Empat

30 19 1
                                    

"Bisa cepet gak jalannya!"

Lula memasang wajah kesalnya, di sampingnya berdiri dua perempuan yang iba terhadap seorang pemuda berpakaian lusuh yang baru beberapa jam lalu diangkat menjadi sopir pribadinya, tentu bukan kemauan Lula tetapi atas bujukan Papa dan Mama akhirnya Lula menyetujuinya.

'cantik- cantik galak banget, masa cowoknya dimarahin di tempat umum, mana bajunya lusuh banget lagi.'

'iya, gak punya hati.'

'orang kaya bebas, mau gimanapun, semua cowok juga mau kali punya cewek tajir tapi ya itu harga dirinya harus turun.'

Telinga Lula panas seketika, wajahnya merah padam menandakan bahwa ia benar-benar marah saat ini.

"Ya udah La, kita beli kosmetik yang gue omongin waktu di sekolahan tadi aja yuk, omongan orang gak usah didengerin." Alundra berusaha membujuk Lula agar mau membeli kosmetik incarannya.

"Sama lo beliin baju sopir aja buat Afnan La, biar dia dianggap sopir bukan pacar lo lagi." Keisha memberi saran yang membuat wajah Lula semakin merah padam, apa-apaan ini apakah ia cocok mempunyai pacar seorang sopir?

"Gini aja biar waktunya gak kelamaan gimana kita bagi tugas?, Gue sama Keshia beli kosmetik buat kita. Afnan sama Lula beli baju sopir buat Afnan, gimana?" Alundra mengintruksi yang disetujui oleh Keisha, tetapi tidak oleh Lula dan Afnan yang melototkan matanya.

"Gak! Gak bisa gitu ya! Afnan jalannya aja kaya siput gitu, yang ada kelamaan gue bareng dia terus."

Lula menolak dengan keras, berbeda dengan Keisha dan Alundra tersenyum smirk yang berhasil mengalihkan topik pembicaraan.

"Gak papa La, daripada kita pulangnya kemaleman. Besok juga masih sekolah, inget lho ada tugas matematika,"

Lula pasrah, ia menyetujuinya dengan menganggukkan kepalanya lalu memutar arah kearah pakaian, belum ada lima langkah—

"La, Katanya mau beliin kosmetik uangnya mana coba?"

Alundra menghentikan langkah Lula, Keisha mengangguk tanda membenarkan ucapan Alundra barusan. Tanda paham, Lula merogoh tas kecil yang ia bawa lalu menyerahkan kartu black card kepada Keshia dan disambut senyuman manis oleh Alundra.

***

Sudah 15 menit seorang gadis cantik itu kesal karena menunggu seorang cowok yang masih berada di dalam ruang ganti. Enatah apa yang dilakukan cowok itu, yang pasti Lula kesal karena ia tidak suka menunggu.

Klek

"Lo lama banget ! padahal cuma ganti ba—ju"

Mulutnya seakan terhenti untuk sekejap saat melihat seorang cowok yang ditunggunya keluar, Tampan.

"Nggak cocok ya, Non?"

Afnan laki laki itu masih ragu untuk menampilkan diri di depan anak majikannya itu. Ia khawatir tidak cocok dengan penampilannya, maka dari itu ia sedari tadi ragu untuk keluar.

Lula terhenyak mendengar pengakuan Afnan, apa yang dikatakan itu tidak sesuai dengan fakta. Namun, Lula menepis pikirannya, Afnan tetap Afnan, sopirnya.

"udah gitu aja. baju yang tadi buang aja, lusuh kaya gitu masih mau dibawa."

Lula berkata dengan enteng, ia berlalu menuju kasir untuk membayar baju Afnan dan meninggalkan Afnan yang masih kurang pede dengan tampilan barunya.

"Oh iya, berhubung lo gue beliin baju baru, gaji lo dipotong untuk bulan ini."

Lula berjalan dengan angkuh sembari memasukkan Golden Card yang digunakan untuk membayarnya tadi. Afnan menghela nafas berat, ia sudah menduga dari awal dan apa yang ia fikirkan terjadi.

Heart's Eclipse [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang