Malam dingin

400 71 16
                                    

Selamat membaca



Pada makan malam hari ini, Anne menghela nafas sedih. Ia sangat merindukan Arthur terutama Refal. Sudah hampir dua hari ia makan malam dan sarapan sendirian. Sebenarnya hati anne sangat tidak tenang, biar bagaimanapun tujuan arthur dan yang lain kesana adalah mencari bukti.

Anne memutuskan memakai jaketnya dan berjalan-jalan sebentar keluar apartemen. Pikiran anne mulai bernostalgia akan masa lalu. Dulu anne anak manja yang berandal. Sangat berbanding terbalik dengan sang kakak yang anggun dan cerdas. Dulu....anne dan diana bagaikan putri kerajaan, tinggal di mansion besar dan selalu tercukupi apapun itu.

Anne menoleh saat ia melihat ada toko yang menjual berbagai macam olahan coklat, anne ingat dulu kakaknya selalu memberikannya hadiah coklat.
Sesak mulai menyerang dada anne. Semasa kakaknya hidup, anne tidak pernah menuruti setiap perkataan diana. Dia selalu mengeyel dan membuat diana kesal. Namun diana tidak pernah marah berkepanjangan dan selalu menyayanginya.

Isak tangis mulai keluar dari bibir anne. Kenapa malam sangat terasa dingin. Apa karena ia berjalan sendirian?
Semasa orangtuanya hidup, anne selalu membuat kenakalan yang membuat orangtuanya kewalahan. Bagaimana bisa ada anak gadis yang begitu nakal dikeluarga sehormat Nicholas..

Anne... menyesal. Menyesal tidak bisa menjadi adik dan anak yang membanggakan keluarganya. Anne kesepian. Merindukan keluarganya. Anne bersimpuh dipinggir jalan dengan isak tangisnya. Ia tidak sanggup terbelenggu dalam kenangan masa lalu.

Hingga tanpa sadar, ada seseorang yang memeluk tubuh anne dan menepuk pundaknya lembut.

"Kenapa?kenapa semua meninggalkan aku sendirian....hiks.."

Sementara anne meremat lengan orang yang tengah memeluknya. Dion hanya bisa mengelus dan menenangkan anne. "Mereka tidak pernah meninggalkan kamu anne. Aku masih disini, aku kakakmu juga bukan..?"

Sejujurnya Dion bingung, kenapa tiba-tiba ia bertemu dengan anne yang menangis dipinggir jalan dekat dengan apartemen. Apa yang membuat wanita keras kepala dan galak ini menangis tersedu?jika bukan karena keluarganya.

Anne menenangkan hatinya kemudian menghapus jejak air matanya. "Maaf merepotkan kakak.." ucapnya agak canggung. Dion menggeleng tidak apa-apa. Terkadang anne butuh sebuah sandaran. "Memangnya kemana arthur dan refal?kamu nampak sangat kesepian." Tanya dion yang baru saja pulang bekerja dan berjalan kaki menuju apartemennya.

"Mereka sedang menginap di mansion kakek mereka. Dan ya... aku jadi sendirian." Jawab anne sambil merilekskan pikirannya. Ia terlalu terbawa suasana hatinya yang memang sedang tidak karuan.
"Kalau begitu ayo aku antar pulang.." ajak dion dan anne menganggukinya.

Namun diujung jalan sana. Nyatanya ada Jonathan yang melihat kejadian itu. Melihat anne menangis malah menbuatnya semakin hancur.
"Aku memang pria bodoh, rosie...maafkan aku."

*****

Sementara di mansion James ini. Makan malam terlaksana dengan sunyi. Semua masih tidak menyangka bahwa arthur akan melakukan itu malam ini. Terutama Olivia yang merasa ia sudah terancam. Olivia benar-benar ingin Arthur pergi dari rumahnya ini. Namun siapa yang berani mengusir arthur?

Kasih sayang James kepada Arthur tidaklah main-main. Meskipun arthur mengganti identitasnya, james tetap menyayangi arthur tanpa cela dan tanpa syarat.

Arthur tidak menyentuh makannya sedikitpun. Ia hanya diam tak berkutik. Lalu arthur izin meninggalkan makan malam untuk beristirahat lebih cepat. Refal tidak tau apa yang membuat sepupunya menjadi tidak bersemangat seperti ini. Namun mikael tau, mika sangat tahu bahwa sekarang arthur sedang merasa kalut dan sedih.

Arthur (2)END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang