25. Study

64 44 16
                                    

Follow dulu 🗡️

Klik dulu bintangnya jangan lupa

***

"Bang, beli itu dulu" Nisa mempercepat langkahnya dan langsung di ikuti Fariz seraya menenteng beberapa paper bag yang setiap barangnya mempunyai nominal untuk menguras dompet.

Tangannya benar-benar penuh dengan berbagai paper bag yang membuat ia prihatin kala melihatnya

"Tamat" monolog Fariz dalam hati dengan pasrah

Fariz mengangkat kedua alisnya bingung "Lah bukannya lo udah punya banyak ya kerudung model gitu? Ini juga yang lo pake sama modelnya"

Ya, Nisa memakai kerudung. Gadis itu sudah terbiasa selama masa pembelajaran di pesantren untuk selalu memakai kerudung, karna ia juga berpikir, kapan dirinya siap kalau terus seperti ini? Meskipun jika berada di luar dan ia kegerahan langsung membukanya, tapi setidaknya Nisa terus berusaha untuk memakai kerudung jika ke luar, sedikit demi sedikit pasti ia akan berhasil, karna ia tau semuanya itu butuh proses.

"Berisik, tugas lo mah diem, bawa barang-barang gue terus bayar"

Lihat! Bahkan bibirnya itu pengen sekali Fariz rebus

"Ayo ke kasir" dengan gontai Fariz terus mengikuti langkah Nisa, ia benar-benar menyesal karna telah berurusan dengan gadis itu meskipun niat awalnya sekedar ingin menolong, bahkan gadis itu tidak berterima kasih sama sekali.

______

Mobil pun memasuki perkarangan yang cukup luas, Fariz bertanya-tanya dalam hati saat gadis di sampingnya itu membawanya pada sebuah tempat yang membuat ia cukup terkejut.

"Bawa semua, gue tunggu di sana"

Dengan malas, Fariz kembali menuruti Nisa yang sudah melangkahkan kakinya terlebih dahulu

"Nisa" Sapa wanita paruh baya seraya tersenyum

Nisa pun dengan cekat langsung mencium punggung tangannya yang di ikuti Fariz dengan ramah. Banyak sekali pertanyaan yang bermunculan di kepala Fariz saat ini

"Umi gimana kabarnya? Nisa kangen tau"

Wanita paruh baya itu pun tersenyum dengan hangat "Alhamdulillah baik, Umi juga kangen. Kenapa akhir-akhir ini kamu engga nengok Umi dan adik-adik kamu lagi? Setiap hari mereka terus nanyain kamu sayang"

"Nisa di pindahin Daddy ke pesantren, dan maaf baru bisa sekarang Nisa kesini lagi jenguk Umi"

Wanita paruh baya itupun terkejut "Alhamdulillah, lantas bagaimana disana? Kamu betah sayang?"

Nisa, gadis itu sedikit menganggukan kepalanya "Nisa mulai terbiasa Umi, dan Alhamdulillah kemarin Nisa juga udah kelulusan"

Wanita itu pun wajahnya berseri dengan bangga dan cekat mengucapkan syukur beberapa kali

"Kakak" teriak seorang anak kecil sembari terus berlari dan menubruk badan Nisa dengan senang, tak kalah senangnya Nisa pun langsung memeluk anak itu dengan erat seakan rasa rindu sudah penuh dan akhirnya bisa tersalurkan

"Kakak cantik kemana aja? Kila kangen banget tau" Nisa tersenyum dan mendaratkan kecupan² gemas pada pipi anak berusia 5 tahun itu

"Maaf ya, kakak kemarin nyari ilmu dulu yang banyak, dan kakak juga kangen banget sama Kila"

Istri NakalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang