EMPAT PULUH TUJUH

12.9K 1.2K 121
                                    

"Pada setiap
awal perjalanan,
selalu ada kisah,
di dalamnya.

tentang aku
dan kamu,
menjadi bait
cerita yang indah."

***

RS Avicenna.

Sudah hampir genap satu bulan sejak Kirana kecelakaan dan dia masih dirawat di paviliun Raudah. Kirana mengalami perdarahan di dalam kepala akibat cedera kepala dan patah tulang paha kanan.

Beberapa operasi yang harus dia jalani, membuatnya menjalani masa rawat selama dua minggu di ruang ICU. Kondisi Kirana semakin membaik dan sudah lepas mesin ventilator. Setelah dievaluasi selama satu pekan, akhirnya dia kembali ke ruang perawatan biasa.

Riyad menjenguk Kirana. Ia menemani Kirana ke taman bunga di belakang paviliun Raudah. Banyak pohon-pohon besar yang teduh, menghalangi terik matahari yang mulai merambat naik. Angin sejuk bertiup semilir.

Kirana duduk di kursi roda sambil membaca buku. Mungkin bukan bacaan populer bagi banyak orang. Ustadzah Leily, dari tim bina rohani Islam RS yang memberikan untuknya.

Buku Tazkiyatun Nafs. Penulisnya adalah dr Aida, seorang dokter yang bangkit setelah Allah menakdirkannya menjadi seorang survivor Covid19. Bagaimana dalam proses pemulihan sakitnya, dokter Aida semakin mendekatkan diri pada Allah.

"Seharusnya kamu tidak usah berada di sini lagi, menemani aku. Kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi."

"Aku ingin melihat kamu cepat pulih dan kembali sehat seperti dulu."

Rasanya Kirana ingin menangis saat mendengar ucapan Riyad. Lelaki ini
selalu menerima semua keputusan Kirana. Bahkan ketika dia bersikeras ingin berpisah.

Kirana memandang cahaya matahari yang tiba-tiba bersembunyi di balik awan. Cuaca menjadi teduh. Sedikit mendung, tapi dia melihat binar bahagia di wajah Riyad.

"Kamu kelihatan senang hari ini." Kirana menutup buku di pangkuannya.

"Aku bertemu perempuan yang membuat hatiku bahagia."

Benar dugaan Kirana. Sejak mereka menikah, dia belum pernah melihat wajah Riyad yang bersinar seperti hari ini.

"Aku berharap kamu juga akan menemukan lelaki lain yang bisa membuatmu bahagia."

"Siapa perempuan yang beruntung itu? Sampai membuat kamu jatuh cinta." Kirana memaksakan diri tersenyum.

Riyad terperangah. Sejelas itukah ia terlihat jatuh cinta pada Arin.

"Dulunya dia anak asuhku. Kami baru bertemu lagi, setelah kita berpisah."

"Apa mungkin dia Keyzia? Kamu jatuh cinta sama istrinya Hayyan?" Selidik Kirana.

"Aku akan selalu mencintai Zia. Maaf aku belum cerita sama kamu. Zia adalah adik yang selama ini aku cari. Tapi perempuan yang kumaksud bukan Keyzia. Namanya Arin. Arina Sofiana."

Kirana terkejut mendengar Riyad mengatakan kalau Zia adalah adiknya.

"Apakah Zia benar-benar adik kamu?"

Riyad mengangguk.

"Hayyan yang menemani Zia saat kami bertemu di RS untuk tes DNA. Mama mengandung Zia saat sidang perceraian dengan Papa. Mama sengaja menyembunyikan kehamilannya."

"Jadi, gadis yang kamu sukai ternyata Arin. Dia gadis yang baik. Aku mengenalnya meski hanya sebentar. Waktu dia pertama kali diterima di RS Sahabat Keluarga."

Kirana membayangkan wajah Zia dan Arin. Dua perempuan yang beruntung menempati hati Riyad.

Riyad menunduk. "Iya, Arin memang gadis yang baik. Terlalu baik untuk aku. Mungkin cintaku kali ini bertepuk sebelah tangan. Tapi aku bahagia telah belajar mencintai dengan cara yang benar."

LOVE MANNER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang