Pada Kenyataannya

409 68 19
                                    

Selamat membaca








Sekarang sudah pukul 06.30 sore. Semua tamu sudah berkumpul, semua berbahagia kecuali anne,chevon, frans dan Jane karena mereka tidak bisa pergi dari sini.

"Nyonya Herjuno, kemana suami dan para cucumu?"tanya salah satu kolega yang sudah memegang minuman anggurnya. Karena pada puncak acara mereka semua akan bersulang minuman.

"Mereka sudah menyiapkan satu kejutan untuk saya nanti. Kalian tau para pria cuek tidak suka dengan keramain.." alasan yang sangat pintar dan sangat dimasuk akal. Anne sudah mengepalkan tangannya.

Rasa hati Anne ingin menampar Olivia
📈📈📈📈📈









*****

Dengan tangan gemetar, Arthur membuka hasil otopsi yang tertera nama Diana. Air mata menetes membasahi pipi dan bercampur dengan darahnya.

Jordan bilang saat itu, ia tidak menerima surat otopsi apapun atas nama diana. Tapi ini apa?

"Dilambung mama ada tersisa racun. Menurut perhitungan..racun itu sudah masuk ke lambung sekitar 40 menit sebelum kecelakaan. Jadi mama tewas karena racun... kecelakaan itu hanyalah alasan untuk menutupinya..." Saat mengucapkan itu Arthur tidak bisa menahan tangisnya, dadanya sesak, oksigen tidak bisa ia nikmati dengan bebas. Begitu juga dengan jordan yang terkejut.

Lalu dengan sebisanya, Arthur kembali membaca surat wasiat Diana.


Jakarta, 21 Januari 20xx

Dalam hidupku tidak pernah aku berpikir akan menulis surat wasiat secepat ini. Aku menulis surat ini saat aku tau aku tengah sekarat. Aku akan dibunuh hari ini atau mungkin aku akan dibunuh secara perlahan-lahan.

Setiaku kepada Herjuno dibayar dengan pengkhiatan. Mama atau Olivia Demania sangat tidak menyukai diriku dalam keluarga ini terlebih kepada Anne. Andai papa nicho dan mama rose tau, kehancuran dalam hidupku yang mati-matian aku tutupi demi Arthur. Iya..arthur. putraku..nyawaku yang sebenarnya.

Hana dan jordan? sebenarnya aku sudah tau. Saat aku melahirkan Arthur di Singapura, saat itu juga jordan melaksanakan pernikahannya dengan hana. Meski aku sakit hati. Aku ikhlas, ikhlas jika jordan lebih menyanyangi dan mencintai hana, walau aku berharap Arthur suatu saat nanti juga akan merasakan kasih sayang dari jordan secara tulus. Peranku sebagai ibu dan ayah untuk Arthur akan berakhir hari ini juga. Tapi jiwaku...jiwaku akan tetap menunggu dan menanti anakku untuk bersama diakhir nanti.

Tidak masalah jika aku akan mati hari ini. Yang terpenting Arthur-ku dapat hidup dengan kedamaian, walau aku tak yakin. Namun...jika aku harus pergi meninggalkannya. Aku pergi meninggalkannya bersama dengan Tuhan. Tuhan selalu bersama orang baik dan aku berharap Arthur selamanya akan menjadi anak yang baik.

Aku tau sehabis kematianku, olivia akan mengambil semua hartaku atas nama Arthur. Harta dari perusahaan nicholas adalah atas nama Arthur. Olivia ataupun Herjuno tidak berhak menggunakannya. Maka dari itu aku menulis ini agar semua tau, harta nicholas sejatinya milik Arthur.

Aku juga menyerahkan hak asuh kepada Adikku Anrose Joanne atau kepada sahabatku yaitu Dion Arthur.

Yang membunuhku adalah Nyonya besar Olivia Herjuno. Tepat pada hari ini surat ini ditulis. Di jam 09.00 pagi dia memberikanku sebuah teh dengan racun. Dia ingin menutupi kematian ini dengan menyuruh sopir membawaku yang mungkin sudah tak sadarkan diri. Aku dengar...olivia mengucapkan, mobil itu sudah dirusak remnya.

Arthur (2)END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang