IRA GAMON

1.4K 151 0
                                    

✺✺✺
.
.
.
.
.

Jea terkejut setengah mati membaca tulisan berwarna merah darah itu. Ia yakin ini pasti hanya kerjaan orang iseng yang mengerjai nya.

Kemudian dengan gesit Jea segera menyobek nyobek kertas misterius itu. Ia memutar bola mata malas karna pasti ini kerjaan orang iseng.

Tapi kenapa tulisan itu selalu berlarian kesana kemari didalam fikiran nya, Bersiaplah untuk menerima kehancuran keluargamu. apa maksud nya, Bukan kah akhir akhir ini keluarga nya semakin renggang, hubungan keluarga nya semakin hancur karna Wisnu.

Ah entahlah, Jea segera menepis keras fikiran itu. Bukan nya tidak peduli, ia hanya tidak mau memikirkan suatu masalah yang memang benar benar sudah terjadi.

✺✺✺
"Risha kenapa lagi nggak berangkat?" Tanya Nada menatap Ira. "Tau tuh. Dia emang nggak jodoh banget ya sama lo. Kalo lo izin, dia berangkat, kalo nggak, juga sebalik nya. Mendingan lo duduk sama gue aja Nad terus. Merdeka lo kalau duduk sama gue." Celoteh Ira berharap.

"Eh.. Lo itu sama aja tau nggak sama Ana keong racun, sama sama ngeracunin otak orang!" Celetuk Nada sambil mengunyah Soto kesukaan nya.

"Ck! Males banget gue duduk sama Ana, brisik banget tuh anak!" Adu Ira melirik Ana keong racun yang sedang sibuk ber mesra ria dengan satria.

"Nggak boleh gitu, udahlah terima nasib." Kekeh Nada yang dibalas tatapan tajam dari Ira.

"Nad.." Ira menyenggol tangan Nada tidak biasa, sungguh Ira harus benar benar menceritakan isi hati nya kepada Nada. Nada lah satu satu nya sahabat yang ia andalkan untuk berbagi masalah. Bukan karna ia tidak percaya kepada Risha, tau sendiri lah kalian kalau Risha tau tentang info info penting dari sahabat nya, Ira bisa pastiin 2 hari setelah ia cerita pasti semua murid akan tau tentang hal itu.

"Kenapa?" Tanya Nada memperhatikan tingkah sahabat nya itu.
"Gu-gue mau cerita.. Sama lo," Ujar Ira gugup. "Yaudah cerita aja, kenapa emang?"

Huft... Ira menghembuskan nafas pelan ia meneguk saliva nya susah payah, "ini tentang Marvin." Ucap nya pelan. Nada membulat kan mata sempurna, ia tidak percaya Ira akan membicarakan Marvin dengan nya. Ingin sekali saat ini juga Nada mengejek nya secara terang terangan. Tapi ia masih memiliki rasa kasihan kepada sahabat nya satu ini yang gagal move on.

"Gimana ya cerita nya, gue kemakan omongan Nad." Celetuk Ira masih dengan suara berbisik. Nada mengerutkan dahi heran, "lah kok bisa?".

" Jadi gini, lo tau kan gue sama Marvin itu mantan kekasih. Dulu gue yang mutusin dia, soal nya dia selingkuhin gue Nad. Terus gue maki maki deh tu play boy cap badak. Gue bilang sama dia, kalo gue nggak bakal terima dia lagi. Gue nggak akan bisa cinta lagi sama tuh anak orang, gue nggak bakal lagi ngemis cinta sama dia. Tapi hari ini gue ngelanggar Nad. Ya, gue sih nggak ngemis cinta apa lagi Nerima lagi ajakan balikan dari Marvin. Tapi gue ngelanggar perasaan, kayaknya gue gamon deh Nad. Gue suka lagi sama Marvin."
Jelas Ira panjang lebar ala kaum galau.

Nada menghembuskan pelan nafas nya, lalu ia tersenyum menatap Ira dan berkata "bukan nya suka lagi, tapi lo emang masih suka sama dia. Ayolah Ira, lo nggak boleh egois. Lo harus ikutin kata hati lo, bukan alur fikiran lo. Lo tinggal terima lagi cinta Marvin, gue nggak nyuruh lo berjuang kayak yang Marvin lakuin sekarang." Jelas Nada yang diangguki Ira.

"Arrrrrgghhhhh.... Gue bingung Nad." Teriak Ira menggemparkan se isi kantin. Semua anak manusia didalam nya menatap Ira heran, kenapa dia? Nada hanya bisa bersumpah serapah dari dalam hati. Ira yang bikin malu, dia yang nahan malu. Menyebalkan.

GOODBYE NADA [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang