19. Penyusup acara

47 44 0
                                    

Follow dulu🗡️

Klik bintangnya takut lupa

***

Waktu sudah hampir larut, kini Isal tengah bersiap-siap untuk kembali ke Jakarta. Tidak banyak yang ia bawa hanya beberapa keperluan untuk ia gunakan di sana.

Di dapur, uminya tengah sibuk mempersiapkan beberapa kue untuk dirinya.

Padahal sudah berulang kali ia memohon untuk jangan repot-repot membawakan kue segala, karna kemarin umi sudah membereskan beberapa hal terkait acara tausyah yang di gelar.

Dan kini uminya dengan giat terus membungkus kue-kue yang hampir selesai.

"Umi kuenya tidak kebanyakan?"

Umi menggeleng "Tentu saja tidak"

"Tapi um-"

"Sudah. Sekarang bawa semua kuenya ke kursi belakang, takunya nanti kamu cape atau macet di jalan istirahat aja sambil makan kue"

Kalau sudah begini, Isal hanya mampu menganggukan kepalanya.

______

Tinggal beberapa kilo meter lagi Isal sampai di rumahnya, kini netranya melihat ke atas dan menampilkan 3 lampu yang berbeda warna.

Lampu merah. Ia berhenti sejenak untuk mengikuti peraturan lalu lintas, seraya menunggu lampu yang tak kunjung kuning itu ia pun memakan kue yang di buat oleh uminya.

Lezat. Ini benar-benar sangat enak, tangan uminya yang kreatif dan mahir akan membuat makanan bisa membuka beberapa cabang restoran di setiap kota.

Semua cabangnya terus mengalami kenaikan, bahkan kini restorannya sudah menjadi incaran banyak orang. Karna semua resepnya sang umi lah yang turun tangan mengajarkan semua menu pada juru dapurnya.

Isal menggigit kembali kuenya dan langsung terhenti.

"Eunghhh" matanya membola sempurna, ia masih meresapi suara apa itu dan dari mana asalnya.

Mulutnya mengunyah pelan, dan indra pendengarannya ia fungsikan dengan fokus.

"Ck!" suara decakan yang membuat tubuhnya berbalik dan sudah menampakan sosok aneh di bagasinya.

"Lo makan mulu dari tadi, gue nahan laper mati-matian" decak seorang gadis

Ya, itu suara Nisa. Gadis aktif yang kini dengan santainya merebut semua makanan dan beralih di tangannya.

Ntah bagaimana caranya gadis itu bisa ada di mobilnya. Terkejut, ia sangat terkejut dan masih bertanya-tanya apakah ini bukan halusinasi?

Tapi melihat tingkah laku gadis itu, membuat ia yakin kalau ini benar-benar nyata.

"Ngapain kamu di sini?" banyak pertanyaan yang ingin ia ungkapkan namun hanya kata itu yang mampu ia utarakan.

"Ikut"

Singkat, padat, namun tidak jelas.

"Ngapain? Astagfirullah"

Ntah sudah berapa kali ia mengucap permohonan ampun kala sedang bersama gadis ini, ntah dengan lisannya atau dengan hatinya.

"Tar aja gue jelasinnya, sekarang gue laper mau makan. Cari restoran terdekat aja bang"

Apa-apaan ini? Gadis itu menyuruhnya setelah melakukan perbuatan yang subhanallah di luar nalarnya itu?

Tin Tin

Tin Tin

Suara klakson berbagai kendaraan membuat ia segera melajukan kembali mobilnya.

Istri NakalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang