidak bisa membayangkan hari itu tiba. Hari dimana ia akan meninggalkan semua orang yang ia sayangi untuk selama lama nya.

Cekleeek...
Nada membuka mata pelan saat mendengar seseorang membuka pintu. Ia menatap siswa yang masuk dan membawa sebotol aqua ditangan nya.

Marvin tersenyum kaku menatap Nada. Sejak kejadian chat tadi ia sangat merasa bersalah kepada Nada. "Marvin?.." Nada memposisikan tidur nya menjadi duduk. Ia tersenyum melihat Marvin sedari tadi menggaruk tengkuk nya yang mungkin tidak gatal.

"Boleh gue duduk?.. " Ucap Marvin sambil mengedarkan pandangan ke sekitar. Nada mengangguk dan mempersilahkan nya duduk disana.

"Nad.. Gue_" Sebelum Marvin menyelesaikan ucapan nya, Nada terkekeh dan memotong ucapan Marvin. Lalu ia berkata "gue tau. Lo mau minta maaf kan sama gue." Marvin mengangguk mendengar ucapan nada. Lalu ia memberikan sebotol aqua yang ia beli dikantin.

"Gue nggak bermaksud ngomong gitu Nad. Lo jangan dibawa perasaan ya sama ucapan gue tadi." Jelas Marvin yang diangguki Nada sambil meneguk aqua nya. "Sans aja vin. Gue Nada, sahabat mantan kekasih lo yang sampai sekarang belum bisa move on dari lo" Lalu keduanya bertukar pandang dan tertawa bersama.

GOODBYE NADA [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang