"Benar kata pepatah,
jangan berikan hatimu
seluruhnya pada seseorang.Kelak jika kau kehilangan,
separuh hatimu juga pergi,
bersama dia yang tak kan kembali."***
Hanifa
Kapan tepatnya pertama kali aku jatuh cinta? Kedua jemari tanganku bertaut. Tepat di bawah dagu. Wajahku muncul dari balik jendela kamar. Memandang ke arah titik hujan yang datang bersama desiran angin.
Membawa hawa dingin dan membuatku berulang kali gemetar. Berusaha mencari kehangatan dengan menyatukan kedua telapak tanganku berulang kali.
Aku memejamkan mata. Berusaha menghilangkan bayangan pria itu dalam benakku. Tapi semakin aku berupaya keras, wajahnya kembali muncul. Lagi dan lagi.
Berdamai dengan masa lalu. Setidaknya aku sudah berusaha. Meski berulang kali gagal. Seharusnya aku bisa melalui semuanya. Namun kisah yang kukira telah usai, kini mulai terurai seperti gulungan benang wol yang jatuh ke lantai. Semua tercerai berai, sulit mengembalikannya lagi seperti semula.
Semalam aku melihat tayangan televisi. Niatku hanya menemani Mama sambil mengupas buah apel. Tapi tiba-tiba saja wajah itu muncul di layar kaca. Andra Putrapratama, seorang pengusaha muda yang sukses dengan bisnis otomotifnya di Eropa, telah kembali ke Indonesia. Lelaki dermawan yang menghibahkan ratusan unit sepeda motor untuk para pedagang keliling, menjadi trending topic malam ini.
Video testimoni para pedagang yang semula berjualan dengan sepeda, kini terbantu dengan kendaraan bermotor. Mereka tidak lagi kepayahan mengayuh pedal sepeda.
Kak Andra? Kenapa lelaki itu harus datang ketika aku sudah berhasil melupakannya. Aku menggigit bibir kuat-kuat. Menahan perih yang kini menyelinap di hatiku. Tentang memori masa laluku. Kini seolah memanggil kembali untuk menghempasku berulang kali.
"Kan sudah Kakak bilang. Jadi perempuan itu harus punya harga diri. Bukannya ngejar-ngejar cowok nggak jelas, sampai akhirnya dicampakkan kayak begini. Kamu sendiri akhirnya yang susah.
Lagian SMA itu bukan waktunya buat pacaran. Tapi buat menimba ilmu dan mencari teman sebanyak-banyaknya. Sekalinya kamu pacaran, kamu tuh kayak katak dalam tempurung, tahu nggak?
Yang kamu tahu soal cowok itu cuma Andra."
Kak Nita -kakak sepupuku- teman seangkatan Kak Andra, bukannya menghiburku. Tapi justru menyudutkanku habis-habisan.
Bermula dari Masa Orientasi Siswa baru di SMA, aku mulai mengenal sosok lelaki itu. Bisa dibilang dulu aku terlalu naif. Ketika Kak Andra mendekatiku sebagai salah seorang senior yang cukup populer, hatiku seketika itu langsung berbunga.
Aku sama sekali tidak merasa bahwa sosok lelaki baik ini hanya memanfaatkan diriku. Dengan senang hati aku melakukan apa yang ia minta.
"Han, tolong fotokopiin bahan buat ulangan Kakak ya."
"Kayaknya enak deh kalau kamu beliin kopi latte tanpa gula di Kafe dekat sekolah."
"Bantu ketikin tugas fisikanya Pak Anto ya Han. Kakak sibuk ada tanding basket Sabtu besok."
Semua yang aku lakukan, selalu dibalas dengan hal yang manis oleh Kak Andra. Tiba-tiba saja dia bisa datang ke rumah hanya untuk mampir membawakan martabak telur. Atau membelikan nasi goreng di depan komplek.
Hanya dengan dibelikan makanan seperti itu saja, sudah membuat wajahku merona dan menaruh harapan tinggi pada Kak Andra.
Aku yakin dia juga menyukaiku. Sama seperti perasaanku. Sampai-sampai Mama berpikir kami berdua sudah berpacaran. Bahkan teman sekelasku juga mengira demikian.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE MANNER
RomanceTreat someone like you want to be treated. Love someone like you want to be loved. Do not harm someone like you do not want to be harmed. Perlakukan seseorang seperti kamu ingin diperlakukan, Cintai seseorang seperti kamu ingin dicintai, Jangan...