Epilog 2

440 57 9
                                    

Selamat membaca



10 tahun kemudian...

Tak..

Tak..

Tak..

Suara derap langkah dari sepatu vantofel itu menggema dilorong. Pria itu adalah Arthur Nicholas yang sekarang sudah berumur 30 tahun. Iya, 10 tahun berlalu dengan sangat cepat. Arthur kini sudah berubah menjadi pria yang sangat matang.

Namun kali ini wajahnya menunjukkan ekspresi jengah dan datar. Dia sedang ada disekolah anak pertamanya. 5 menit yang lalu saat ia tengah memimpin sebuah rapat, ia mendapat telpon dari sekolah anaknya. Dimana anaknya terlibat dalam sebuah perkelahian.

Arthur tidak pernah membayangkan. Bagaimana bisa anaknya yang masih berusia 7 tahun itu terlibat perkelahian. Belajar dari mana anaknya itu?
Jika sampai oleh azarel, arthur akan menendang azarel ke laut setelah ini.
Dia sampai didepan ruang guru, saat ia membuka pintu itu. Ia sudah disambut oleh beberapa guru. Semua menatap kagum kepada arthur. Wajahnya menunjukkan ketegasan, auranya yang sangat mendominasi di ruangan, oh jangan lupakan wajah tampannya yang semakin rupawan.

Definisi dari hot daddy idaman buibu.

Di ruangan itu juga ada orangtua dari murid yang terlibat perseteruan dengan anaknya. Oh mereka menatap tajam kepada arthur.

"Terimakasih sudah datang kesini Tuan Nicholas." Ucap wali kelas anaknya. Arthur hanya membahas dengan anggukan. Semua seolah bisa melihat bahwa wajah arthur menunjukkan amarah yang tenang. Entah amarah kepada anaknya atau amarah kepada para guru.

"Anak tuan terlibat perkelahian dengan anak dari kelas 4. Kami selalu membedakan tempat pergaulan mereka, kami bertanya bagaimana bisa anak tuan yang baru kelas 1 ada di lantai anak-anak kelas 4. Kronologinya kami mendapat laporan dari anak kelas 6 jika anak anda tengah memukul anak dari tuan haryono sampai giginya patah..." Mendengar penjelasan dari guru, arthur dalam hati sangat terkejut. Bagaimana bisa anaknya menjadi begitu anarkis?jika ini ajaran azarel, tolong ingatkan arthur untuk menampar azarel nanti.

"Anda harus bertanggung jawab tuan nicholas.."todong dari orangtua murid itu. Arthur hanya melirik sekilas.

"Tenang saja, aku akan menanggung biaya luka itu. Aku akan meminta maaf atas nama putraku, namun..."jeda arthur.

"Namun apa?"tanya wali kelas.

"Aku ingin mendengar penjelasan dari putraku langsung. Mengapa?" Pandangan Arthur langsung tertuju kepada putranya. Keadaan anaknya juga tidak dalam baik-baik saja, pipinya merah lebam dan tangannya ada beberapa luka cakaran. Ah... arthur sudah pusing memikirkan bagaimana reaksi chaline mengetahui keadaan anak mereka ini.

Anak lelaki itu mengangkat kepalanya. Wajahnya sangat didominasi oleh gen Arthur. Sorot pandangan matanya sangat menusuk lurus. Anak itu sempat menatap takut pada arthur. Dimatanya, papanya itu adalah orang menakutkan kedua setelah mamanya. intinya kedua orangtuanya adalah orang-orang menakutkan.

"Dia memalakku dan memaksaku mengerjakan semua tugas-tugasnya."

Satu pembelaan dari anaknya itu langsung disambut amarah oleh orangtua murid yang bersangkutan. Anaknya ditunjuk dan dibentak.
"Masih kecil sudah pintar berbohong!katakan yang jujur!apa tidak malu papamu sudah datang kesini dan kamu malah mengatakan omong kosong?!" Ucap wanita yang terlihat sangat marah dengan ucapan anak arthur.

"Apa bukti kamu?"tanya arthur langsung. Arthur secara tidak langsung memperlihatkan jika ia tidak percaya pada anaknya sepenuhnya. Namun ini adalah cara didik arthur. Tegas dan sangat menghargai kejujuran. Kalian tau?jika anaknya bersalah, saat dirumah nanti Arthur tak akan segan menghukum anaknya.

Arthur (2)END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang