Temporary LDR

900 124 76
                                    

Baku untuk narasi scene awal, non baku sisanya.

***










Terminal 3 Soetta.

Taeyong menghela nafasnya pelan. Sedangkan Ten disampingnya hanya menengglengkan kepala lucu sebelum melepaskan seatbelt nya.

"Kenapa yang?" Tanya Ten meraih tangan Taeyong di kemudi, menggenggamnya erat.

"Masih nggak percaya kamu mau pergi" ujar lelaki itu menolak menatap Ten. Sedikit tak rela.

Ten mencebikkan bibir sambil mengusap tangan Taeyong sayang.

"Cuma 2 bulan yang, dan Thailand nggak jauh-jauh amat kok. Kan masih bisa vc"

"2 bulan itu nggak 'cuma', Sayang. Apalagi aku belum pernah LDR an sebelumnya ..." ucap Taeyong masih menatap bus kampus di depannya,

Ten menghela nafasnya lelah,

"Jadi maunya kamu gimana? mau break dulu? atau udahan? aku juga kan pergi bukan buat main. Aku KKN sekaligus PPL, Taeyong. Buat nilai, buat kuliah, buat masa depan aku. Aku sih nggak apa-apa ldr an sebentar, orang aku cintanya sama kamu tok. Tapi kalo kamu nggak bisa yaudah, aku nggak bakal maksain" suara Ten memelan saat melihat Taeyong masih tampak merengut bahkan setelah Ten memilih untuk mengizinkan lelaki itu mengantarkannya dibandingkan bonding dengan naik bus bersama teman-temannya.

Taeyong langsung memandang Ten cepat. Di sentilnya pelan bibir Ten yang masih mengerucut sedih.

"Sembarangan! awas aja bilang break atau putus lagi, aku perkosa kamu" ancam Taeyong kini memaksakan sebuah senyum di wajahnya, membuat Ten makin memanyunkan bibirnya.

Dari mulai persiapan test untuk KKN international ini, Taeyong memang sudah menunjukkan ketidaksetujuannya pada keputusan Ten. Taeyong inginnya Ten ikut KKN biasa, yang dilaksanakan di sekitaran jabodetabek agar Taeyong bisa tiap minggu--atau kapanpun ia mau- menengok kekasihnya itu.

Tapi ini suruhan ayahnya, dan Ten juga ingin. Apalagi sudah lama sekali rasanya Ten tidak pergi ke luar negeri, terlebih Thailand sebagai akar leluhurnya. Memang ada opsi lain seperti Malaysia dan Singapura, tapi Ten sekalian ingin bertemu saudara-saudara dari pihak ayahnya di sana. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui ceritanya.

"Maafin aku, aku tau aku udah betingkah egois akhir-akhir ini," Taeyong balik menggenggam tangan Ten erat, "2 bulan tanpa ngeliat kamu rasanya bakal nyeremin banget buatku Sayang, but yeah, we can do face timing everyday. Vc tiap hari ya?" ujarnya sambil mengusap pipi halus kekasihnya.

Ten mengangguk lega.

Taeyong kemudian membantu mengeluarkan koper milik Ten, dijajarkannya bersama bawaan mahasiswa Pbi lain. Setelah absen, Taeyong kembali menarik tangan Ten untuk masuk ke dalam mobil.

Ia langsung memeluk Ten, mengusap punggung Ten lembut dan menciumi tengkuknya yang selalu harum.

"Kamu jaga diri baik-baik di sana ya, jangan kebanyakan begadang, americanonya di kurang-kurangin, obat maag nya bawa-bawa terus, banyakin minum air putih, jangan genit sama cowok lain, pulang KKN nggak ada cerita nemu jodoh soalnya aku jodoh kamu udah fix. Kalau ada masalah langsung bilang, jangan dipendem sendiri. I'm only one call away" ucap Taeyong sambil menangkup pipi kanan kiri Ten, menatapnya sayang.

Ten mengangguk, matanya tiba-tiba terlihat sedikit berkaca-kaca meski sambil terkekeh kecil.

"Kamu juga jangan suka skip makan siang, kalau pulang kerja kemaleman nggak usah mandi lagi, kalau mau hiking ijin dulu sama Mami papi, selesaiin proposalnya" balas Ten memberi petuah.

[end] CRAYON (TAETEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang