24. Merajuk

54 45 2
                                    

Follow dulu 🗡️

Jangan lupa klik bintangnya

***

Nisa pasti bisa, ia harus bisa membuktikan pada kedua orangtuanya kalau ia bisa.

Setelah membasahi bibirnya, Nisa kembali menghembuskan nafasnya pertanda ia benar-benar sudah siap.

"Audzubillah Himinas Syaiton Nirojim"

"Bismillahirrahmannirrahiim"

"ar-raḥmān"

"'allamal-qur'ān"

"khalaqal-insān"

"'allamahul-bayan"

"asy-syamsu wal-qamaru biḥusbān"

"wan-najmu wasy-syajaru yasjudān"

Nisa melantunkan dengan begitu merdu, sehingga membuat semua orang tersenyum kala mendengar suaranya, bahkan kedua orangtuanya terus memandangi Nisa dengan lekat.

Beliau bangga. Kini putrinya membuat semua orang terkagum hanya dengan hal sederhana seperti ini. Huruf demi huruf Nisa lantunkan dengan jelas di tambah perpaduan suaranya yang membuat bacaan Al-Quran semakin indah untuk di dengar.

Tentu, Kia, Dini, dan Sari pun tersenyum lega saat Nisa melantunkannya melebihi apa yang mereka ekspetasikan. Mereka bahagia dan tidak menyesal untuk terus memberikan support pada Nisa kala gadis itu sudah putus asa, dan sekarang apa yang mereka lihat sudah memberikan lebih dari apa yang mereka inginkan.

Bu Ustadzah dan beberapa guru lainnya pun ikut bangga "Subhanallah"

Berbeda dengan pak Kiai yang sedari tadi menggoda putranya, Faishal.

"Gimana suara calon istri?" Isal yang melihat abinya pun tersenyum "Masya Allah, indah sekali"

"Makin yakin buat nikahinnya?"

"Dengan izin Allah Isal yakin"

"Kira-kira mau punya berapa anak nanti?"

Isal mengerutkan keningnya bingung, kenapa abinya ini semakin aneh? "Kenapa udah sampai sana pertanyaannya?"

Pak Kiai terkekeh dan kembali melihat Nisa, calon menantunya yang sedang melantunkan ayat suci Al-Quran dengan indah, sehingga membuat ia semakin bangga dengan gadis itu.

Kenapa dirinya memberikan hukuman seperti itu pada Nisa? Karna ia tau betul jika gadis itu mempunyai bakat yang bahkan tidak di ketahui oleh Nisa sekalipun.

Isal pun kembali melihat Nisa, jantungnya semakin berdegup tidak karuan, ia kagum melihat orang yang melantunkan Al-Quran seindah itu apalagi jika orang itu adalah Nisa, seorang gadis yang sudah memblokir semua wanita untuk masuk ke dalam hatinya.

Isal menunduk melihat Nisa yang melantunkannya dengan penuh penghayatan semakin membuat Isal tersenyuh dan ikut bersedih kala mengetahui artinya. Di dalam surat itu Allah memberi tahu pada kita bahwa hal apalagi yang membuat kita tidak mensyukuri atas nikmat yang sudah Allah kasih pada kita, makhluknya?

Mengetahui setiap arti dalam ayatnya di tambah dengan suara Nisa yang melantukannya membuat Isal berkaca-kaca meratapi semua hidupnya yang kurang bersyukur terhadap nikmat Allah yang maha bijaksana.

Ia pun kembali mendongak kala Nisa hampir selesai melantunkan surah ar-rahman dengan sangat indah.

"fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān"

"muttaki'īna 'alā rafrafin khuḍriw wa 'abqariyyin ḥisān"

"fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān"

Istri NakalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang