#8

594 92 2
                                    


Mengapa?

>> - - - - - - - - - - «» - - - - - - - - - - <<

Aula dihias dengan sangat meriah. Pohon-pohon cemara menjulang tinggi dengan hiasan-hiasan yang indah. Cahaya lilin yang ada di atas mereka membuat suasana lebih memukau. Apalagi makanan yang sangat banyak memenuhi meja dengan rapi, seakan meminta Talisa untuk memakannya. Dan hal itu berhasil membuat Talisa melupakan ucapan Ron terhadapnya.

Talisa mengambil sedikit demi sedikit dari masing masing makanannya. Ia ingin merasakan semuanya tanpa terkecuali. Dan setelah menemukan yang paling cocok untuknya, ia baru akan mengambil lebih banyak.

Setelah acara makan malam yang sangat menyenangkan, kebanyakan dari orang orang pergi keluar aula. Menuju asrama mereka yang tak kalah menyenangkan atau bermain di halaman, sedangkan Talisa masih ingin berdiam diri di sana. Melihat orang orang keluar. Dan melihat Harry yang tengah berbisik pada Ron lalu pergi kearahnya, sendiri.

"Jadi, kenapa kau masih disini?" Talisa bertanya pada Harry yang mengambil duduk di posisinya.

"Aku rasa kau butuh teman." jawab Harry sembari menggaruk tengkuknya. Talisa hanya tersenyum tipis.

"Mungkin kau benar." Mendengar itu, Harry memunculkan tawa senang dan percaya dirinya. "Jadi bagaimana natalmu?”

"Ini natal terbaik, aku bahkan mendapat ini dari ibu Ron." Harry menunjukkan sweater yang ia kenakan.

"Aku bisa merasakan ketulusannya untukmu." Ucap Talisa tulus.

"Jadi bagaimana dengan natalmu?" Ganti Harry yabg bertanya pada Talisa.

"Aku setuju denganmu, ini yang terbaik. Kau tahu, dengan semua makanan ini." Talisa menunjuk sisa piring yang hampir bersih di hadapannya.

"Lalu apa yang kau dapatkan?" Harry tampak antusias sekali menanyakannya.

"Aku mendapatkan satu, kalung ini. Dhapne yang memberikannya padaku." terang Talisa.

"Ah, aku memiliki sesuatu untukmu. Memang seadanya, tetapi ku harap kau suka." Harry mengeluarkan satu kotak kecil berwarna merah dari sakunya dan memberikannya pada Talisa.

"Terimakasih." Talisa tak bisa mengungkapkan kebahagiaannya dengan baik. Ia bingung harus berekspresi seperti apa. Dan ia pun merasa bersalaj tak bisa melakukan hal yang sama.

"Aku sangat ingin memberikan sesuatu untuk mu juga, tapi aku bahkan tak punya uang sepeserpun. Maafkan aku." Talisa menunduk dengan rasa bersalah. Ia selalu memegang teguh keyakinan bahwa perlakukan orang seperti yang kau terima dan perlakukan orang lain seperti kau ingin diperlakukan. Tapi akan sulit baginya untuk memberi sesuatu yang berhubungan dengan uang. Megan tak memberikan apapun padanya.

"Jangan kau pikirkan, aku sangat senang hanya dengan kau mau menerimanya." Harry mencoba menenangkan.

"Ah, aku akan memberimu sesuatu yang bisa ku berikan. Tunggu sebentar." Talisa mengeluarkan tongkatnya. "Aku membaca tentang ini satu minggu lalu, tapi aku bahkan belum pernah mempraktekkannya." Lanjutnya.

Harry menonton dengan seksama apa yang akan Talisa lakukan.

"Avis!" Setelah talisa mengucapkan mantra itu, kawanan birung secara tiba tiba keluar dari tongkat Talisa. Dengan susah payah, Talisa mencoba untuk mengendalikannya dan berhasil. Burung burung itu mendekat dan bermain disekitar Harry. Terkadang mematuknya lembut yang malah membuat Harry merasa geli akan hal itu.

>> - - - - - - - - - - «» - - - - - - - - - - <<

"Clarke! Jadi kenapa kau tak ikut bersenang senang." Si kembar Weasley berjalan ke arah Talisa, meninggalkan Ron dan Harry yang masih bermain perang salju di halaman.

Fatum - Harry Potter FanfictTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang