[warning: bahasa kasar bertebaran]
***
Taeyong dan Ten sudah sampai di angkringan yang dimaksud. Angkringan Bung Kus namanya, spesialis yang pedes-pedes macam omongan tetangga. Terletak di Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan. Coba aja cari di maps atau gofood, atau grab food. Pasti nggak ada, ya soalnya emang fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian atau cerita, itu adalah kebetulan semata tapi sebenernya sengaja sih kan namanya juga fanfiksi.
Tadinya Taeyong mau minjem mobil papi, mumpung kontrakan sama rumahnya nggak jauh gitu. Ya gimana nggak jauh, orang itu kontrakan masih nyatu di belakang rumah doi, yang punyanya juga papinya. Taeyong sok-sokan pengen jadi anak kos, katanya biar hits. Entah apa kaitannya jadi anak kost dengan predikat hits, gak tau derita anak kost masak indomie aja pake rice cooker.
Tapi karena kayaknya ribet banget kalau ke Angkringan harus bawa-bawa mobil, belum lagi jalanan Jakarta yang macetnya subhanalloh naudzubillah banget, jadilah tetep pake si Aprilis. Ituloh, Vespa soak dia. Namanya Aprilis. Taeyong sayang banget sama vespanya ini walau harus berkali-kali beli onderdil karena sering banget rusak, maklum Vespa lama daleman originalnya sudah mulai langka. Pas awal antar jemput Ten aja Taeyong langsung ngenalin Ten sama Vespanya. Ten yang bingung polos cenderung goblok mau-mauan aja megang setangnya macam orang kenalan,
"Halo, aku Ten, nice to meet you Aprilis. Jangan sering mogok ya pas jalan sama aku" gitu kata Ten. Tapi emang dasar peliharaan suka sama aja kayak tuannya, itu Vespa sering banget mogok. Caper gitu bawaannya sama Ten, pengen dipegang-pegang terus kayak dorong-dorong ke bengkel terdekat. Untung saja komunitas Vespa persaudaraannya kenceng, jadinya kalau mogok di jalan suka ada aja pengendara Vespa yang bantuin.
Btw kenapa namanya Aprilis? karena Taeyong waktu itu belinya pas malam Jumat Wage. Trus hubungannya? ya nggak ada, kayak kamu sama bias.
Eh, kok jadi malah bahas Vespa? LOL (toLOL)
Tempat angkringan ini lumayan ramai karena benar-benar bersebelahan dengan jalan besar, banyak kendaraan berlalu-lalang. Ditambah lagi yang sering mampir bukan hanya terbatas pada golongan pekerja rantau asal Jogja yang rindu kampung halaman, tapi juga banyak Mahasiswa-mahasiswi gaul Jaksel yang sering makan di sana. Soalnya tempat makan macam begini pengertian sama mahasiswa banget, tentu saja karena rasa nikmat, harga merakyat, yo sikat!
"Kamu mau makan di luar atau di dalem?" Tanya Taeyong pada Ten yang asik memperhatikan tusukan-tusukan entah makanan apa Ten tidak familiar.
"Enaknya dimana?" Ten balik bertanya, mulai memilih makanan.
"Biasanya di dalem lebih enak sih" jawab Taeyong tersenyum manis. Untung saja Ten hanya mengangguk-angguk faham, tidak terpengaruh fikiran kotor penulis yang mulai bercabang.
"Yaudah, di luar aja biar aman" putus Ten kemudian.
"Aman gimana?" tanya Taeyong bingung. Mereka sedang membicarakan perihal lokasi buat makan kan? bukan yang lain?
"Aprilis kamu biar ada yang jagain. Aku nggak percaya sama tukang parkirnya. Tipe-tipenya sih kayak yang di alfamars, suka ilang-ilangan tapi pas mau pergi tiba-tiba muncul" jawab Ten menyuarakan isi hati konsumen alfamars dan indomars.
"Ah, oke deh" jawab Taeyong singkat, melirik ngeri piring Ten yang isinya mulai menggunung. Apa bakal habis semuanya?
"Kamu suka pedes kan?" tanya Taeyong memastikan, sekali lagi. Ten mengangguk.
"Nasi kucingnya pedes banget disini" terang Taeyong. Tiba-tiba wajah Ten pucat, seperti menahan mual.
"Eh? kamu kenapa?" tanya Taeyong kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
[end] CRAYON (TAETEN)
Fanfic[Bahasa] Keseharian Taeyong dan Ten (serta beberapa member NCT dan idol lain) sebagai Mahasiswa dan penghuni kosan di Indonesia. CRAYON Collecting Random Affectionate from Youth Of Naive _____ ©️ photo by Ekrulila - Pexels. ◼️ Lokal ◼️ Boyslove (nor...