Everything is Right

1K 129 97
                                    

Warning: as always mismated bahasa baku & non baku, agak ambigu, sedikit belagu, bikin jomlo menghalu dan yang ldr-an merindu karena ini bab (slightly) uwu.

_____ atau cringe sih.

Nilailah aku sesuka hatimu pokoknya su (baca: Sayang-sayangkU)


***












Setelah masuk kelas pukul 6:15 dan keluar pukul 10 pagi, Ten langsung pulang ke rumah untuk mendinginkan kepala pasca dihajar habis-habisan oleh pertanyaan-pertanyaan kuis Syntax. Thanks God matkul jahanam itu tidak ditaruh di siang bolong seperti jadwal kelas sebelah. Jadi otak masih segar menghadapinya.

Oh iya, Taeyong nggak bisa jemput gara-gara ada matkul pindahan katanya. Karena jadwal Taeyong semester ini nggak pernah bentrok dengan jadwal Ten (kecuali ada jadwal pindahan macam sekarang), jadi lelaki itu rajin sekali antar jemput, macam sopir pribadinya Ten Lee. Diam-diam sengaja biar orang-orang tau kalau Ten sudah taken, punya Taeyong, nggak boleh ada yang deketin. Begitu.

Ten juga cuma bisa ketawa setengah malu setengah getir kalau Taeyong udah mulai melototin temen cowoknya yang mau nyapa, atau mau nanya sesuatu setiap dia pulang ngampus.

Taeyong posesifnya gemesin sih, jadi Ten seneng-seneng aja.

Btw, kadang niatan seringkali tidak berbanding lurus dengan apa yang justru dilakukan kan?

Hal itu pula yang akhirnya terjadi pada Ten kali ini.

Sesampainya di kamar, awalnya rencana Ten mau langsung tidur aja. Mumpung nggak ada jadwal lagi. Jadi, ia langsung rebahan setelah ganti baju pake oblong sama celana pendek. Tapi nyatanya Ten malah berakhir main ponsel, gulir media sosial ini itu, baca thread ini itu, nonton video ini itu.

Pokoknya nggak kerasa sejam lebih dia cuma ngutak ngatik jari di atas layar ponsel.

"Ten!"

Ten mengalihkan pandangannya, mendapati kak Taeil melongok dari balik pintu kamarnya.

"Ini ada cookies dari Taeyong, gosend yang ngirim" Taeil nampak mengangkat tangannya, memperlihatkan sebungkus plastik transparan berisi paper bag cantik dengan logo usaha kukis punya Taeyong.

Ten tersenyum, "taro di tempat biasa aja kak" jawabnya kembali fokus ke ponsel.

"Kayaknya yang ini khusus buat kamu deh, soalnya dia ngasih 2 bungkus. Yang satu lagi udah kakak taro, ini satu ada bacaannya buat Ten Lee" Taeil masuk, meletakkannya di atas meja.

"Hm hm, makasih ya Kak Ilie" ucap Ten tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel, membuat Taeil geleng-geleng kepala liat kelakuan (calon) adik iparnya.

"KAK ILIE, PINTUNYA TUTUP LAGI!"

Lalu terdengar tawa jahat Taeil membahana di penjuru rumah.


***



Ten misuh-misuh marah sendiri saat ponsel yang ia pegang jatuh tepat di wajahnya yang paripurna. Nggak enak banget emang lagi asyik-asyik gulir layar tiba-tiba hape kepleset, kena muka pula.

Kejadian ini membuat pesan wa dari Taeyong yang hampir ia lupakan itu terbuka. Yasudah, mendingan bales dulu. Kangen juga Ten sama doi ternyata.

 Kangen juga Ten sama doi ternyata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[end] CRAYON (TAETEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang