"Bagai serpihan
cermin retak,dimana aku berkaca,
disitu aku kehilangan,bayangan dirimu,
yang telah jadi bagian
dari jiwaku."***
Jam 13.00
RS Sahabat Keluarga.Ibe menatap perempuan cantik dengan blazer merah muda. Tampak blus berwarna putih tulang dengan rok lipit cokelat gelap selutut. Ia hampir menyangsikan penglihatannya. Kirana. Perempuan itu tampak kacau dan seperti bukan dirinya.
Dulu semasa Hayyan menjalin kasih dengan Kirana, Ibe sempat mengagumi wanita itu. Ada sosok kelembutan yang terwakili dengan hadirnya Kirana.
"Key?"
Ibe bahkan tidak canggung memanggil perempuan itu dengan nama kesayangan yang dulu sering Hayyan sering sematkan.
Perempuan itu menoleh ke arahnya. Kirana berdiri. Tampak sedikit limbung dan tidak bersemangat.
"Be, apa benar Hayyan sudah menikah? Barusan aku tanya ke resepsionis. Abang kamu cuti menikah."
Ibe tidak tega menjawab, tapi akhirnya mengangguk. Bagaimana pun Kirana harus tahu kebenarannya agar tidak terus mengganggu Hayyan.
"Ya Tuhan. Hayyan tega sekali. Ia benar-benar sudah mencampakkan aku, Be."
Kirana menangis sampai banyak belasan pasang mata menoleh ke arah mereka berdua.
"Kamu butuh tempat yang tenang, Key. Kita bicara di kafe di sebelah rumah sakit ya."
Kirana pasrah ketika Ibe mengajaknya pergi. Hatinya benar-benar hancur karena berharap hari ini dia bisa bertemu Hayyan.
Dia ingin memberitahu Hayyan kalau sebentar lagi pernikahannya berakhir di pengadilan agama. Riyad telah mengabulkan permintaan Kirana untuk berpisah.
Di saat Kirana bahagia karena sebentar lagi dia akan kembali bebas, justru perasaannya hancur ketika tahu kenyataan bahwa Hayyan telah menikah lima hari lalu.
Ibe membukakan pintu mobil untuk Kirana. Dia masih menghormati perempuan yang sedang patah hati. Dalam hitungan 10 menit, mereka tiba di Kafe Oryza.
"Key, kita sudah sampai."
Pikiran Kirana tidak berada di tempatnya. Dia melamun.
"Eh. Maaf."
Ibe membuka seatbelt dan pintu mobil di sampingnya. Ia berjalan memutar, membantu membukakan pintu untuk Kirana.
"Trims Be. Maaf aku hanya... Sedang bingung."
"Its oke. Ayo kita masuk. Aku kelaparan habis selesai operasi 2 pasien berturut-turut."
Kirana hanya memesan lemon tea. Sementara Ibe memesan makanan kesukaannya. Sop iga dan mashed potato.
"Jadi, apa yang ingin kamu ceritakan Key?" Ibe dengan santai mencoba menghibur Kirana. Saat ini dia memposisikan sebagai teman.
"Apakah Hayyan benar-benar mencintai gadis itu? Maksud aku... "
Ibe tersenyum getir. Disini bukan hanya Kirana pihak yang patah hati. Bahkan Ibe juga.
"Yes. Mereka sedang dimabuk cinta sepertinya. Pernikahan mereka rencana masih akan digelar dua bulan lagi. Entah kenapa Abang memajukan tanggal akad nikah. Bulan depan mereka baru akan mengadakan resepsi."
Kirana terduduk lemas.
"Apa mungkin gadis itu, hamil duluan? Ah tidak, Hayyan sejak dulu bukan tipikal yang seperti itu. Ia selalu menjunjung tinggi sex after marriage. Pasti dia gadis yang menarik. Sampai membuat Hayyan jatuh cinta." Kirana mulai menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE MANNER
RomanceTreat someone like you want to be treated. Love someone like you want to be loved. Do not harm someone like you do not want to be harmed. Perlakukan seseorang seperti kamu ingin diperlakukan, Cintai seseorang seperti kamu ingin dicintai, Jangan...