Poin
>> - - - - - - - - - - «» - - - - - - - - - - <<
Puluhan pasang penutup telinga telah tersedia di atas meja, tepat di depan para siswa."Kita akan mengganti pot Mandrake hari ini." Ucap profesor Sprout. Talisa merasakan tatapan tajam dari belakangnya. Ia sangat yakin bahwa tatapan itu pasti berasal dari teman seasramanya. Talisa menghela napas. "Nah, adakah yang bisa menjelaskan kegunaan Mandrake?" Lanjut Profesor Sprout.
Tak ada yang heran melihat Hermione mengangkat tangannya yang paling awal dengan tinggi. Dilanjutkan Talisa dengan sedikit malas mengangkat tangannya hingga setinggi kepala.
"Ah, mari kita berikan kesempatan untuk Miss Clarke." Ucap Profesor Sprout. Hermione menunjukkan wajah kecewanya. Tetapi itu dengan cepat membaik. Seperti sedang berkata 'sesekali tak apa' pada dirinya sendiri.
"Mandrake adalah tanaman obat yang berguna untuk mengembalikan orang yang sudah di transfigurasi atau dikutuk kembali ke wujud semula." Jawab Talisa seadanya.
"Benar sekali. Sepuluh angka untuk Slytherin." Kata profesor Sprout. "Mandrake memang tanaman yang paling penting bagi banyak obat penangkal racun. Meskipun demikian, Mandrake juga berbahaya."
Talisa sekali lagi merasakan tatapan tajam dari arah belakang. Apa sekali tidak cukup? Dan dari mana mereka tahu bahwa akan ada pertanyaan padahal belum diucapkan profesor Sprout? Talisa menggerutu dalam hati.
"Siapa yang tahu kenapa?" Lanjut profesor Sprout. Talisa menghela sekali lagi. Dan untuk kedua kalinya, ia mengangkat tangannya pada urutan ke dua.
"Miss. Clarke?"
"Mandrake bisa mengeluarkan jeritan yang memiliki akibat fatal pada siapapun yang mendengarnya." Jelas Talisa seadanya.
"Persis, sepuluh angka lagi untuk Slytherin." Seringai puas muncul dari anak Slytherin, bahkan pada Dhapne. Sedangkan kekecewaan muncul dari Hermione. Sepertinya rasa kecewa kali ini tak hilang semudah sebelumnya.
Tetapi Talisa tak menghiraukannya. Ia hanya berharap ini cukup untuk hari ini.
"Nah, Mandrake yang kita miliki sekarang masih muda sekali" Professor Sprout menunjuk ke arah nampan. Beberapa orang yang melihat isi nampan yang berupa tanaman berjambul hijau keunguan masih bingung dengan kata jeritan yang Talisa katakan. Tanaman kecil itu tampak jauh dari istilah jeritan.
"Masing masing ambil sepasang tutup telinga." Kata Profesor Sprout. "Pastikan kalian menutup telinga sepenuhnya. Kalau sudah aman untuk membuka tutup telinganya, akan kuberi tanda dengan mengangkat ibu jari. Siap, pasang tutup telinga." Lanjutnya.
Talisa memasang tutup telinga yang ia pegang. Dan seketika hening, tak ada suara apa pun yang bisa ia dengar.
Profesor Sprout menggulung lengan jubahnya, memegang erat salah satu tanaman. Akar yang muncul berbentuk seperti bayi yang lebih jelek dari apa yang Talisa pernah lihat di buku. Itu kotor dan berlumpur. Meronta ronta dan berteriak. Tentu saja hanya kelihatannya karena Talisa tak mendengar apapun.
Profesor Sprout mengambil pot yang lebih besar dari bawah meja dan meletakkan Mandrake di dalamnya. Menimbunnya dengan kompos hitam sampai akar berbentuk bayi hidup itu tak kelihatan. Ia menyeka tangannya, membuka penutup telinga dan memberi isyarat untuk membuka tutup telinga pada yang lain.
"Mandrake ini masih semaian, jadi teriakannya tak sampai membunuh." Kata Profesor Sprout kalem. "Tapi, tetap saja itu bisa membuat kalian pingsan selama beberapa jam. Aku yakin kalian tidak mau ketinggalan hari pertama sekolah. Jadi pastikan kalian memasang penutup telinga dengan benar."
![](https://img.wattpad.com/cover/250335447-288-k234454.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatum - Harry Potter Fanfict
FanfictionBagaimana jika saudara kembar Harry Potter yang dianggap telah mati bersama insiden itu masih hidup? Talisa Lily Potter yang hidup dalam kegelapan. Hingga ia bahkan tak bisa mengharapkan cahaya. Yang membuatnya hidup dalam bayangan. Apa yang akan te...