Memberi kehidupan

355 57 5
                                    

Selamat membaca









"Kamu dengan siapa kemari?" Tanya arthur melihat cecilia yang ternyata sudah ada sebelum dia dan refal datang..setahu Arthur, cecilia hanya dekat dengan Chaline. Namun chaline masih ada jadwal disekolah..lalu dengan siapa?

Cecilia menunjuk ke depan dengan lirikan matanya. Arthur mengikuti dan langsung mengerti siapa yang dimaksud cecilia.
"Aku tidak pernah menyangka kau punya hubungan dekat dengannya. Baru dua hari aku ke kanada, apa yang aku lewatkan?"tanya arthur lebih seperti sebuah ledekan untuk cecilia.

"Terserah apa katamu. Aku tidak punya hubungan apapun dengannya." Kata cecilia dengan raut gemas ingin menggigit Arthur.

Lalu refal keluar dengan mata menahan air mata. Arthur dan cecilia tau, refal sudah sangat menyayangi chevon dan dihadapkan kenyataan ini hanya membuat refal merasa takut..

Bergantian dengan Arthur yang akan masuk sekarang. Chevon langsung menyambutnya dengan baik. Chevon sudah menganggap Arthur sebagai kakaknya yang paling ia hormati.
"Ga sia sia aku bawa pulang refal. Kamu jadi bisa makan." Kata arthur mengelus tangan chevon, mengusapnya dengan sayang.

Chevon tersenyum seribu kali lebih manis.
"Pemuda baik seperti kakak, heran bagaimana bisa mama membenci." Kata chevon,entah sebuah pujian atau hal lain.

"Dia hanya belum mengerti. Suatu hari pasti tante charlotte nerima aku." Kata arthur dengan pembawaan tenangnya.

"Kak.."panggil chevon dan Arthur menatap ke arahnya.

"Aku ingin ini semua segera berakhir. Aku mau ini semua selesai." Kata chevon dengan nada sendunya. Menahan tangisnya. Entah kenapa, hanya kepada Arthur, chevon berani menumpahkan air mata kelelahannya.

"a-apa yang ingin kamu akhiri?"tanya arthur dengan suara bergetar.

"Rasa sakit ini. Aku mau akhiri."

"Dengan meninggalkan refal?"

"Aku masih kuat bertahan. Aku tidak akan pergi sebelum dia ikhlas."

Jawaban dari chevon membuat arthur kembali teringat dengan mikael yang sama-sama berat pergi karena masih ada yang memberatkan kepergian mereka.




























Chaline untuk kali pertama datang kesini. Menangis menumpahkan keluh kesahnya. Sekuat apapun dirinya, chaline tetap wanita rapuh yang membutuhkan waktu menenangkan diri.

Dia datang ke jembatan batu yang sudah sangat jarang dilalui orang. Dengan sungai mengalir dibawahnya.tempatnya tenang, itu alasan chaline menjadikan ini tempat keluh kesahnya.

"Bukan salahku jika kaily mati. Aku memang membencinya. Tapi aku tidak menginginkannya mati." Ucap chaline kepada dirinya sendiri, lelah terus di datangi dan disalahkan oleh keluarga Kalenata.

Memang, yang menembak mati kaily adalah Jonathan tapi itu salah sasaran. Justru itu terlihat seperti kebodohan kaily yang merelakan nyawanya demi sean yang pada akhirnya mati juga karena keadaannya yang lemah.

Lantas keberpihakan kaily kepada olivia adalah alasan kaily yang sakit hati karena cintanya tak terbalas?

Apa itu kesalahannya?

Lantas sesuatu terjadi. Ada sebuah mobil yang berhenti tepat dibelakangnya.

"Nona moren?.. apa yang kamu lakukan disini?"

Chaline menoleh dan mendapati jordan keluar dari mobilnya. Melihat wajah sembab gadis muda itu, jordan entah kenapa merasa iba. Jordan trauma, melihat wanita menangis adalah ketakutan terbesarnya.

Arthur (2)END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang