17. Nyebelin tapi terngiang-ngiang

56 46 1
                                    

Follow dulu🗡️

Klik bintangnya jangan lupa

***

Nisa terus menengadah dengan riang dan antusias, ia terkagum melihat sesuatu di atas sana.

Sebelum menggapainya ia harus mengambil sesuatu dulu untuk menemaninya nanti. Nisa pun berbalik dan melangkah menuju kediaman bu Ustadzah.

Dengan riang Nisa terus berjalan karena ia sudah tidak sabar untuk segera menggapainya.

Pintunya terbuka yang menandakan bahwa bu Ustadzah masih ada di dalam sana dan belum pergi mengajar.

"Assalamualaikum" ucap Nisa seraya mengetok pintunya.

"Waalaikumsallam" terdengar suara menyaut di dalam sana

"Ada apa Nisa? Apa ada perlu?"

"Iya, saya mau pinjem pisau"

"Buat apa? Sebaiknya kamu istirahat untuk merehatkan tubuh kamu. Jangan banyak melakukan aktivitas terlebih dahulu, lebih baik kamu kembali ke kamar dan istirahat karna pak Kiai memberikan izin untuk hari ini sama kamu"

"Baru juga bangun, masa iya tidur lagi?"

"Bukan begitu, maksud saya kamu jangan banyak keluyuran dulu sekarang. Perbanyak istirahat supaya cepet sembuh" jelas wanita paruh baya itu

"Dan untuk pisau akan di gunakan buat apa?"

"Buat bantu saya biar tenang istirahatnya" celetuk Nisa.

Bu Ustadzah menyernyit keheranan.

Apa yang akan di lakukan Nisa dengan pisau sehingga bisa membuat gadis itu tenang?

Ia terkejut dan bingung dengan jawaban ringan perempuan di hadapannya itu, ada rasa takut yang terbesit di benaknya.

Apakah gadis itu benar-benar akan melakukannya?

Tidak! Itu tidak boleh terjadi.

"Astagfirullah. Gak boleh itu dosa Nisa. Sebaiknya kamu perbanyak mengucapkan istighfar saat ini. Udah sekarang kamu kembali ke kamar dan istirahat. Jangan melakukan hal yang akan merugikan kamu"

Melongo. Nisa juga sama bingungnya, sejak kapan pinjam pisau dosa hukumnya? Dan apa tadi? Dirinya harus memperbanyak Istighfar? Kalau seperti ini seharusnya yang memperbanyak mengucap Istighfar itu ialah bu Ustadzah.

Kenapa bu Ustadzah pelit sekali?

Itu bukan barang yang mahal bahkan brand, dan bisa-bisanya ia tidak di pinjamkan.

"Bu sebentar doang elah" kesal Nisa, tidak tau kah kalau ia sangat membutuhkannya?

"Tidak Nisa! Sudah, kamu kembali lagi ke kamar. Saya juga mau mengajar"

Nisa berdecak, ia harus bisa mendapatkan pisau itu.

Lagian apa sih spesialnya pisau? Sampe ia meminjam saja tidak boleh?

Nisa tidak melangkah melainkan berpikir bagaimana caranya ia bisa meminjam pisau?

Bu Ustadzah yang melihatnya pun bertanya-tanya dan curiga apa gerangan yang sebenarnya gadis itu pikirkan.

Otak Nisa yang seadanya itu di dorong untuk berpikir kembali, puing-puing ide sudah bermunculan tapi masih dalam keadaan puzzle yang berserakan.

Ia harus bisa menyatukan puzzle itu, dan otak cantiknya itu pun sudah berhasil!

Ia tersenyum menyeringai

"Bu saya mau ke toilet"

Bu Ustadzah mengangkat kedua alisnya curiga dan menatap lekat wajah Nisa yang seakan sedang merencanakan sesuatu.

Istri NakalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang