Dua Puluh Tiga

12 4 0
                                    

Pulang sekolah adalah waktu yang sangat dinanti-nantikan oleh semua siswa. Sedetik setelah bel dibunyikan dapat dipastikan semua siswa akan bersorak menyambut waktu berakhirnya jam belajar hari ini. Menyegarkan otak kembali setelah delapan jam menerima asupan materi yang jumlahnya tak terhingga.

Lula juga ingin cepat-cepat sampai di rumah dan merebahkan diri di kamarnya. Merapikan semua alat tulis dan memasukkan ke dalam tas dengan cepat.

"Lula!" Panggil Zanna saat Lula akan beranjak keluar kelas.

Merasa terpanggil, Lula menoleh dan mendapati Zanna di hadapannya. Memasang wajah masam, Lula dengan terpaksa menjawab panggilan dari Zanna.

"Ada apa?" Tanya Lula dengan raut datar.

"Em ... gue sama Afnan mau ajak lo jalan-jalan nanti. Mau 'kan lo?" Zanna berucap dengan nada lembut khasnya.

Mendengar ajakan Zanna membuat Lula senang. Tapi cepat-cepat ia sadar bahwa ia sedang menghindari Afnan dan Zanna.

"Kenapa ngajak gue? Harusnya lo seneng 'kan bisa berduaan

sama Afnan tanpa kehadiran gue diantara kalian?" Lula tersenyum miring melihat Zanna di depannya. Maafin gue Zanna.

"Bu-bukan gitu, La. Gue beneran pengin kita pergi bareng ...,"

"Alah basi! Ga usah sok-sokan ngajakin. Gue sibuk." sorry Zan lanjut Lula dalam hati.

Tanpa menunggu jawaban Zanna, Lula pergi meninggalkan Zanna yang tengah menunduk.

"Lo kenapa berubah si, La?" Tanya Zanna memandang sedih ke arah Lula pergi.

***

Di waktu yang sama pula, Keisha dan Alundra berada di taman belakang sekolah. Mereka ingin membicarakan sesuatu yang mungkin penting bagi Keisha. Entahlah Alundra tidak akan menganggap serius nantinya.

"Mau ngomong apa Kei? Gue ga bisa lama nih," Alundra menempatkan diri duduk di sebelah Keisha sambil memainkan ponsel yang ada di tangannya.

"Gue mau berhenti gangguin Lula, Al," ucap Keisha masih menatap ke depan. Memandang rumput-rumput taman yang

tumbuh sangat subur. Padahal ia tahu bahwa taman belakang sekolahnya jarang dirawat dan malah sudah terabaikan oleh petugas kebersihan sekolah.

"Hah!? Ga salah denger gue?" Alundra tentu saja terkejut dengan ucapan sahabatnya itu. Dia pikir Keisha sangat membenci Lula melebihi dirinya. Tapi faktanya, dia tak sebenci dirinya pada Lula?

Keisha mengangguk, menoleh ke arah Alundra, "gue udah ga dendam lagi sama Lula," jelas Keisha meyakinkan Alundra.

Mendengar keputusan sepihak Keisha, Alundra tertawa sinis. Bagaimana bisa Keisha tiba-tiba berubah haluan?

"Lo kenapa sih? Ada masalah? Ada yang neror lo kaya di cerita-cerita gitu?" Alundra menyerbu Keisha dengan beragam pertanyaan sekaligus. Hal yang wajar tentunya sebagai seorang sahabat yang sudah lama terjalin.

"Gue baik-baik aja, Al. Gue sadar diri selama ini kita terlalu terobsesi dengan uang, dengan kemewahan. Gue mau berhenti dari itu semua dan fokus belajar buat kelas dua belas nanti. Buat persiapan kuliah juga. Dendam kita, benci kita ga akan menghasilkan apa pun ke depannya."

"Alasan lo ga logis. Inget Kei, Lula udah jahatin kita! Dia jahat Kei!" Alundra masih tetap pada pendirian. Menolak keras

semua ucapan Keisha.

"Oh, gue tau. Lo lagi ngeprank gue 'kan? Ayo ngaku. Oke gue sedikit percaya sama omongan lo tadi."

Keisha menggeleng pelan, "gue serius Al! Pliss kita berhenti ya," pinta Keisha mengambil kedua tangan Alundra, meyakinkan bahwa sudah saatnya mereka berhenti.

Heart's Eclipse [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang