18. Sayyidina Hasan dan Husein

49 47 1
                                    

Follow dulu🗡️

Klik bintangnya takut lupa

***

Sekarang hari sudah mulai siang dan mentaripun bertengger cantik dengan indah cahayanya di bagian ufuk timur.

Tak terasa beberapa bulan pun terlewati, dan sebentar lagi Nisa akan menggapai kelulusannya.

Selama setengah tahun di sini, Nisa sedikit mengalami perubahan, salah satunya sudah terbiasa bangun subuh dan melaksanakan sholat tahajud yang dulu tidak pernah Nisa tunaikan. Dan untuk memakai kerudung gadis itu masih belum nyaman dan kadang langsung melepaskannya di saat waktu luang.

Kini seluruh santriwati tengah melakukan kegiatan rutinnya yakni berolahraga, tapi untuk sekarang mereka memilih senam karna tepat hari ini akan ada kegiatan tausyah yang berlangsung nanti malam, jadi banyak keperluan yang harus di siapkan oleh bu Ustadzah, para guru, tentunya juga dengan santriwati terpilih yang akan membantu bu Ustadzah menyiapkan semuanya.

Senam pun di pimpin oleh bu Maria, kini kehebohan terjadi karna bu Maria terjun dari atas mimbar.

Semuanya terkejut dengan musibah itu, mereka semua dengan sigap langsung menolong bu Maria yang kini tengah mencoba untuk berdiri.

Semuanya berkerumun untuk membantu beliau ada juga yang cuma ingin melihatnya.

"Ya Allah bu, ibu gak kenapa-napa kan?" ujar Gita salah satu santriwati yang cerdas di sini.

"Tidak apa-apa, tadi ibu terledor sampe terpeleset dan berakibat jatuh seperti ini"

"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Sebaiknya ibu istirahat saja, untuk senam biar saya yang mengkondisikannya bu" tawar Gita dengan lembut.

Nisa, gadis yang tengah terduduk seorang diri dengan kedua kakinya yang berselonjor di tengah lapangan dan menatap semua kerumunan itu pun kini bangkit dan menghampiri bu Maria.

"Udah gue aja yang pimpin senam, kalian semua baris lagi kayak tadi. Dan untuk ibu mending istirahat aja. Jangan banyak gerak, lagian tadi ibu heboh banget senamnya" oceh Nisa yang membuat semua orang melongo termasuk bu Maria.

"Iya saya tidak hati-hati, dan untuk pemimpin senamnya tidak apa-apa Gita saja" ujar bu Maria dengan lembut.

"Saya itu orangnya baik hati dan tidak sombong, jadi saya menawarkan diri untuk menggantikan ibu. Dan tidak ada maksud lain yang terselip dalam benak saya"

Kini semua orang ngeri, apa yang akan di lakukan gadis itu jika ia yang memimpinnya?

Ya. Semua orang sudah mengenal Nisa, bagaimana tidak? Bukan sekali saja pesantren di buat heboh karna tingkah ajaib itu, bahkan sudah beberapa kali.

Makanya mereka sedikit curiga dengan kebaikan Nisa kali ini, mereka hanya seorang murid dan bu Ustadzah saja yang mempunyai pesantren di kerjai oleh Nisa, terus bagaimana dengan mereka?

Bu Maria tersenyum "Yasudah saya percaya, saya titip semua santriwati sama kamu dan ingat jangan aneh-aneh ya?" pesan bu Maria sebelum melangkah yang di bantu oleh Gita.

Nisa tersenyum "Iya bu, udah jangan mikirin kita. Kitanya aja gak mikirin kok" ujar Nisa sedikit keras

Dan tatapan Nisa pun beralih melihat semua santriwati "Kalian kembali lagi ke tempat, gue mau ganti lagunya"

Dengan ragu mereka menuruti perintah Nisa, karna mau bagaimana lagi? Sekarang tanggungjawab bu Maria sudah di alihkan pada Nisa jadi mereka harus menurutinya bukan?

Nisa tengah sibuk memilih lagu apa yang pas buat senam.

Ia melihat satu lagu dan sebelum memilihnya, Nisa melihat semua orang terlebih dahulu ternyata mereka sudah rapi di tempatnya masing-masing.

Istri NakalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang