1. Troublemaker

520 72 18
                                    

Bismillah☺

Ini cerita pertama gue, jadi mohon dukungannya dari kalian para readers dengan cara voment, komen dan share kalau ada typo atau kesalahan jangan lupa kasih tau ya.

Gue menerima saran dan kritik dari kalian semua.

Siapa orang pertama yang baca cerita gue, angkat tangannya🤚🏻

Happy reading😍

***

Intercultural High School ialah sekolah menengah keatas dengan fasilitas terbaik di Indonesia. Sekolah dengan peminat terbanyak namun tidak semua orang bisa masuk dengan sangat mudah.

Salah satu sekolah bergengsi yang di huni oleh siswa-siswi yang terlahir dari keluarga berada, tentu hal ini pun cukup menarik perhatian dari banyak kalangan karna keahlian dalam menjuarai olimpiade tingkat nasional ataupun internasional.

Dan tentu tidak ada hal mustahil jika sekolah se unggul ini pun menyita banyak perhatian atas keonaran yang sering pelajar nya lakukan.

"Kenapa sih kamu tuh gak ada bosan-bosannya buat heboh sekolah terus?!"

"Bukan buat heboh bu, saya itu memperjuangkan apa yang seharusnya di perjuangkan. Dan see, saya udah buat bangga sekolah ini" jawabnya dengan bangga seraya mengunyah permen karet yang membuat mulutnya tidak bisa diam.

"Buat bangga kata kamu? Sekolah itu butuh orang-orang yang berprestasi untuk membuatnya bangga, bukan malah manusia-manusia yang sering membuatnya menjadi perbincangan buruk antar sekolah!"

Bu Mona tak habis pikir dengan ucapan santai muridnya itu, apa katanya tadi? Membuat sekolah ini bangga? Bukannya bangga tapi sudah mencorengkan nama baik sekolah di mata masyarakat.

Bagaimana tidak?

Pasalnya, satu muridnya ini sudah terlibat dalam aksi tawuran lagi dan yang lebih membuatnya tak habis pikir dia sendirilah yang menjadi kepala dalam aksi perkelahiannya.

"Bukan gitu, itumah ibunya aja yang berlebihan. Harusnya ibu tuh bangga karna kemarin sekolah kita menang loh" ucapnya seraya terus membuat gelembung pada permennya.

Bu Mona menghembuskan nafasnya kasar lalu menggelengkan kepalanya, ia tidak mengerti dengan jawaban yang terlontar dari mulut pelajarnya itu. Dari bagian mana dirinya harus bangga?

"Saya gak habis pikir sama kamu, di usia saya menjadi seorang pelajar seperti kamu, dulu saya tidak bermain main, saya fokus untuk belajar untuk masa depan dan meraih cita cita saya!"

"Bu, saya kan udah bilang kita itu beda. ibu ya Ibu, saya ya saya. Jadi jelas jalan hidup kita itu berbeda, lagian kalau ibu mau curhat sana tuh sama mpo inem ngapain sama saya? Bikin panas hidung ibu aja" celetuknya seraya terus membuat gelembung hingga mengenai hidungnya.

"Hidung? Kamu gak salah ngomong?" tanya Bu Mona menautkan kedua alisnya.

"Enggak kok, kalau ibu gak percaya liat deh hidung ibu udah kembang kempis mengeluarkan hawa panas. Kalo itu gas elpiji aja bukan hidung, kayaknya udah meledak deh bu saking panasnya"

Amarah bu Mona pun sudah sampai puncaknya. Bukannya kepanasan, tapi dirinya mengontrol emosi supaya tidak memuncak. Tapi sekarang ia sudah benar-benar habis kesabaran untuk tetep mengontrol emosinya.

"NISA!" pekik bu Mona dengan tatapan yang melotot tajam menatap perempuan di hadapannya itu.

Kenapa dirinya harus mempunyai murid seperti Nisa? Karna muridnya itu selalu membuatnya naik pitam dengan tingkah dan aksinya yang tidak terduga. Ia sebagai guru BK hanya bisa memohon ampunan kepada Allah jika sedang berhadapan dengan muridnya itu.

Istri NakalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang