15. Kenapa tidak suka?

60 47 0
                                    

Follow dulu 🗡️

Ada yang mau di sampein ke author?

***

Baru kali ini Isal mempunyai kesempatan untuk melihat Nisa dan memberanikan diri untuk melihatnya.

Terlihat jelas di hadapannya perempuan yang menyebalkan dan tidak bisa diam, kini terbaring tanpa daya.

Ia melihat mesin EKG yang terus berbunyi, terlihat gambar garis seperti sandi rumput yang terus berjalan.

Pandangannya beralih melihat tangan Nisa yang di jepit seperti jepitan kala sedang menjemur pakaian.

Sekarang, sudah dua minggu Nisa terus terbaring tanpa membuka matanya. Dan selama dua minggu itu Nisa belum melewati masa kritisnya yang membuat dirinya semakin khawatir kala Nisa tidak ada perubahan selama itu.

"Nisa, kamu gak cape tiduran mulu?"

"Kamu juga gak mau ngerjain saya lagi?"

"Bangun Nisa, jangan buat saya khawatir terus dengan kondisi kamu yang gak ada perubahannya sama sekali, jangan buat saya menyesal terus-terusan seperti ini"

"Kalau kamu cape bilang, jangan diam terus. Kamu mau apa? Kalau kamu suruh saya buat beli wadah lagi juga saya gak papa, asal kamu bangun"

Isal terus bermonolog seorang diri, sedangkan Nisa masih setia terbaring di depannya.

Helaan nafas terdengar dari bibir Isal.

"Kamu beneran gak mau buka mata? Yaudah kalau gitu saya mau cari makan dulu. Assalamualaikum"

Isal melangkah keluar dan sudah mendapati Fariz yang berdiri di depannya.

"Astaghfirullah" sebutnya

"Udah? Gue mau ke dalem"

"Iya silahkan"

Fariz melangkah menghampiri Nisa yang masih sama seperti hari-hari sebelumnya.

Ia duduk tepat di samping Nisa yang sudah di sediakan kursi.

Dengan sendu ia menggenggam tangan Nisa lembut, dan tangan satunya lagi mengelus rambut Nisa.

"Ish, rambut lo lengket" Fariz melepaskan tangannya. meskipun cowok, tapi Fariz orangnya bersih dan enggan pada hal yang kotor.

"Dek, lo kok jorok banget sih? Orang mah bangun, mandi. Gak lengket apa tu badan?"

"Eh iya gue lupa, lo kan orangnya jorok. Strit sama BH aja ilang mulu. Kalo di makan gue gak heran, lah ini gak tau pada kemana!"

Masih hening tidak ada jawaban, Fariz pun menghela nafasnya berat dan melanjutkan kembali ucapannya.

"Lo gak kangen apa sama ketek gue? Kemarin gue di kasih deodoran sama opa dan itu wangi banget. Beneran lo gak mau nyium ketek gue?"

"Gue tau kenapa lo suka nyium ketek gue karna ketek lo bau naga kan? Ngaku lo?"

Fariz bermonolog seorang diri, karna kata orang lain kalau seseorang lagi koma meskipun dia gak buka mata tapi indra pendengarannya terus berfungsi.

Eh tapi......

"Enak aja! Mana ada sejarahnya ketek gue bau naga! Lo nengok orang sakit bukannya do'ain ya minimal khawatir. Lah lo nuduh-nuduh gue pake acara bawa strit sama BH gue lagi!" sarkas Nisa seraya matanya masih terpejam.

Fariz terkejut mendengar Nisa merespon semua ucapannya. Matanya membola dan langsung berdiri berniat untuk memanggil Dokter.

Ia melangkah dengan tergesa.

Istri NakalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang