Rasa tidak nyaman

348 69 5
                                    

Selamat membaca






Setelah mendengar penjelasan dokter mengenai kondisi ashira. Arthur dan refal tidak bisa berbuat banyak selain membiayai perawatan terbaik untuk ashira. Dan karena ini ashira akan berhenti untuk bekerja di mansion.

Arthur dan refal tengah berjalan di lorong dengan wajah kelelahan. Belum apa-apa mereka sudah harus kehilangan ashira sementara, ashira begitu berguna untuk mencari informasi namun sepertinya nenek olivia lebih cepat dan tau para pelayan yang berkhianat dengannya.
Mereka kembali ke mansion dengan raut muka lelah.

Persiapan pesta tetap berjalan dengan semestinya namun tidak dengan suasana mansion. Tegang, rasa tidak nyaman yang menganggu pernafasan arthur untuk bebas bernafas.
Saat masuk ke mansion mereka sudah ditatap bengis oleh gerald. "Mencoba menjadi pahlawan menyelamatkan seorang pelayan hah?kau hanya menganggu!" Geram pria itu itu.

Ya Arthur sudah duga ia akan diserang hujatan. Memangnya apa yang Arthur harapkan setelah menyelamatkan ashira?tidak ada. Sementara refal hanya bersabar mendengar pria tua ini mengoceh. Mereka berjalan biasa tidak memperdulikan gerald yang marah-marah tidak jelas. Berjalan ke kamar ternyata sudah ada azarel yang rebahan di sofa saja tanpa berniat bertanya keadaan ashira. Karena jelas ashira pasti sedang parah keadaannya.

"Dimana mika?"tanya arthur kepada azarel.

"Ke taman belakang. Sejak tadi dia selalu disana. Dia bilang dia tidak mau diganggu." Jawab azarel sama seperti mereka, wajahnya lesu.

"Apa yang terjadi saat kami pergi?"tanya arthur lagi dengan khawatir, pasti ada sesuatu yang terjadi. Azarel terdiam sebentar. Lalu menjawab.
"Hari ini, mas mika tidak sengaja menjadi orang lain. Mas mika berlaku tidak sopan pada kakek dean."

Refal dan Arthur sekarang terdiam. Mungkin mika merasakan hal lain. Seumur hidup baru kali itu mika membentak seseorang dengan amarah. Terlebih kepada orang yang lebih tua seperti kakek dean.

"Lo istirahat aja. Kita semua lagi capek." Kata arthur kepada refal. Refal pun masuk ke kamar mandi membersihkan bajunya yang tadi sedikit kena cipratan darah ashira. Arthur bersandar sebentar pada kepala kasurnya. Merogoh saku dan mengambil hpnya, mengetik mencari sebuah nama di kontak.

"Halo..ada apa ar?"

Arthur rasanya ingin menangis entah karena apa. Apa karena rasa bersalahnya terhadap ashira yang hampir kehilangan nyawa?

"Nenek olivia besok akan mengadakan pesta ulangtahun. Aku harap kamu bisa datang." Jelas arthur.

"Tentu aku akan datang. Besok aku akan datang...."

"Hari ini saja." Potong arthur.

"Hah?datang hari ini?"

"Iya hari ini. Aku butuh kamu sekarang."

"Heh gw belum persiap.."

"Gausah bawa hadiah. Bawa dan pakai baju sopan aja."

Cecilia merasa aneh dengan nada suara Arthur yang terdengar lemah. Ada apa dengan sahabatnya ini?

"Ok, aku datang sejam lagi. Bye ar.."

Arthur menutup sambungannya. Arthur bangun lagi dan keluar kamarnya. Ia akan ke teras menunggu kedatangan cecilia. Tidak terlalu lama akhirnya cecilia datang dengan taxy.

"Ar, kamu kenapa?"tanya cecilia dengan suara yang lebih lembut dari biasanya. Disepanjang perjalanan menuju kamar tamu arthur ingin menumpahkan sedikit perasaannya.
Karena cecilia adalah salah satu orang yang tumbuh bersamanya sejak kecil. Meski menyebalkan, cecilia akan sangat membantu jika dia punya perasaan keluh kesah.

Arthur (2)END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang