TAKDIR

3K 358 45
                                    

Jika kamu bertanya apa yang aku rasakan,
Aku akan menjawab semua nya.
Karna aku bisa merasakan hal yang berbeda
Di waktu yang sama.
Seperti tersenyum saat terluka, dan berkata Bahagia saat menderita.

✺✺✺
.
.
.
.

Uhuuk... Uhuk.. Batukan berat yang keluar dari mulut Nada terus membuat Jea merasa kesal. Tak kunjung reda, Nada menutup mulut nya untuk menghalangi suaranya yang terdengar semakin keras. Ia terkejut saat tangan nya menerima darah untuk kesekian kali.

Sebenarnya Nada sering mengalami batuk batuk tidak jelas itu. Nada Menganggap semua itu hanya gejala udara saat dia keluar rumah, atau hal sebagai nya.

Tapi ini kali pertama saat batuk dari mulut Nada keluar darah begitu gampang.
Nada sibuk memandangi darah di tangan nya, ia refleks menyembunyikan tangan yang berlumur darah ditangan nya itu saat lengan nya disenggol sengaja oleh Jea.

"Lo denger nggak sih. Lo ganggu gue nad! " Oceh Jea kepada Nada, sang empu yang disembur Jea kini berdecak kesal. Ia terlalu muak dengan sifat Jea yang terlalu senang mencari kesalahan nya.

"Berisik! " Bentak Nada. Ini pertama kali nya ia membentak Jea dengan kasar.

Jea? Dia kaget penuh arti, pasal nya Nada belum pernah membentaknya selama ini. Nada kenapa? Ada apa? Itulah kata kata yang terlintas dibenak Jea saat ini.

Nada yang melihat wajah terkejut jea pun segera berdiri dan meninggalkan kamar mereka. Nada tau ini pertama kali nya jea mendapat perlakuan kasar dari seseorang, oleh Karna itu Nada beranjak pergi untuk menghindari kata kata kasar yang akan dia keluar kan untuk Jea selanjutnya. Nada tau Jea selalu diperlakukan bak putri raja yang selalu diperlakukan lembut dan penuh kasih sayang. tidak seperti dirinya.

Nada tidak habis fikir, bagaimana jika jea berada diposisi Nada sekarang? Orang yang jauh dari kata kasih sayang dan selalu diperlakukan kasar.

Nada menggeleng heran saat diri nya memikirkan sang kakak yang sama sekali tidak pernah memikirkan dirinya. Apa? Memikirkan?! Untuk peduli, hanya sekedar peduli saja rasanya sangat mustahil.

Ohh ya sedikit info, Nada dan Jea mereka satu kamar. Ruangan besar yang hanya di tempati dua Makhluk hidup itu selalu menjadi saksi bisu kesedihan untuk Nada, dan kebahagiaan untuk Jea. Sebenarnya ketika mereka beranjak remaja, Nada menolak untuk satu kamar dengan Jea. Nada fikir kamar itu tidak terlalu private untuk hidupnya yang penuh dengan kesedihan. Tapi Jea selalu menolak untuk berpisah dengan Nada. Hanya Karna Takut Jea selalu punya alasan tersendiri untuk menolak mentah mentah permintaan Nada.

Saat Nada beranjak pergi, Nada tidak sengaja berpapasan dengan Resa di tangga. Nada yang masih setia menutup mulutnya itu tidak menghiraukan keberadaan sang mama saat ini.

Nada segera meninggalkan Resa dan segera pergi ke tempat favorit dia sekarang juga.

"Dasar anak tidak tau diri" Gumam Resa dan beranjak pergi.

Nada bersyukur tidak mendengar gumaman sang mama, ia terus berlari menjauh dari rumahnya. Dia yakin yang Resa katakan tadi sangat tidak enak untuk didengar.

✺✺✺

Di tempat ini lah Nada merasa tenang, suasana yang sepi, sangat bersahabat dengan hati nya saat ini. Sangat Damai . Suara aliran air yang enak didengar terus menyapanya membuat sang empu tersenyum.

Nada tersadar ketika melihat tangannya yang masih menutup mulut. Ia berdecak kesal Karena lupa membawa tissue untuk membersihkan darah itu. "Sial." Decak Nada menatap tangannya yang berlumur darah.

GOODBYE NADA [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang