ASRAMA
>> - - - - - - - - - - «» - - - - - - - - - - <<
Semua siswa baru telah turun dari kereta, beberapa saat setelah kereta berhenti. Talisa telah berganti baju dengan jubah yang Megan siapkan. Yang anehnya pas untuknya. Hermione berjalan mengikutinya dengan jubah yang sama. Ia tampak seperti menggumamkan sesuatu, Talisa tak tau apa."Apa yang kau hafalkan?" Tanya Talisa. Hermione menghentikan kegiatan bergumamnya dan memandang Talisa.
"Materi, bukankah kita akan melakukan ujian untuk memilih asrama nantinya?" Hermione dengan bangga menjelaskan.
Talisa tersenyum mengetahui usaha Hermione. "Yang aku tau tak ada tes semacam itu."
"Bagaimana kau tau?" Tanya Hermione.
"Membaca." Balas Talisa pendek. Hermione mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Sepertinya aku akan meminjam buku itu untuk bacaan ringan." Hermione menyusun rencana dalam pikirannya. Memasukkan buku yang Talisa baca ke dalam daftar buku yang akan dibacanya.
Tak lama kemudian, tampak sosok yang tinggi dan besar dengan membawa lentera. Mengarahkan para siswa tingkat satu menyebrangi danau untuk sampai ke bangunan utama sekolah. Pemandangan yang disuguhkan disana berhasil menarik perhatian Talisa. Ini pertema kalinya ia keluar jauh dari manor ia tinggal. Dan Talisa memang suka malam.
Mereka memasuki kastil dan berhenti tepat di depan sebuah pintu besar. Disana telah ada seorang wanita tua dengan jubahnya dan topi runcingnya, ia tampak telah menunggu. Dari bagaimana ia terlihat, Talisa yakin ia pernah membacanya tentang wanita itu. Minerva McGonagall, salah satu profesor di Hogwarts. Sekaligus penanggung jawab asrama Gryffindor.
"Siswa tahun pertama, Profesor." Jelas manusia besar yang mengantar kami.
"Terimakasih, Hagrid." Balas Prof. McGonagall. Hagrid mengangguk pelan dan beranjak pergi. Dan tak lama kemudian wanita tua itu bersuara.
"Selamat datang di Hogwarts." Sapa Prof. McGonagall. "Setelah ini kalian akan melewati pintu ini dan bergabung dengan siswa yang lain. Tapi kalian akan diseleksi berdasarkan asrama sebelum diperbolehkan duduk." Siswa siswa saling bertukar pandang. Mereka tampak gugup, dan Hermione di sebelah Talisa juga salah satunya.
"Asramanya adalah Gryffindor, Hufflepuff, Ravenclaw, dan Slyterin. Selama kalian disini, asramamu adalah keluargamu." Wanita tua itu menjelaskan hal-hal lain seperti poin asrama, peraturan, hingga piala asrama.
"Trevor." Tiba tiba Nevile berteriak memotong ucapan wanita tua itu dan berlari ke depan. Ternyata katak yang ia cari ada di sana. Sontak Talisa dan yang lain tertawa kecil. "Maaf." Dan Nevile kembali ke tempatnya. ltu membuat suasana tegang sedikit mencair.
"Upacara seleksi akan segera dimulai." Prof. McGonagall lalu beranjak meninggalkan siswa tahun pertama untuk mempersiapkan seleksi.
Tepat setelah itu, siswa laki laki bersurai pirang membuka suara.
"Jadi benar apa yang orang katakan di kereta, Harry Potter telah datang ke Hogwart." Semua anak berbisik. Sedangkan Talisa terkejut. Apakah anak laki-laki itu menyebut nama Potter? Bukankah itu nama dari keluarga yang membuangnya?
Talisa berusaha meninggikan pandangannya dengan cara berjinjit. Mencari kemana arah anak laki-laki pirang itu memandang sembari memperkenalkan diri. Dari tempat Talisa berada, yang ia dapati hanya bagian belakang dari anak laki-laki bersurai hitam.
"Apa yang kau lakukan, Talisa? Kau bisa terjatuh." Ucap Hermione melihat Talisa berjinjit. Mereka memang berada di posisi paling belakang, sehingga tak ada yang bisa menghambat Talisa bila ia terjatuh ke bawah tangga. Tetapi mengetahui anak dengan marga keluarganya lebih penting saat ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fatum - Harry Potter Fanfict
FanfictionBagaimana jika saudara kembar Harry Potter yang dianggap telah mati bersama insiden itu masih hidup? Talisa Lily Potter yang hidup dalam kegelapan. Hingga ia bahkan tak bisa mengharapkan cahaya. Yang membuatnya hidup dalam bayangan. Apa yang akan te...