RENCANA
>> - - - - - - - - - - «» - - - - - - - - - - <<
Talisa saat ini berada di perpustakaan. Sudah beberapa hari setelah ia datang ke sekolah ini. Dan dalam jangka waktu itu, ia berusaha mencari informasi tentang misi yang Megan berikan padanya. Lebih tepatnya bagaimana cara untuk menghindari tanpa Megan mengetahuinya. Talisa masih ingin hidup dan menjalankan tujuan terbesarnya yang selama ini selalu ia pupuk. Menghancurkan orang yang telah membuatnya harus mengalami semua ini, siapapun itu.Tumpukan buku yang menutupi sebagaian tubuhnya terlihat terlalu rumit untuk anak berusia 11 tahun. Walaupun Talisa tak terlalu tahu kapan tanggal dia lahir.
Diperpustakaan, cukup banyak buku yang membahas tentang keluarga Potter. Tentang bagaimana James Potter, Lily Potter dan anak perempuan yang merupakan kembaran Harry dan belum diketahui namanya harus meninggal. Meninggal kan Harry yang berhasil bertahan hidup dari serangan You Know Who.
Di salah satu buku diungkapkan bahwa kegagalan membunuh Harry lah yang membuat You Know Who menghilang. Dan itulah yang membuat Harry Potter sangat terkenal sebagai anak laki laki yang bertahan hidup.
"Kau masih disini, Talisa?" Sapa Hermione yang entah sedari kapan duduk du hadapannya. "Keluarga Potter? Kau masih membaca tentang hal itu?"
"Ya." Jawab Talisa singkat. Hermione menaruh tumpukan buku yang juga terlihat rumit untuk anak seusianya.
"Kau tahu, aku bisa mengenalkanmu padanya. Kami seasrama." Ucap Hermione yang berhasil membuat pandangan Talisa berganti padanya.
"Benarkah?"
"Tentu, akan coba ku tanyakan padanya. Bahwa salah satu fans beratnya ingin bertemu denganya." Hermione mencoba menggoda Talisa, tapi tak muncul reaksi yang berarti pada anak perempuan dihadapannya.
"Kalau begitu, aku tunggu kabar baik darimu." Talisa mulai menutup bukunya, ia hendak keluar dari perpustakaan.
"Kau telah usai?" Ucap Hermione heran. Talisa mengangguk dan melempar senyum tipis sebagai perpisahan dan berjalan keluar. Kembali ke asramanya.
>> - - - - - - - - - - «» - - - - - - - - - - <<
"Talisa, ayo segera berangkat." Daphne dengan sedikit kesal menunggu Talisa yang masih berusaha memilah buku apa yang akan ia bawa. Saat ini adalah jadwal dari kelas ramuan.
"Baiklah." Ucap Talisa seraya mengambil tiga dari lima buku yang ia pertimbangkan untuk dibawa pada pertemuan pertama. Karena kedua buku lainnya sudah ia baca sebelumnya. Mereka berdua berlari kecil menuju ruang kelas ramuan.
Daphne dan Talisa berhasil sampai sebelum Profesor Snape datang, itu membuat mereka bisa bernafas lega. Dan mereka mengambil posisi duduk paling belakang, itulah yang tersisa.
Daphne menjadi sasaran pertemanan Talisa saat pertamakali memasuki keluarga Slytherin. Ia merasa Daphne lah yang paling manusiawi dibandingkan dengan siswa lain yang arogan dan kadang terlalu bodoh. Pemikiran inilah yang membuatnya yakin bahwa topi seleksi tak salah, ia memang Slytherin.
Malam setelah makan malam pertama mereka disana, ia segera berkenalan dengan anggota Slytherin sebanyak yang ia bisa. Mencoba mengenal bagaimana kepribadian mereka dan memilahnya menjadi beberapa kelompok. Orang yang harus dihindari, orang yang netral dan orang yang harus ia dekati sebagai teman. Talisa membutuhkannya untuk segera memahami misi yang diberikan. Dan sasaran pertemanannya yang kedua adalah, tentu saja Draco Malfoy. Ia merupakan sumber informasi yang lumayan.
Profesor Snape memasuki ruangan. Sosoknya terlihat tegas dan misterius. Memulai perkenalan dan beberapa penjelasan. Dan perlu digarisbawahi bahwa ia sangat suka mendesak Harry. Membuat Talisa bertanya tanya akan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatum - Harry Potter Fanfict
FanfictionBagaimana jika saudara kembar Harry Potter yang dianggap telah mati bersama insiden itu masih hidup? Talisa Lily Potter yang hidup dalam kegelapan. Hingga ia bahkan tak bisa mengharapkan cahaya. Yang membuatnya hidup dalam bayangan. Apa yang akan te...