✺✺✺
.
.
.
.
.Nada membuka samar samar mata nya, ia mengedar pandangan kesekitar. Lalu pandangan nya sedikit memburam ketika melihat seseorang mendekati nya dengan nampan ditangan nya.
"Hei.." Sapa Al pelan. Ya, seseorang itu adalah Al. Orang yang berteriak 5 detik sebelum Nada kecelakaan. Setelah kejadian itu, Al tidak membawa kerumah sakit. Ia membawa Nada ke apartemen yang ia sewa dan memanggil dokter untuk datang.
Nada memijit kepala nya pelan yang terasa sangat berat. Nada mengerutkan dahi saat merasa kepala nya terbalut sesuatu. Mungkin perban.
"A-aku dimana?.." Tanya Nada pelan dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Kamu di apartemen aku." Al menerbitkan senyum diwajahnya lalu meminta Nada untuk meminum susu cokelat hangat yang sudah ia siap kan.Setelah Nada meminum nya, ia kembali terlelap tidur untuk mendapatkan istirahat total. Dokter juga berpesan untuk tidak terlalu menekankan sesuatu kepada nya.
Al tersenyum getir mengingat penolakan Nada tadi malam. Tapi ia segera menepis pikiran nya, ia tidak mau egois untuk memaksa kan kehendak seseorang. Al kembali tersenyum dan mengusap lembut puncuk kepala Nada "cepet sembuh Nad." Gumam nya.
✺✺✺
Sore ini Nada dan Al sedang berada di caffe langganan Al. Mereka berdua tidak sendiri, ada Marvin, vian dan Ira. Nada sudah meminta Risha untuk bergabung, tapi katanya ada urusan keluarga diluar kota.
Nada tersenyum kaku saat memperhatikan Al. Al begitu baik untuk ia sakiti. Hal yang selalu Nada hindarkan kini sudah terjadi. Al menatap bingung Nada, ia mengerutkan dahi memperhatikan gerak gerik gadis itu.
"Hummm.. Al," Seberani mungkin Nada memecah keheningan dimeja mereka. Ia meremas jari jari nya dan tetap menundukan kepala.
"Iya?" Melihat gerak gerik Nada, Al terkekeh karena tingkah gadis itu. Meskipun Nada benar benar sudah mematahkan hati Al, Entah kenapa dia tidak pernah bisa membencinya.
"Thanks.. " Ujar Nada pelan. "Ceeiileh.. Ngapain ngucapin terimakasih, Mau gimana pun juga lo sama Al itu belum resmi putus. Nggak bisa dong putus dari satu pihak." Jelas Ira memecah kegugupan Nada.
Al tersenyum dan menatap serius bola mata Nada. Ia menyentuh tangan Nada pelan, tatapan nya sayu berharap masih ada ruang dihati Nada.
Kegugupan Nada kini bertambah. Tangan nya dingin diiringi keringat dingin. Ia tersenyum kaku menatap mata Al lekat lekat. "Lo mau masih Terima gue kan, setelah kejadian tadi malam?" Tanya Al penuh Harap.
Nada hanya bisa menghembuskan nafas pasrah dan mengangguk. Meskipun ia tau takdir apa yang Tuhan berikan, Nada akan meninggalkan sedikit kebahagiaan dihidup Al dalam waktu singkat.
Al mengangkat tangan kegirangan mendapatkan respon dari Nada. Ia menggoyang goyangkan paha Ira dan berkata "thanks ra. Kalo lo nggak ngomong gitu, pasti gue bakal segera jadi jomblo." Pekik Al dengan wajah sumringah nya.
Ira memutar bola mata nya malas dan mengangguk kan kepala. Lalu ia meminum jus Alpukat yang beberapa menit lalu ia pesan.
Marvin menatap tajam sahabat nya itu, tatapan nya tajam seakan melarang Al untuk pegang pegang Ira.
"Ra, bye the way kata lo kan putus nya seseorang nggak bakal resmi cuma satu pihak. Teru_" "Kecuali gue sama lo!" Potong ira sebelum Marvin melanjutkan ucapan nya. Ia sudah paham jalur fikiran mantan nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOODBYE NADA [END]√
Teen FictionBELUM REVISI. Nada Amaro Lexandra. Gadis pejuang kasih sayang orang tua yang gagal mendapatkan keinginan nya. Dia yang harus melawan penyakit mematikan, dia yang harus menerima cacian hinaan bahkan kekerasan dari keluarga nya sendiri. Nada tidak pe...